Halaman

Selasa, 14 Oktober 2014

BERHENTI BERHITUNG



“Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah,” (Efesus 2:8)

Carut marut kondisi lalu lintas di kota besar membawa berkat tersendiri bagi pengatur lalu lintas dadakan yang lebih populer dengan sebutan “polisi cepek”. Tak dapat dipungkiri, ketika jalanan macet, kehadiran mereka sangat membantu. Hanya sayang, ketika jalanan lancar, mereka tetap hadir demi mengais rupiah. Tidak jarang mereka malah menjadi dalang kemacetan. Nah, saya tidak pernah memberi uang pada polisi cepek saat jalanan lancar. Karena mereka tidak melakukan apa pun untuk kendaraan kami, mengapa saya harus memberi mereka uang?
Menanggapi hal tersebut, istri saya berkata, “Kamu belum mengerti makna kasih karunia.” Ketika itu saya tertegun. Betapa saya sudah menjadi orang yang penuh perhitungan. Memang kita tidak harus memberi uang pada polisi cepek tadi, tetapi saya mendapat pelajaran berharga yaitu belajar prinsip memberi; bukan berdasarkan apa yang sudah orang lain lakukan bagi saya.
Kita terbiasa hidup dalam suatu pola di mana kita harus melakukan sesuatu terlebih dahulu sebelum kita pantas menerima upah. Syukurlah, sebagai orang percaya, kita diselamatkan bukan atas hasil usaha kita. Kita tak melakukan apa-apa; semua pemberian Allah semata. Bukan karena keselamatan tak berharga. Justru sebaliknya. Keselamatan itu teramat berharga. Segala sesuatu yang kita lakukan tak akan membuat kita pantas menerimanya. Allah tak menuntut kita melakukan sesuatu terlebih dahulu, agar kita pantas diselamatkan. Itulah makna kasih karunia. Semoga kasih karunia yang sudah kita terima mengajar kita untuk tidak terlalu berhitung ketika memberi kepada sesama.
“Jika Allah menghitung-hitung kebaikan dan keburukan kita, bagaimana mungkin kita dapat diselamatkan?”
Amin.
Tuhan Yesus Memberkati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar