“Dan
inilah kasih itu, yaitu bahwa kita harus hidup menurut perintah-Nya .
Dan inilah perintah itu, yaitu bahwa kamu harus hidup di dalam kasih,
sebagaimana telah kamu dengar dari mulanya. (2 Yohanes 1:6)
Apakah
Saudara mengasihi Tuhan dengan sungguh-sungguh? Kita pasti menjawab “ya”.
Apakah buktinya? Kita aktif beribadah dan tidak pernah absen, bahkan sudah
terlibat dalam pelayanan. Dapatkah itu dijadikan sebuah ukuran kasih seseorang
kepada Tuhan? Ada tertulis “Barangsiapa berkata: Aku mengenal Dia, tetapi ia
tidak menuruti perintah-Nya, ia adalah seorang pendusta dan di dalamnya tidak
ada kebenaran. Tetapi barangsiapa menuruti firman-Nya, di dalam orang itu
sungguh sudah sempurna kasih Allah; dengan itulah kita ketahui, bahwa kita ada
di dalam Dia.” (1 Yohanes 2:4-5). Jadi, ketaatan adalah tanda utama bahwa
seseorang mengasihi Tuhan.
Ada
beberapa hal yang seringkali menjadi penghalang bagi seseorang untuk mengasihi
Tuhan. Utamanya adalah dosa. Dosa adalah penghalang utama bagi seseorang untuk
mengasihi Tuhan. “Sesungguhnya, tangan TUHAN tidak kurang panjang untuk
menyelamatkan, dan pendengaran-Nya tidak kurang tajam untuk mendengar; tetapi
yang merupakan pemisah antara kamu dan Allahmu ialah segala kejahatanmu, dan
yang membuat Dia menyembunyikan diri terhadap kamu, sehingga Ia tidak
mendengar, ialah segala dosamu.” (Yesaya 59:1-2). Sebelum dosa masuk dalam
kehidupan manusia hubungan antara Tuhan dengan manusia sangat dekat dan tidak
ada penghalang apa pun. Namun setelah manusia jatuh kedalam dosa mereka menjadi
sangat malu, takut untuk bertemu Tuhan, bersembunyi dan akhirnya mereka pun
terusir dari Taman Eden.
Selama
kita hidup dalam dosa dan penggaran mustahil kita dapat mengasihi Tuhan dengan
sungguh-sungguh. Ketidaktaatan kita adalah bukti nyata bahwa kita tidak
mengasihi Tuhan. Untuk bisa mendekat kepada Tuhan dan mengasihi Dia tanpa
halangan kita harus benar-benar bertobat. Banyak orang merasa diri benar dan
sulit sekali mengakui dosa-dosanya. Alkitab menyatakan, “Jika kita berkata,
bahwa kita tidak berdosa, maka kita menipu diri kita sendiri dan kebenaran
tidak ada di dalam kita. Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan
adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari
segala kejahatan.” (1 Yohanes 1:8-9).dan ada tertulis di firman-Nya, “Kasihilah
TUHAN, hai semua orang yang dikasihi-Nya! (Mazmur 31:24a).
Hal
lain yang mengahalangi seseorang mengasihi Tuhan adalah kesombongan, menganggap
diri sendir kuat, pintar, mampu, cantik, tampan, gagah dan sebagainya, sehingga
kita merasa bahwa dengan kekuatan sendiri sanggup mengatasi segala sesuatunya.
Kesombongan itu berakar dari segala sesuatu yang dapat dibanggakan dan
diandalkan. Tidak seharusnya kita bersikap demikian! Mari menyadari bahwa
kekuatan kita sangat terbatas. Sadarlah bahwa di luar Tuhan sesungguhnya kita
tidak dapat berbuat apa-apa. Karena itu firman Tuhan dengan keras menyatakan,
"Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan
kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh dari pada TUHAN!” (Yeremia 17:5),
sebaliknya, “Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN, yang menaruh
harapannya pada TUHAN!” (Yeremia 17:7). Siapakah kita ini? Nabi Yesaya
mengingatkan bahwa keberadaan manusia itu “....tidak lebih dari pada embusan
nafas, dan sebagai apakah ia dapat dianggap?” (Yesaya 2:22).
Selain
itu harta kekayaan juga seringkali menggeser posisi Tuhan dalam hidup
seseorang. Karena uang dan harta kekayaan yang dimiliki seseorang tidak lagi
mengasihi Tuhan dengan sepenuh hati. Mereka lebih mencintai hartanya daripada
mengasihi Tuhan. Sungguh benar apa yang dikatakan firman Tuhan, “Karena di mana
hartamu berada, di situ juga hatimu berada.” (Matius 6:21). Ketika hati
seseorang melekat kepada uang dan harta kekayaannya, secara otomatis dia tidak
lagi mengutamakan perkara-perkara rohani. Uang dan harta kekayaan menjadi
andalannya. Mereka berpikir bahwa dengan memiliki uang dan harta kekayaan,
mereka bisa mendapatkan segalanya dan memuaskan segala keinginannya. Bisa kita
baca tentang kisah orang muda yang kaya di (Matius 19:16-26) dan juga orang
kaya yang bodoh (Lukas 12:13-21).
Memiliki
banyak uang dan harta melimpah bukanlah dosa selama berada di bawah kendali
kita. Sebaliknya bila mamon tersebut mengesuai kita dan menjadi tuan atas kita,
ia akan menjadi sebuah bencana bagi kita, “Karena akar segala kejahatan ialah
cinta uang. Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari
iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka.” (1 Timotius 6:10).
“Dosa,
kesombongan, kekayaan memnghalangi orang mengasihi Tuhan sepenuhnya!”
Amin.
Tuhan
Yesus Memberkati
Tidak ada komentar:
Posting Komentar