“Ia
menjawab: "Ketika aku mendengar, bahwa Engkau ada dalam taman ini, aku
menjadi takut, karena aku telanjang; sebab itu aku bersembunyi." (Kejadian
3:10)
Ketika
jatuh dalam dosa, kondisi Adam dan Hawa secara fisik tetap sama. Namun, hati
yang merupakan pusat hidup mereka “Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan,
karena dari situlah terpancar kehidupan.” (Amsal 4:23), berubah, dalam dosa. Pusat
hidup mereka bukan lagi Allah, tetapi diri sendiri. Mereka tidak lagi mentaati
Allah, tetapi menuruti nafsu “Tetapi ular itu berkata kepada perempuan itu:
"Sekali-kali kamu tidak akan mati, tetapi Allah mengetahui, bahwa pada
waktu kamu memakannya matamu akan terbuka, dan kamu akan menjadi seperti Allah,
tahu tentang yang baik dan yang jahat." Perempuan itu melihat, bahwa buah
pohon itu baik untuk dimakan dan sedap kelihatannya, lagipula pohon itu menarik
hati karena memberi pengertian. Lalu ia mengambil dari buahnya dan dimakannya
dan diberikannya juga kepada suaminya yang bersama-sama dengan dia, dan
suaminyapun memakannya.” (Kejadian 3:4-6).
Hati
mereka rusak, dan hubungan di antara mereka pun menjadi hancur. Adam dan Hawa
menjadi malu terhadap diri sendiri. Taman Eden yang semula indah dan nyaman
didiami, kini menjadi tempat pelarian untuk menutupi rasa malu, takut, dan
prasangka buruk. Mereka tidak lagi menghargai diri sendiri. Mereka membangun
benteng pertahanan diri dengan bersembunyi di antara pepohonan, membuat cawat
untuk menutupi aib, saling menyalahkan, bahkan menyalahkan ular, juga Tuhan
“Maka terbukalah mata mereka berdua dan mereka tahu, bahwa mereka telanjang;
lalu mereka menyemat daun pohon ara dan membuat cawat. Ketika mereka mendengar
bunyi langkah TUHAN Allah, yang berjalan-jalan dalam taman itu pada waktu hari
sejuk, bersembunyilah manusia dan isterinya itu terhadap TUHAN Allah di antara
pohon-pohonan dalam taman. Tetapi TUHAN Allah memanggil manusia itu dan
berfirman kepadanya: "Di manakah engkau?" Ia menjawab: "Ketika
aku mendengar, bahwa Engkau ada dalam taman ini, aku menjadi takut, karena aku
telanjang; sebab itu aku bersembunyi." Firman-Nya: "Siapakah yang
memberitahukan kepadamu, bahwa engkau telanjang? Apakah engkau makan dari buah
pohon, yang Kularang engkau makan itu?" Manusia itu menjawab:
"Perempuan yang Kautempatkan di sisiku, dialah yang memberi dari buah
pohon itu kepadaku, maka kumakan." Kemudian berfirmanlah TUHAN Allah
kepada perempuan itu: "Apakah yang telah kauperbuat ini?" Jawab
perempuan itu: "Ular itu yang memperdayakan aku, maka kumakan."
(Kejadian 3:7-13).
Meskipun
demikian, Allah masih mencari Adam dan Hawa. Dia rindu memulihkan hidup mereka,
agar manusia kembali hidup bahagia, itulah yang terus Tuhan lakukan hingga
kini. Dia menghampiri manusia yang berdosa. Karena begitu besar kasih Allah,
Dia telah mengutus Anak-Nya yang tunggal – Kristus Yesus – untuk mengembalikan
citra manusia yang hancur, menjadi ciptaan baru “Jadi siapa yang ada di dalam
Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang
baru sudah datang.” (2 Korintus 5:17).
Ketika
kita menerima Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat, hubungan kita dengan
Allah, diri sendiri, dan sesama dipulihkan. Kita diberi kuasa untuk menjadi
anak Allah “Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita
telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai
Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.” (Yohanes 1:14). Hingga
kita tidak lagi dikuasai dosa, tetapi bisa hidup bagi Allah di dalam Kristus
Yesus. Inilah kebahagiaan hidup yang sejati.
“Di
dalam Kristus kita menjadi ciptaan baru; yang lama sudah berlalu, yang baru
sudah datang.”
Amin.
Tuhan
Yesus Memberkati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar