Halaman

Sabtu, 14 Desember 2013

BIJAKSANA DENGAN PERKATAANMU !


 
“dan berkata-katalah seorang kepada yang lain dalam mazmur, kidung puji-pujian dan nyanyian rohani. Bernyanyi dan bersoraklah bagi Tuhan dengan segenap hati.” (Efesus 5:19)

Salah satu ciri dari saksi YESUS yang hidup sebagai anak-anak terang adalah penuh dengan ROH KUDUS. Dikatakan dalam ayat yang kita baca, kalau kita penuh ROH KUDUS, kita akan berkata-kata seorang terhadap yang lain dalam mazmur, kidung pujian dan nyanyian rohani, artinya kita berbicara dengan orang lain dengan bahasa yang baik, bukan dengan bahasa caci-maki.
Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap kata sia-sia yang diucapkan orang harus dipertanggungjawabkannya pada hari penghakiman. Karena menurut ucapanmu engkau akan dibenarkan, dan menurut ucapanmu pula engkau akan dihukum." (Matius 12:36-37)
“Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang marah terhadap saudaranya harus dihukum; siapa yang berkata kepada saudaranya: Kafir! harus dihadapkan ke Mahkamah Agama dan siapa yang berkata: Jahil! harus diserahkan ke dalam neraka yang menyala-nyala.” (Matius 5:22)
Mungkin kita ‘tidak terasa’ mengucapkan kata-kata yang buruk atau kasar atau caci-maki terhadap orang lain sehingga dengan mudah kita melupakannya tanpa mempedulikan perasaan orang lain. Namun demikian kita harus ingat bahwa setiap kata-kata sia-sia yang diucapkan orang harus dipertanggungjawabkan pada hari penghakiman. Itulah sebabnya kita harus bijaksana dengan perkataan kita.  Bagaimana kita dapat bijaksana dengan perkataan kita?
1. Berpikir dahulu sebelum berbicara, jangan sebaliknya.
Cara berbicara yang langsung diucapkan tanpa mempedulikan perasaan orang lain atau yang di Jakarta biasa disebut dengan istilah “Ceplas ceplos”, adalah cara berbicara lepas tanpa melalui proses / diolah melalui pikiran lebih dahulu. Artinya tanpa mempertimbangkan apakah perkataan saya dapat menyinggung / melukai perasaan orang yang saya ajak bicara atau tidak.  Tidak jarang kita mendengar orang berkata : “ saya mah perkataannya saja yang pedas (kasar/melukai perasaan), tapi hati saya mah baik.” Ini bukanlah alasan yang tepat.
Tetapi apa yang keluar dari mulut berasal dari hati dan itulah yang menajiskan orang. Karena dari hati timbul segala pikiran jahat, pembunuhan, perzinahan, percabulan, pencurian, sumpah palsu dan hujat.” (Matius 15:18-19).
Orang yang baik mengeluarkan barang yang baik dari perbendaharaan hatinya yang baik dan orang yang jahat mengeluarkan barang yang jahat dari perbendaharaannya yang jahat. Karena yang diucapkan mulutnya, meluap dari hatinya." (Lukas 6:45).
Apa yang keluar dari mulut kita berasal dari hati. Itulah sebabnya setiap perkataan kita harus melalui proses lebih dahulu. Supaya kita bijaksana dalam berkata-kata, pikiran dan hati kita harus senantiasa diisi dengan hal-hal yang positif.
Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu.” (Filipi 4:8).
Berikut beberapa fakta pentingnya berpikir sebelum berbicara: 
  1. Menjaga perasaan orang lain atau lawan bicara.
  2. Meningkatkan akurasi dalam penyampaian.
  3. Meningkatkan kesadaran tentang apa yang telah diucapkan.
  4. Mengerti bahwa ada konsekuensi yang akan diterima atas setiap perkataan yang terucap.
  5. Dengan berpikir sebelum bicara dapat meminimalisir tingkat penyesalan dari perkataan yang dikeluarkan.
2.  Melatih diri dan menguasai perkataan.
Tetapi aku melatih tubuhku dan menguasainya seluruhnya, supaya sesudah memberitakan Injil kepada orang lain, jangan aku sendiri ditolak.” (1 Korintus 9:27).
Untuk dapat bijaksana dengan perkataan kita harus dapat melatih diri kita. Bagi yang memiliki kesempatan untuk melatihnya di pelatihan kepribadian sangat baik. Tapi kalaupun tidak, kita bisa melatihnya setiap hari dalam kehidupan kita sehari-hari dengan belajar menghilangkan perkataan negatif/perkataan caci maki dan menggantinya dengan pujian.  Kita harus bisa menjaga setiap perkataan kita agar kita tidak menjadi kutuk melainkan menjadi berkat. Tuhan ALLAH telah memberikan kepadaku lidah seorang murid, supaya dengan perkataan aku dapat memberi semangat baru kepada orang yang letih lesu.” (Yeasa 50:4a).
Beberapa hal untuk dipraktekkan:
  1. Bagi para orang tua berkatilah anak-anakmu dengan perkataan yang positif dan membangun, jangan malah mengutuki dengan perkataan bodoh, malas, nakal, dan lain-lain. Buatlah anak anda bangga dan itu akan memacu dirinya untuk berubah menjadi lebih baik lagi.
  2. Bagi pasangan suami isteri, jadilah berkat untuk pasanganmu dengan perkataan-perkataan pujian. Perkataan pujian dapat membuat pasangan kita merasa dihargai dan dicintai. Sering-seringlah mengatakan kepada pasanganmu: “I love You”, “Kamu yang terbaik”, “engkau anugerah terindah dalam hidupku”, Aku sayang kamu”. Ucapkanlah itu setiap hari dan setiap saat karena pasangan anda perlu mengetahuinya.
  3. Kita pasti memiliki sahabat, rekan kerja, atasan atau bawahan di kantor. Mulailah untuk saling menguatkan, saling memotivasi, saling memberkati dan saling membangkitkan iman. Jadilah berkat bagi orang lain melalui perkataan kita.
Mari kita bijaksana dengan perkataan kita!
Amin.
Tuhan Yesus Memberkati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar