Halaman

Senin, 23 Desember 2013

UNITY DALAM KELUARGA MEMBUAT DOA TERKABUL



“Maka kembalilah rasul-rasul itu ke Yerusalem dari bukit yang disebut Bukit Zaitun, yang hanya seperjalanan Sabat jauhnya dari Yerusalem. Setelah mereka tiba di kota, naiklah mereka ke ruang atas, tempat mereka menumpang. Mereka itu ialah Petrus dan Yohanes, Yakobus dan Andreas, Filipus dan Tomas, Bartolomeus dan Matius, Yakobus bin Alfeus, dan Simon orang Zelot dan Yudas bin Yakobus. Mereka semua bertekun dengan sehati dalam doa bersama-sama, dengan beberapa perempuan serta Maria, ibu Yesus, dan dengan saudara-saudara Yesus.” (Kisah Para Rasul 1:12-14)

“Dan lagi Aku berkata kepadamu: Jika dua orang dari padamu di dunia ini sepakat meminta apapun juga, permintaan mereka itu akan dikabulkan oleh Bapa-Ku yang di sorga.” (Matius 18:19)

Hari-hari terakhir ini, kita sedang menantikan peristiwa besar pekerjaan Roh Kudus yang luar biasa yakni Pentakosta yang ketiga. Pentakosta yang ketiga ini kita yakini pasti lebih dahsyat dari Pentakosta yang pertam dan yang kedua.pentakosta yang pertama itulah pengalaman murid-murid setelah Tuhan Yesus naik ke Sorga, mereka berkumpul di loteng atas menantikan apa yang Tuhan lakukan. Roh Kudus dicurahkan, murid-murid dengan pengurapan yang kuat memberitakan Injil, sehingga penduduk dunia 70 % mengenal Tuhan Yesus. Pentakosta yang kedua yakni, peristiwa yang berkatian dengan lawatan Tuhan di Kansas City 1901, Wales 1904 dan Azusa street 1906. Gereja yang tadinya sudah mulai melempem bangkit kembali, sehingga 30 % penduduk dunia mengenal Yesus. Dari total 30 % tersebut 70 % percaya dampak dari pekerjaan Roh Kudus melalui Pentakosta kedua.
Apa yang dilakukan oleh murid-murid saat menanti-nantikan pencurahan Roh Kudus  yang pertama dan kedua? Ada kesamaan yakni beberapa hamba Tuhan berkumpul, mereka semua bertekun dengan sehati dalam doa bersama-sama. Kisah Para Rasul 1:14, mereka unity. Saat laki-laki dan permpuan, suami istri unity akan terjadi terobosan yang dahsyat. Unity  di dalam Tuhan, merupakan kunci mengalami kemuliaan Tuhan. Unity dalam satu komunitas yang besar, harus dimulai dari komunitas  yang kecil yaitu keluarga. Karena keluarga adalah unit yang terkecil dari masyarakat dan inti keluarga ialah suami isteri. Betapa pentingnya unity dumulai dari suami isteri, kemudian unity antara orangtua dengan anak.  Suami isteri yang tidak dapat unity. Biasanya mereka juga sulit untuk unity dengan anak mereka.

MENGAPA KITA SERINGKALI SULIT UNTUK DAPAT UNITY?
1.       Kurang mengucap syukur.
Firman Tuhan menyatakan, “Ucaplah syukur senantiasa atas segala sesuatu dalam nama Tuhan kita Yesus Kristus kepada Allah dan Bapa kita” (Efesus 5:20). Menucap syukur adalah perintah Tuhan. Tetapi mengapa sering terjadi dalam keluarga sulit untuk mengucap syukur? Mengapa suami kurang mengucap syukur? Karena suami fokus kepada kekurangan isteri. Demikian juga isteri fokus kepada kelemahan sang suami, bukan kepada kekuatan dan kebaikannya. Orangtua juga banyak yang mengeluh tentang anak-anak yang telah Tuhan anugerahkan. Karena mereka lebih melihat kekurangan-kekurangan yang ada di dalam diri anak mereka. Padahal setiap anak memiliki potensi yang luar biasa Tuhan berikan.
Karena itu, mulailah hari ini suami, isteri, orangtua, anak, mulai mengucap syukur untuk setiap kebaikan-kebaikan Tuhan yang ada dalam tiap pribadi di dalam keluarga. Suami sebagai imam, banyak bersyukur untuk isteri, karena dibalik keberhasilan seorang suami, sedikitnya ada 2 wanita yang sangat berperan yakni ibu yang melahirkannya, dan isteri sebagai penolong, pendamping dan penghibur bagi suami dan anak-anaknya. Kehadiran Hawa membuat Adam lebih maksimal. Seorang pria menjadi maksimal dalam pernikahan melalui kehadiran seorang isteri yang melakukan perannya dengan baik.
 Isteri juga mulai bersyukur untuk suami yang Tuhan berikan. Coba duduk sejenak dengan hati yang jernih, ingat kembali mengapa engkau menikah dengan suamimu? Pasti dahulu ada beberapa hal yang engkau sukai sehingga menikah dengan dia. Tetapi setelah sekian lama, kebaikan-kebaikan pasangan dapat terlupakan atau tertutup dengan bebarapa kejadian yang mengecewakan. Cobalah mencatat sedikitnya 5 hal yang baik dalam diri suamimu den bersyukurlah untuk hal itu, renungkanlah akan hal itu. Ketika Anda banyak merenungkan kebaikan pasangan Anda, maka ucapan syukur akan lebih mudah mengalir dari kehidupanmu.
Setiap pasangan bersyukurlah untuk setiap anak yang Tuhan titipkan dalam keluarga kita. Tiap anak memiliki karakter dan potensi yang berbeda. Setiap orangtua disebut berhasil apabila mereka dapat membawa setiap anak untuk dapat menggenapi rencana Allah dalam tiap kehidupan putra-putri mereka. Karena itu setiap orangtua hendaknya mendoakan dan mengusahakan semaksimal mungkin, agar setiap anak menggenapi rencana Allah dalam hidupnya.jikalau rencana Allah dipenuhi dalam diri anak, maka itulah pengucapan syukur yang indah dalam kehidupan orangtua. Bukan karena anak memiliki gelar akademis yang tinggi, ataupun ia memiliki fasilitas yang lengkap. Bukan, tetapi anak memenuhi rencana Allah.
2.       Kesombongan Penghalang Utama Untuk Unity.
Firman Tuhan menyatakan: “dan rendahkanlah dirimu seorang kepada yang lain di dalam takut akan Kristus.” (Efesus 5:21). Kesombongan, cenderung untuk meremehkan orang lain, merasa dirinya lebih baik dari pada pribadi lain. Pada sisi lain, tidak ada orang yang suka diremehkan dan direndahkan. Orang yang rendah hati, gampang terlihat melalui sikap yang mudah mengampuni dan tidak mau menyimpan kekecewaan dan kepahitan, di saat terjadi konflik ataupun perbedaan pendapat. Sebaliknya orang yang sombong, sulit mengampuni, bahkan rela menyimpan kepahitan dalam hatinya, bukan hanya berbulan-bulan, kadang kala sampai bertahun-tahun.
Coba sek atau evaluasi dalam keluarga Anda, siapa di antara semua anggota keluarga yang lebih rendah hati, atau lebih rohani? Dalam keluarga bisa terjadi perbedaan pendapat, yang dapat membawa konflik. Jika terjadi satu konflik, misalkan dalam hubungan suami isteri, siapa yang lebih banyak, atau lebih sering memulai percakapan kembali, setelah sekian menit, atau sekian jam, tidak ada komunikasi. Suami? Atau isteri? Firman Tuhan menyatakan “Sebab barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan." (Lukas 14:11). Apabila suami yang selalu, atau lebih banyak memulai percakapan kembali, atau mengawali membangun komunikasi membangun jembatan komunikasi kembali, berarti suami lebih rendah hati atau isteri yang lebih banyak? Berarti isteri lebih rendah hati. Pernikahan yang saling menuntut, membuat hubungan suami isteri semakin jauh. Sebaliknya pernikahan yang didasari sikap melayani dan membahagiakan pasangannya, akan meningkatkan keintiman dan kemesraan. Karena itu, janganlah menuntut pasangannya untuk terlebih dahulu memulai, tetapi awalilah dari dirimu sendiri. berlomba-lombalah untuk membangun komunikasi kembali di saat terjadi konflik dalam pernikahan.

BERKAT UNITY DALAM KELUARGA
1.       Permohonan Doa Mereka dikabulkan oleh Bapa di Sorga.
“Dan lagi Aku berkata kepadamu: Jika dua orang dari padamu di dunia ini sepakat meminta apapun juga, permintaan mereka itu akan dikabulkan oleh Bapa-Ku yang di sorga.” (Matius 18:19). Ada janji Tuhan bagi mereka yang sepakat, unity, sehati, one accord. Dalam bahasa Yunani kata sepakat dipakai istilah “sumphoneo”, yang kemudian kita kenal istilah “symphony”. Symphony berarti satu kumpulan grup musik yang memainkan berbagai istrument musik yang berbeda namun mereka memainkan satu nada dalam kunci yang sama, sehingga keluarlah harmoni suara yang indah terdengar.
Siapa dua orang dalam dunia ini yang paling dapat sepakat? Tidak ada yang lain kecuali seorang suami dan seorang isterinya. Ketika mereka sepakat dalam Tuhan, sepakat, unity juga bersama anak-anak mereka, maka ada janji Tuhan, permohonan doa mereka dikabulkan oleh Bapa di Sorga. Kesepakatan, unity yang telah dibangun dalam keluarga, membuat lebih mudah untuk unity dalam gereja Tuhan. Karena gereja terdiri dari keluarga-keluarga.
Apakah ada doa Anda yang belum dikabulkan oleh Tuhan? Kalau ada, coba selidiki hatimu, apakah Anda sudah sepakat sebagai suami isteri? Sepakat dengan rekan kerja/bisnismu? Sepakat dengan teman kuliahmu? Dan lain-lain.
2.       Menikmati Kehadiran dan Kemuliaan Tuhan
“Sebab di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam Nama-Ku, di situ Aku ada di tengah-tengah mereka." (Matius 18:20). Mereka yang berkumpul sepakat, unity dalam Tuhan, maka Tuhan hadir. kehadiranTuhan, membuat suasana rumah menjadi ceria dan suasana surga ada di tengah-tengah keluarga. Keindahan dan kebahagian keluarga bukanlah ditentukan oleh fasilitas ataupun materi. Materi yang berlimpah dan fasilitas yang baik, tanpa kehadiran Tuhan menjadi hampa dan kurang bermakna. Sebaliknya kehadiran Tuhan walaupun ditengah fasilitas yang sederhana, manjadikan suasana yang indah, bahkan semua anggota keluarga diberikan Tuhan karunia untuk dapat menikmatinya.
Kehadiran Tuhan membuat segala sesuatu menjadi berubah.masalah apa pun yang kita hadapi, persoalan yang sangat berat, badai datang silih berganti, kesulitan keuangan, pergumulan hubungan suami isteri, apa saja, jikalau Yesus hadir, maka kehadiran-Nya dapat merubah suasana, jika kita memberikan respons yang positif dan membuka hati.
Amin.
Tuhan Yesus Memberkati

Tidak ada komentar:

Posting Komentar