“Jikalau
bukan TUHAN yang membangun rumah, sia-sialah usaha orang yang membangunnya;”
(Mazmur 127:1).
Orang
dunia berprinsip bahwa sebuah keluarga akan berbahagia bila mereka memiliki
uang dan harta kekayaan yang berlimpah. Benarkah? Sesungguhnya, apalah artinya
berlimpah materi jika kita sendiri tidak menikmatinya. Bukankah ada banyak
orang kaya di dunia ini yang hidupnya justru tidak bahagia? Hari-hari mereka
dipenuhi kekuatiran, kecemasan, was-was, sakit-sakitan, konflik dan sebagainya.
Namun keluarga yang senantiasa mengandalkan Tuhan dan punya rasa takut akan
Tuhan selain akan mengalami berkat-berkat Tuhan secara jasmani, juga akan
menikmati berkat-berkat rohani yaitu kebahagian, ketenteraman, ketenangan,
sukacita, perlindungan, dan damai sejahtera.
Tempatkan
Tuhan Yesus sebagai yang terutama dalam keluarga, maka Dia akan memimpin dan
memberkati apa saja yang kita kerjakan. Berkat-berkat yang disediakan Tuhan
bagi keluarga yang takut akan Tuhan di antaranya: “Apabila engkau memakan hasil
jerih payah tanganmu, berbahagialah engkau dan baiklah keadaanmu!” (Mazmur
128:2). Kita akan menikmati hasil dari setiap jerih payah kita. “Jerih payah
tangan” berbicara tentang pekerjaan, studi, usaha, bisnis dan sebagainya.
Banyak orang membanting tulang siang malam tanpa kenal lelah tidak dapat
menikmati hasil jerih payanya karena tidak melibatkan Tuhan, “Sia-sialah kamu
bangun pagi-pagi dan duduk-duduk sampai jauh malam, dan makan roti yang
diperoleh dengan susah payah--sebab Ia memberikannya kepada yang dicintai-Nya
pada waktu tidur.” (Mazmur 127:2).
Orang
yang takut akan Tuhan tidak hidup bergantung dari apa yang diberikan dunia,
namun dari apa yang disediakan Tuhan, sebab “Berkat Tuhanlah yang menjadikan
kaya, susah payah tidak akan menambahinya.” (Amsal 10:22). Orang yang takut
akan Tuhan pasti mengerjakan segala sesuatu dengan segenap hati seperti untuk
Tuhan dan bukan untuk manusia, dari situlah Tuhan akan menyediakan-Nya sebagai
upah. “Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti
untuk Tuhan dan bukan untuk manusia.” (Kolose 3:23).
"Apa
yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga,
dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia: semua yang disediakan Allah
untuk mereka yang mengasihi Dia." (1 Korintus 2:9).
“Ia
memberikannya kepada yang dicintai-Nya pada waktu tidur.” (Mazmur 127:2).
Meski
sebagai sel terkecil dari masyarakat, keberadaan keluarga justru memiliki
peranan yang sangat vital. Jika sebuah keluarga dalam keadaan baik, harmonis
dan diberkati, hal ini akan berdampak positif kepada masyarakat secara luas.
Sebaliknya bila dari sel terkecil ini (keluarga) sudah punya banyak masalah,
hal itu juga akan berdampak buruk bagi masyarakat luar. Contoh: ada banyak
kasus kenakalan remaja berawal dari keadaan keluarga yang broken home. Karena
itu kita harus mendasari keluarga kita dengan iman yang kuat dengan menanamkan
hati yang takut akan Tuhan.
Takut
akan Tuhan ini keputusan dan pilihan hidup karena kita memiliki kehendak bebas
(free will). Bila kita rindu keluarga kita diberkati dan dipelihara Tuhan,
tidak ada pilihan lain selain harus takut akan Tuhan. Inilah berkat bagi
keluarga yang takut akan Tuhan: “Isterimu akan menjadi seperti pohon anggur
yang subur di dalam rumahmu;” (Mazmur 128-3a). pohon anggur adalah tanaman yang
banyak ditanam di Isreal karena air buah anggur merupakan minuman yang sangat
menyegarkan. Bila isteri seperti pohon anggur yang subur berarti tidak hanya
berdaun lebat, tapi juga menghasilkan buah yang dapat dinikmati oleh seisi
keluarga; inilah isteri yang cakap, yang “….adalah mahkota suaminya,” (Amsal
12:4) dan “….Ia lebih berharga dari pada permata.” (Amsal 31:10). Keberadaan
isteri yang demikian tentunya sebagai dampak dari suami yang mampu menjadi imam
bagi keluarganya. Berkat berikutnya adalah “anak-anakmu seperti tunas pohon
zaitun sekeliling mejamu!” (Mazmur 128:3b). pohon zaitun adalah pohon yang
sangat kuat dan tidak mudah roboh. Dari pohon itu juga dihasilkan minyak yang
sangat harum. Melalui keteladanan yang ditunjukkan oleh orangtua yang takut
akan Tuhan, anak-anak pun akan tumbuh menjadi pribadi-pribadi yang mengasihi
Tuhan dan memiliki iman yang kuat sehingga mereka tidak mudah terbawa oleh arus
dunia ini.
Ibarat
peribahasa “buah jatuh tidak jauh dari pohonnya”, maka “Didiklah orang muda
menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanyapun ia tidak akan
menyimpang dari pada jalan itu.” (Amsal 22:6).
“Kita
akan menjadi keluarga yang diberkati Tuhan dan berbahagia bila seisi rumah
(suami, isteri dan anak-anak) memiliki hati yang takut akan Tuhan!”
Amin.
Tuhan
Yesus Memberkati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar