“Yang
ditaburkan di tanah yang baik ialah orang yang mendengar firman itu dan
mengerti, dan karena itu ia berbuah, ada yang seratus kali lipat, ada yang enam
puluh kali lipat, ada yang tiga puluh kali lipat." (Matius 13:23).
Sebagai
utusan Tuhan tugas kita adalah memberitakan kabar baik dari sorga! Dapatkah
jika kita sendiri tidak mengalami pertumbuhan rohani dengan baik? Adapun benih
pertumbuhan rohani bagi orang percaya adalah firman Tuhan. Oleh karena itu kita
harus menjadikan firman Tuhan sebagai makanan rohani kita setiap hari, sebab
“Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari
mulut Allah." (Matius 4:4). Tanpa benih firman yang tertanam tidak akan
pernah pertumbuhan iman dan buah yang dihasilkan (pelipatgandaan) dalam
kehidupan kita, sebab “…iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh
firman Kristus.” (Roma 10:17). Jadi utusan Tuhan harus taat membaca, meneliti,
merenungkan firman Tuhan.
Pemazmur
mengatakan bahwa orang “…yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang
merenungkan Taurat itu siang dan malam. Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi
aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu
daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil.” (Mazmur 1:2-3). Semakin kita menyukai
firman Tuhan dan merenungkannya siang dan malam, kita akan semakin berakar di
dalam firman-Nya; dan ketika kita berakar kuat di dalam firman-Nya seluruh
aspek hidup kita akan semakin diarahkan, diatur dan dibentuk oleh firman.
Inilah yang disebut tinggal di dalam firman Tuhan, di mana kita memiliki
kepekaan rohani dan sedang berada dalam proses untuk menjadi serupa segambar
dengan Kristus, “Barangsiapa mengatakan, bahwa ia ada di dalam Dia, ia wajib
hidup sama seperti Kristus telah hidup.” (1 Yohanes 2:6).
Tinggal
di dalam firman Tuhan berkenaan dengan ketaatan seseorang terhadap perintah
Tuhan. Firman-Nya berkata “…hendaklah kamu menjadi kudus di dalam seluruh
hidupmu sama seperti Dia yang kudus, yang telah memanggil kamu, sebab ada
tertulis: Kuduslah kamu, sebab Aku kudus.” (1 Petrus 1:15-16). Jadi hidup dalam
kebenaran dan kekudusan adalah syarat mutlak bagi seorang utusan Tuhan.
“Betapa
kucintai Taurat-Mu! Aku merenungkannya sepanjang hari.” (Mazmur 119:97).
Untuk
itu mari kita simak firman-Nya “Berbahagialah orang-orang yang memegang
peringatan-peringatan-Nya, yang mencari Dia dengan segenap hati,” (Mazmur
119:2).
Hidup
benar dan kudus di tengah-tengah dunia yang jahat ini, bagi orang-orang di luar
Tuhan, adalah perkara yang sangat mustahil. Bagaimana dengan orang percaya?
Kita
pun tidak akan pernah bisa bila kita bersandar pada pengertian sendiri dan
mengandalkan kekuatan sendiri. Namun kita tahu bahwa hidup benar dan kudus
adalah kehendak Tuhan bagi orang percaya! Asal kita mau tunduk kepada pimpinan
dan kehendak Tuhan sepenuhnya hal itu bukanlah perkara yang mustahil, karena di
dalam kita ada kuasa yang bekerja dengan tak terbatas yaitu Roh Kudus, “…Roh
Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran;” (Yohanes 16:13).
Jadi tidak alas an bagi orang percaya untuk tidak hidup dalam kebenaran dan
kekudusan.
Tuhan
mempunyai banyak cara untuk menyatakan kehendak-Nya dan salah satunya adalah
melalui firman yang tertulis di dalam Alkitab ini. Bagian kita adalah membuka
hati dan menerima firman Tuhan dengan lemah lembut seperti tanah yang gembur,
supaya benih firman yang ditabur tertanam di hati lalu tumbuh dan menghasilkan
buah seperti yang dikehendaki oleh Tuhan. Kunci untuk hidup benar dan kudus
adalah tinggal di dalam firman-Nya, karena kuasa firmanlah yang dapat mengubah
dan memperbaharui hidup kita dari hari ke sehari, “Sebab firman Allah hidup dan
kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua manapun; ia menusuk amat
dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup
membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita.” (Ibrani 4:12.) “…Segala tulisan
yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan
kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam
kebenaran.” (2 Timotius 3:16). Itulah sebabnya kita harus mau dan siap untuk
diajar, ditegur, diperbaiki, bahkan ditelanjangi oleh firman Tuhan, “…ranting
yang berbuah, dibersihkan-Nya, supaya ia lebih banyak berbuah.” (Yohanes 15:2).
Utusan
Tuhan harus siap menerima “makanan keras” ini supaya pancainderanya kian
terlatih “Tetapi makanan keras adalah untuk orang-orang dewasa, yang karena
mempunyai pancaindera yang terlatih untuk membedakan yang baik dari pada yang
jahat.” (Ibrani 5:14), bukti bahwa kita sudah dewasa rohani.
“Tanpa
tinggal di dalam firman-Nya kita tidak akan mampu menjadi pelaku firman."
Amin.
Tuhan
Yesus Memberkati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar