“namun
aku akan bersorak-sorak di dalam TUHAN, beria-ria di dalam Allah yang
menyelamatkan aku.” (Habakuk 3:18)
Setiap
kita pasti mengharapkan janji-janji Tuhan yang tertulis dalam Alkitab tergenapi
dalam hidup kita meski hal itu membutuhkan proses penantian; dalam menantikan
janji Tuhan tersebut mungkin kita mengalami pergumulan yang tidak mudah:
masalah, kesesakan, situasi, keadaan sulit acapkali melemahkan iman dan membuat
kita kehilangan fokus, padahal kita butuh iman yang teguh dan juga tindakan
sebagai langkah iman.
Habakuk
mengalami situasi yang buruk dan berada di tengah-tengah keadaan yang tidak
pasti, di mana pohon ara tidak berbunga, pohon anggur tidak berbuah, hasil
pohon zaitun mengecewakan, ladang-ladang tidak menghasilkan tidak menghasilkan
bahan makanan, kambing domba terhalau dari kurungan, dan tidak ada lembu sapi
dalam kandang. Secara manusia tidak ada harapan! Jadi sebenarnya Habakuk punya
alasan untuk menjadi lemah, kecewa, dan putus asa, namun ia tetap menaruh
pengharapan kepada Tuhan. Hal yang sama dilakukan Daud saat Ziklag terbakar di
mana ia tetap “....menguatkan kepercayaannya kepada TUHAN, Allahnya.” (1 Samuel
30:6b).
Kita
harus menyadari bahwa untuk dapat menerima janji Tuhan dibutuhkan tindakan dari
pihak kita, sebab “Jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada
hakekatnya adalah mati.” (Yakobus 2:17), karena “....iman bekerjasama dengan
perbuatan-perbuatan dan oleh perbuatan-perbuatan itu iman menjadi sempurna.”
(Yakobus 2:22). Maka kita harus melakukan sesuatu yang sesuai dengan kehendak
Tuhan. Mungkin saja keadaan di sekitar kita begitu buruk, tidak ada sesuatu pun
yang baik nampaknya, tapi kita harus tetap percaya kepada Tuhan dan melangkah
dengan iman.
Kita
pun harus menjaga sikap kita sembari menantikan janji Tuhan tersebut, antara
lain “menjaga lidah atau ucapan kita”. Lidah memegang peranan yang sangat
penting dalam hidup seseorang, “....walaupun suatu anggota kecil dari tubuh,
namun dapat memegahkan perkara-perkara yang besar.” (Yakobus 3:5a). Banyak
orang Kristen tidak menyadari akan hal ini. Akibatnya kita mudah sekali
meperkatakan hal-hal yang buruk dan negatif. Alkitab dengan tegas menyatakan,
“Hidup dan mati dikuasai lidah, siapa suka menggemakannya, akan memakan buahnya.”
(Amsal 18:21). Maka itu kita harus mau memperkatakan seperti tertulis di
firman-Nya "Aku hendak menjaga diri, supaya jangan aku berdosa dengan
lidahku,” (Mazmur 39:2).
Ketika
apa yang kita harapkan tidak menjadi kenyataan seringkali yang keluar dari mulut
kita adalah kata-kata negatif sebagai ungkapan rasa kesal, kecewa dan marah.
Berhati-hatilah, sebab ucapan kita ibarat benih, suatu saat akan tumbuh,
berkembang dan menghasilkan buah. Ada tertulis: “Perut orang dikenyangkan oleh
hasil mulutnya, ia dikenyangkan oleh hasil bibirnya.” (Amsal 18:20). Pilihan
ada pada kita: memperkatakan yang baik atau buruk. Bila sampai hari ini kita
belum melihat yang baik jangalah bersungut-sungut atau mengomel, tetapi
perkatakan yang positif, ucapkanlah berkat, maka suatu saat berkat atau hal-hal
positif itu akan benar-benar terjadi dalam hidup kita. Ada kalimat bijak: “Your
word will save your world!” Artinya perkataan kita dapat menyelamatkan dunia,
perkataan kita dapat membentuk hidup kita. Jika kita memperkatan yang positif,
maka yang positif ini akan mempengaruhi pikiran dan tindakan kita. Begitu pula
sebaliknya! Karena itu “Hendaklah kata-katamu senantiasa penuh kasih, jangan
hambar, sehingga kamu tahu, bagaimana kamu harus memberi jawab kepada setiap
orang.” (Kolose 4:6).
Sebagai
orang percaya kita memiliki kuasa perkataan, yaitu perkataan di dalam nama
Yesus. Itu bukanlah perkataan biasa, melainkan perkataan yang mengandung kuasa
dahsyat bila diucapkan dengan iman, “....bahwasanya seperti yang kamu katakan
di hadapan-Ku, demikianlah akan Kulakukan kepadamu.” (Bilangan 14:28). Ini
berarti Tuhan akan mengerjakan apa yang kita perkatakan. Jika Tuhan yang
melakukan, tidak ada yang mustahil, karena Ia sanggup menjadikan yang tidak ada
menjadi ada. Namun kadang yang kita lihat dan alami justru sebaliknya, yaitu
kesulitan demi kesulitan. Jangan berkecil hati, percayalah dan terus
perkatakanlah, maka seperti Tuhan menggenapi janji-Nya kepada Yusuf, hal yang
akan dilakukan-Nya bagi kita.
Sebesar
apa pun persoalan kita hari-hari ini jangan sampai menyurutkan iman kita
sehingga kita tidak berani berkata-kata positif. Perkatakan firman setiap hari,
maka kuasa Tuhan akan bekerja dalam hidup kita. Sesuatu yang luar biasa pasti
akan terjadi!
“.....tetapi
percaya, bahwa apa yang dikatakannya itu akan terjadi, maka hal itu akan
terjadi baginya.” (Markus 11:23).
Amin.
Tuhan
Yesus Memberkati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar