“Bersyukurlah
kepada TUHAN, sebab Ia baik!........ sebab dipuaskan-Nya jiwa yang dahaga, dan
jiwa yang lapar dikenyangkan-Nya dengan kebaikan.” (Mazmur 107:1,9)
Ada
kata-kata bijak yang pernah saya baca
yaitu, “Orang sombong jarang yang tahu bersyukur, sebab ia tidak pernah
menganggap dirinya sudah mendapatkan apa yang sepantasnya ia peroleh” (Henry
Ward Beecher). Penghambat utama rasa syukur adalah anggapan diri kita cukup
baik sehingga pantas menerima pahala. Kalau kebaikan mengunjungi dirinya,
dianggap sudah sepantasnya. Tak ada rasa syukur. Parahnya, dalam kenyataan ia
justru selalu merasa dirinya belum mendapatkan hal yang sepantasnya. Serba
belum cukup; selalu kurang. Kapan bersyukurnya?
MAZMUR
107 mengungkap kebenaran ini secara lebih jernih. Kebaikan bukan ada pada kita,
melainkan pada Tuhan. Bukan kita yang baik sehingga patut diganjar kebaikan
dalam hidup ini. Kala Anda dituangi atau disirami kebaikan dalam hidup, itu
karena Tuhan sangat baik! Periksalah dengan jujur betapa banyak perkara yang
semestinya tak pantas kita peroleh, namun nyatanya kita dapatkan. Banyak hal
dalam kehidupan yang sehari-hari yang dating sebagai karunia, bukan upah
kebaikan kita. Semua tersedia dengan indah dan limpah karena Tuhan itu baik.
Maka, jangan sombong dan merasa diri pantas, melainkan bersyukurlah! Bersyukur
karena kebaikan-Nya!
Sadarkah
Anda bahwa 11.000 liter udara kita hirup-hembus setiap hari secara gratis,
tidak seperti asupan oksigen bagi pasien di rumah sakit? Cahaya mentari yang
tak kita upayakan. Langit biru yang bukan buah karya kita. Kicau burung yang
tak kita ciptakan. Uluran tangan sukarela. Dan, masih banyak lagi curahan
anugerah-Nya yang layak kita syukuri!
“KESOMBONGAN
MEMBUAT KITA SERBA MENUNTUT; KERENDAHAN HATI MEMBUAT KITA AKAN SENANTIASA
BERSYUKUR”
Amin.
Tuhan
Yesus Memberkati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar