“dan
berkata-katalah seorang kepada yang lain dalam mazmur, kidung puji-pujian dan
nyanyian rohani. Bernyanyi dan bersoraklah bagi Tuhan dengan segenap hati.”
(Efesus 5:19)
Salah satu ciri dari saksi YESUS yang hidup sebagai
anak-anak terang adalah penuh dengan ROH KUDUS. Dikatakan dalam ayat yang kita
baca, kalau kita penuh ROH KUDUS, kita akan berkata-kata seorang terhadap yang
lain dalam mazmur, kidung pujian dan nyanyian rohani, artinya kita berbicara
dengan orang lain dengan bahasa yang baik, bukan dengan bahasa caci-maki.
“Tetapi
Aku berkata kepadamu: Setiap kata sia-sia yang diucapkan orang harus
dipertanggungjawabkannya pada hari penghakiman. Karena menurut ucapanmu engkau
akan dibenarkan, dan menurut ucapanmu pula engkau akan dihukum." (Matius
12:36-37)
“Tetapi Aku
berkata kepadamu: Setiap orang yang marah terhadap saudaranya harus dihukum;
siapa yang berkata kepada saudaranya: Kafir! harus dihadapkan ke Mahkamah Agama
dan siapa yang berkata: Jahil! harus diserahkan ke dalam neraka yang
menyala-nyala.” (Matius 5:22)
Mungkin kita ‘tidak terasa’ mengucapkan kata-kata yang buruk
atau kasar atau caci-maki terhadap orang lain sehingga dengan mudah kita
melupakannya tanpa mempedulikan perasaan orang lain. Namun demikian kita harus
ingat bahwa setiap kata-kata sia-sia yang diucapkan orang harus
dipertanggungjawabkan pada hari penghakiman. Itulah sebabnya kita harus
bijaksana dengan perkataan kita. Bagaimana kita dapat bijaksana dengan
perkataan kita?
1. Berpikir dahulu sebelum berbicara, jangan
sebaliknya.
Cara berbicara yang langsung diucapkan tanpa mempedulikan
perasaan orang lain atau yang di Jakarta biasa disebut dengan istilah “Ceplas
ceplos”, adalah cara berbicara lepas tanpa melalui proses / diolah melalui
pikiran lebih dahulu. Artinya tanpa mempertimbangkan apakah perkataan saya
dapat menyinggung / melukai perasaan orang yang saya ajak bicara atau
tidak. Tidak jarang kita mendengar orang berkata : “ saya mah
perkataannya saja yang pedas (kasar/melukai perasaan), tapi hati saya mah baik.”
Ini bukanlah alasan yang tepat.
“Tetapi
apa yang keluar dari mulut berasal dari hati dan itulah yang menajiskan orang. Karena
dari hati timbul segala pikiran jahat, pembunuhan, perzinahan, percabulan,
pencurian, sumpah palsu dan hujat.” (Matius 15:18-19).
“Orang
yang baik mengeluarkan barang yang baik dari perbendaharaan hatinya yang baik
dan orang yang jahat mengeluarkan barang yang jahat dari perbendaharaannya yang
jahat. Karena yang diucapkan mulutnya, meluap dari hatinya." (Lukas 6:45).
Apa yang keluar dari mulut kita berasal dari hati. Itulah
sebabnya setiap perkataan kita harus melalui proses lebih dahulu. Supaya kita
bijaksana dalam berkata-kata, pikiran dan hati kita harus senantiasa diisi
dengan hal-hal yang positif.
“Jadi
akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil,
semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang
disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu.” (Filipi 4:8).
Berikut beberapa fakta pentingnya berpikir sebelum
berbicara:
- Menjaga perasaan orang lain atau lawan bicara.
- Meningkatkan akurasi dalam penyampaian.
- Meningkatkan kesadaran tentang apa yang telah diucapkan.
- Mengerti bahwa ada konsekuensi yang akan diterima atas setiap perkataan yang terucap.
- Dengan berpikir sebelum bicara dapat meminimalisir tingkat penyesalan dari perkataan yang dikeluarkan.
2. Melatih diri dan menguasai perkataan.
“Tetapi
aku melatih tubuhku dan menguasainya seluruhnya, supaya sesudah memberitakan
Injil kepada orang lain, jangan aku sendiri ditolak.” (1 Korintus 9:27).
Untuk dapat bijaksana dengan perkataan kita harus dapat
melatih diri kita. Bagi yang memiliki kesempatan untuk melatihnya di pelatihan
kepribadian sangat baik. Tapi kalaupun tidak, kita bisa melatihnya setiap hari
dalam kehidupan kita sehari-hari dengan belajar menghilangkan perkataan
negatif/perkataan caci maki dan menggantinya dengan pujian. Kita harus
bisa menjaga setiap perkataan kita agar kita tidak menjadi kutuk melainkan
menjadi berkat. “Tuhan
ALLAH telah memberikan kepadaku lidah seorang murid, supaya dengan perkataan
aku dapat memberi semangat baru kepada orang yang letih lesu.” (Yeasa 50:4a).
Beberapa hal untuk dipraktekkan:
- Bagi para orang tua berkatilah anak-anakmu dengan perkataan yang positif dan membangun, jangan malah mengutuki dengan perkataan bodoh, malas, nakal, dan lain-lain. Buatlah anak anda bangga dan itu akan memacu dirinya untuk berubah menjadi lebih baik lagi.
- Bagi pasangan suami isteri, jadilah berkat untuk pasanganmu dengan perkataan-perkataan pujian. Perkataan pujian dapat membuat pasangan kita merasa dihargai dan dicintai. Sering-seringlah mengatakan kepada pasanganmu: “I love You”, “Kamu yang terbaik”, “engkau anugerah terindah dalam hidupku”, Aku sayang kamu”. Ucapkanlah itu setiap hari dan setiap saat karena pasangan anda perlu mengetahuinya.
- Kita pasti memiliki sahabat, rekan kerja, atasan atau bawahan di kantor. Mulailah untuk saling menguatkan, saling memotivasi, saling memberkati dan saling membangkitkan iman. Jadilah berkat bagi orang lain melalui perkataan kita.
Mari kita bijaksana dengan perkataan kita!
Amin.
Tuhan Yesus Memberkati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar