“Tetapi
justru karena itu aku dikasihani, agar dalam diriku ini, sebagai orang yang
paling berdosa, Yesus Kristus menunjukkan seluruh kesabaran-Nya. Dengan
demikian aku menjadi contoh bagi mereka yang kemudian percaya kepada-Nya dan mendapat
hidup yang kekal.”
(1 Timotius 1:16)
Pernahkah
Anda membuat pengakuan bahwa Anda orang paling jahat, berdosa, dan segala yang
buruk yang melekat dalam diri Anda, serta menceritakan bahwa Anda punya masa
lalu yang sangat kelam? Tentu tidak mudah menyampaikan pengakuan sedemikian
terbuka.
Paulus
menyatakan dirinya sebagai penghujat, penganiaya, dan ganas kepada pengikut
Kristus “aku yang tadinya seorang penghujat dan seorang penganiaya dan seorang
ganas, tetapi aku telah dikasihani-Nya, karena semuanya itu telah kulakukan
tanpa pengetahuan yaitu di luar iman.” (1 Timotius 1:13). Ia menyebut dirinya
orang yang paling berdosa “Tetapi justru karena itu aku dikasihani, agar dalam
diriku ini, sebagai orang yang paling berdosa,…(1 Timotius 1:16). Sampai suatu
ketika, dalam perjalanan ke Damsyik untuk memburu dan menganiaya para pengikut
Kristus, Tuhan menjumpainya “Dalam perjalanannya ke Damsyik, ketika ia sudah
dekat kota itu, tiba-tiba cahaya memancar dari langit mengelilingi dia. Ia
rebah ke tanah dan kedengaranlah olehnya suatu suara yang berkata kepadanya:
"Saulus, Saulus, mengapakah engkau menganiaya Aku?" Jawab Saulus:
"Siapakah Engkau, Tuhan?" Kata-Nya: "Akulah Yesus yang kauaniaya
itu. Tetapi bangunlah dan pergilah ke dalam kota, di sana akan dikatakan
kepadamu, apa yang harus kauperbuat." Maka termangu-mangulah
teman-temannya seperjalanan, karena mereka memang mendengar suara itu, tetapi
tidak melihat seorang jugapun. Saulus bangun dan berdiri, lalu membuka matanya,
tetapi ia tidak dapat melihat apa-apa;” (Kisah Para Rasul 9:3-8). Ia dibuat
buta oleh cahaya kemulian Tuhan, dan akhirnya pulih setelah didoakan Ananias.
Peristiwa itu menjadi titik balik dalam hidupnya. Seorang penganiaya yang penuh
amarah terhadap jemaat berubah menjadi pemberita Injil yang sangat militan dan
tidak setengah-tengah. Ini merupakan bentuk kasih Tuhan kepada Paulus, Allah
menunjukkan seluruh kesabaran-Nya kepada Paulus. Bahkan, Tuhan melihatnya setia
dan mempercayakan pelayanan besar dan mulia kepadanya “Aku bersyukur kepada
Dia, yang menguatkan aku, yaitu Kristus Yesus, Tuhan kita, karena Ia menganggap
aku setia dan mempercayakan pelayanan ini kepadaku—“ (1 Timotius 1:12).
Kita
pun orang berdosa. Namun demikian, Allah punya caranya yang unik bagi setiap
pribadi untuk memperoses dan mengubah hidup kita. Ucapkanlah syukur untuk
kesabaran Allah atas hidup kita dan mempercayakan pelayanan dan pekerjaan yang
kita jalani saat ini. Berdoalah juga supaya pengalaman Anda bersama Tuhan ini
menjadikan Anda teladan yang menolong orang lain mengalami penyertaan Tuhan
yang mengubahkan hidup mereka.
“Tuhan
menerima kita apa adanya. Tetapi Dia tidak membiarkan kita seadanya.”
Amin.
Tuhan
Yesus Memberkati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar