“Aku
tidak menyebut kamu lagi hamba, sebab hamba tidak tahu, apa yang diperbuat oleh
tuannya, tetapi Aku menyebut kamu sahabat, karena Aku telah memberitahukan
kepada kamu segala sesuatu yang telah Kudengar dari Bapa-Ku.” (Yohanes 15:15)
Suatu
anugerah luar biasa yang diperoleh setiap orang percaya karena Yesus tidak lagi
menyebut kita sebagai hamba, tapi “….menyebut kamu sahabat,” (ayat nats).
Sahabat bukanlah sekedar hubungan biasa, melainkan terjalin hubungan sangat
intim (karib) serta dilandasi oleh sebuah kepercayaan. Untuk menjadi orang yang
bisa dipercaya oleh orang lain bukanlah hal yang mudah, terlebih-lebih yang
memberi kepercayaan itu adalah Tuhan.
Bukti
kepercayaan Tuhan adalah diberitahukan-Nya segala sesuatu yang didengar-Nya
dari Bapa. Pemazmur juga menegaskan, “TUHAN bergaul karib dengan orang yang
takut akan Dia, dan perjanjian-Nya diberitahukan-Nya kepada mereka.” (Mazmur
25:14). Secara manusia sulit dipahami bahwa Tuhan mau dan menginginkan kita
menjadi sahabat-Nya. Namun hal itu menunjukkan bahwa Tuhan sangat menginginkan
kita makin mengenal-Nya secara dekat. Inilah hak istimewa dan terbesar bagi
setiap orang percaya: dikenal, dikasihi dan dijadikan sahabat oleh Tuhan.
Memiliki seorang sahabat berarti kita dapat berjalan seiring sejalan, saling
menguatkan dan saling berbagi kasih yang tulus; dan hanya sahabat sejatilah
yang mau tetap ada untuk kita di segala keadaan. Alangkah indahnya saat-saat
kita mengetahui bahwa Tuhan Yesus sudah menyatakan diri-Nya sendiri sebagai
sahabat sejati bagi orang percaya. Artinya segala hal yang baik dan istimewa
yang tidak bisa kita dapatkan dari seorang sahabat di dunia ini bisa kita
dapatkan jauh lebih dari apapun melalui kasih yang dinyatakan oleh Tuhan Yesus.
Bagaimana
kita bisa layak disebut sebagai sahabat Tuhan Yesus? Kata-Nya, “Kamu adalah
sahabat-Ku, jikalau kamu berbuat apa yang Kuperintahkan kepadamu.” (Yohanes
15:14). Melakukan perintah Tuhan adalah syarat utama untuk beroleh kepercayaan
sebagai sahabat Tuhan Yesus. “Inilah perintah-Ku, yaitu supaya kamu saling
mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu.” (Yohanes 15:12).
Apabila
kita taat melakukan apa yang diperintahkan Tuhan yaitu saling mengasihi, maka
kita memperoleh hak yang sangat istimewa yaitu menjadi sahabat Tuhan Yesus.
“Tidak
ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya
untuk sahabat-sahabatnya.” (Yohanes 15:13).
Dalam
firman-Nya dikatakan “Seorang sahabat menaruh kasih setiap waktu, dan menjadi
seorang saudara dalam kesukaran.” (Amsal 17:17). Yesus telah membuktikan
kasih-Nya yang besar bagi kita melalui kematian-Nya di kayu salib. Dia rela
mengorbankan nyawa-Nya menebus dosa-dosa kita. Kalau nyawa-Nya saja rela Dia
serahkan, kita pun percaya apapun yang kita butuhkan dan perlukan pasti Tuhan
sediakan bagi kita. “Allahku akan memenuhi segala keperluanmu menurut kekayaan
dan kemuliaan-Nya dalam Kristus Yesus.” (Filipi 4:19)
Karena
Yesus telah menunjukkan kasih-Nya sedemikian rupa. Kita pun harus mengasihi Dia
dengan sepenuh hati. Apabila kita mengasihi Tuhan selayaknya kasih seorang
sahabat, maka kita akan berusaha untuk menjaga perasaan sahabat kita, serta
berpikir seribu kali hendak menyakiti atau melukai perasaan-Nya. Namun kita
justru menyakiti hati Tuhan dan mengecewakan Dia melalui tindakan dan perbuatan
kita. Jangankan taat melakukan perintah-Nya, menyediakan waktu untuk bersekutu
dan mendekat kepada-Nya saja jarang sekali kita lakukan. Kita berkutat dengan
kesibukan diri sendiri dan mengabaikan kehadiran-Nya. Jika demikian layakkah
kita disebut sahabat Tuhan? Padahal Tuhan sudah mengulurkan tangan-Nya untuk
menjalin persahabatan dengan kita. Yakobus menasihati, “Mendekatlah kepada
Allah, dan Ia akan mendekat kepadamu.” (Yakobus 4:8a).
Tuhan
Yesus adalah sahabat sejati orang percaya. Sahabat yang sejati rela berkorban,
dan Yesus sudah membuktikan-Nya dengan memberikan nyawa-Nya untuk kita. Bukan
hanya itu, Dia juga berjanji tidak akan meninggalkan kita dan akan terus
menyertai kita sampai kesudahan zaman. Bahkan, disetiap perjalanan hidup yang
kita tempuh Tuhan berjanji, “Sampai masa tuamu Aku tetap Dia dan sampai masa
putih rambutmu Aku menggendong kamu. Aku telah melakukannya dan mau menanggung
kamu terus; Aku mau memikul kamu dan menyelamatkan kamu.” (Yesaya 46:4).
“Tuhan
Yesus adalah sahabat sejati kita; Dia rela mati untuk kita, menyertai,
mengasihi dan menyediakan pertolongan pada waktu-Nya!”
Amin.
Tuhan
Yesus Memberkati
Tidak ada komentar:
Posting Komentar