“Pulihkanlah
keadaan kami, ya TUHAN, seperti memulihkan batang air kering di Tanah Negeb!”
(Mazmur 126:4)
Kita
harus percaya bahwa di dalam Tuhan ada berkat, pertolongan, kesembuhan dan juga
pemulihan di segala aspek kehidupan kita. Tuhan Yesus sendiri berkata, “Aku
datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala
kelimpahan.” (Yohanes 10:10b). namun untuk mengalami berkat dan pemulihan Tuhan
ada syaratnya, sebagaimana yang disampaikan Tuhan kepada bangsa Israel, “dan
umat-Ku, yang atasnya nama-Ku disebut, merendahkan diri, berdoa dan mencari
wajah-Ku, lalu berbalik dari jalan-jalannya yang jahat, maka Aku akan mendengar
dari sorga dan mengampuni dosa mereka, serta memulihkan negeri mereka.” (2
Tawarikh 7:14).
Inilah
yang Tuhan kehendaki untuk kita perbuat supaya beroleh pemulihan: pertama, kita
harus merendahkan diri di hadapan Tuhan dan mengakui dosa-dosa kita. Alkitab
menyatakan dengan jelas bahwa “…barangsiapa meninggikan diri, ia akan
direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan.” (Matius
23:12). Merendahkan diri memiliki arti yang berbeda dari rendah diri atau
minder. Merendahkan diri merupakan lawan kata dari meninggikan diri;
merendahkan diri berarti membiarkan diri kita berada di tempat yang lebih
rendah dari orang lain, di mana kita bersikap apa adanya, terbuka dengan
kelemahan kita. Merendahkan diri di hadapan Tuhan berarti menyadari akan
kekurangan, keterbatasan dan ketergantungan kita sepenuhnya kepada Tuhan; kita
sadar bahwa di luar Tuhan kita tidak bisa berbuat apa-apa “Akulah pokok anggur
dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di
dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat
apa-apa.” (Yohanes 15:5). Juga berarti menyadari akan keberadaan kita sebagai
orang berdosa dan memohon pengampunan-Nya. Dan “Jika kita mengaku dosa kita,
maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan
menyucikan kita dari segala kejahatan.” (1 Yohanes 1:9). Merendahkan diri di
hadapan Tuhan disebut pula sebagai orang yang rendah hati dan “……orang yang
rendah hati dikasihani-Nya.” (Amsal 3:34). Oleh karena itu marilah kita berkata
jujur kepada Tuhan, mengakui segala dosa dan pelanggaran yang telah kita
perbuat, maka Dia akan mengampuni dan memulihkan kita.
Merendahkan
diri di hadapan Tuhan dan mengakui dosa adalah awal menuju kepada pemulihan!
“Aku
akan memulihkan kepadamu tahun-tahun yang hasilnya dimakan habis oleh belalang
pindahan, belalang pelompat, belalang pelahap dan belalang pengerip, tentara-Ku
yang besar yang Kukirim ke antara kamu.” (Yoel 2:25)
Alkitab
menyatakan bahwa jiwa yang hancur, hati yang patah dan remuk tidak pernah
dipandang hina oleh Tuhan “Korban sembelihan kepada Allah ialah jiwa yang
hancur; hati yang patah dan remuk tidak akan Kaupandang hina, ya Allah.”
(Mazmur 51:19). Sebaliknya Tuhan sangat membenci orang yang suka meninggikan
diri, angkuh dan sombong seperti yang diperbuat oleh seorang Farisi saat berdoa
(Baca Lukas 18:9-14). Kesombongan adalah salah satu penyebab Tuhan memalingkan
mukaNya terhadap seseorang, padahal di segala aspek kehidupan ini kita sangat
membutuhkan Tuhan. Seseorang yang meninggikan diri juga sulit mengakui segala
kelemahan dan dosa-dosanya. Jika demikian, sampai kapan pun kita tidak akan
pernah menemukan pemulihan. “Manusia yang sombong akan direndahkan, dan orang
yang angkuh akan ditundukkan; dan hanya TUHAN sajalah yang maha tinggi pada
hari itu.” (Yesaya 2:11). Jadi "Allah menentang orang yang congkak, tetapi
mengasihani orang yang rendah hati." (Yakobus 4:6).
Yang
kedua, kita harus memiliki hubungan yang karib dengan Tuhan. Banyak orang
Kristen yang tekun berdoa ketika dalam masalah saja, namun saat segala
sesuatunya berjalan baik dan lancer mereka tidak lagi bersungguh-sungguh
mencari Tuhan. Tuhan mau kita berdoa dengan tiada berkeputusan dan tidak
jemu-jemu di segala keadaan. Itulah jawaban mengapa kita jarang beroleh jawaban
atas doa-doa kita, yaitu karena kita tidak tekun berdoa. Mencari Tuhan harus
menjadi focus utama dalam kehidupan kita, “sebab tidak Kautinggalkan orang yang
mencari Engkau, ya TUHAN.” (Mazmur 9:11b). oleh karena itu, “Carilah TUHAN dan
kekuatan-Nya, carilah wajah-Nya selalu!” (Mazmur 105:4). Jangan hanya
menginginkan berkatNya saja, sementara kita tidak mau mencari wajahNya.
“Tidakkah Allah akan membenarkan orang-orang pilihan-Nya yang siang malam
berseru kepada-Nya? Dan adakah Ia mengulur-ulur waktu sebelum menolong mereka?”
(Lukas 18:7).
Selanjutnya,
kita harus bertobat dengan sungguh: meninggalkan kehidupan lama dan hidup
sebagai manusia baru “Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan
baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang.” (2
Korintus 5:17), artinya tidak lagi hidup menurut keinginan daging, tetapi menurut
pimpinan Roh Kudus.
“Tuhan
pasti pulihkan hidup kita asal kita melakukan apa yang Tuhan kehendaki!
Amin.
Tuhan
Yesus Memberkati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar