“Baik
sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia; engkau telah setia
dalam perkara kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara
yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu.” (Matius 25:21)
Kita
sudah sering mendengar dan membaca tentang perumpamaan yang disampaikan Tuhan
Yesus ini, perumpamaan tentang talenta yang menggambarkan betapa
pentingnyasebuah kesetiaan dan ketekunan yang harus dimiliki oleh setiap orang
percaya.
Sebagai
anak-anak Tuhan kita masing-masing mendapatkan karunia dari Tuhan sebagai modal
melayani-Nya. Karunia-karunia yang kita dapatkan dari Tuhan ini digambarkan
sebagai talenta. Talenta berbicara tentang kecakapan, kemampuan, kemahiran,
waktu dan juga kesempatan yang Tuhan berikan bagi kita. Setiap talenta yang
dipercayakan Tuhan telah disesuaikan-Nya dengan kemampuan masing-masing. Jadi
besarnya talenta masing-masing orang berbeda-beda. “Yang seorang diberikannya
lima talenta, yang seorang lagi dua dan yang seorang lain lagi satu,
masing-masing menurut kesanggupannya, lalu ia berangkat.” (Matius 25:15). Meski
besarnya talenta tersebut berbeda-beda, setiap kita memiliki hak yang sama
untuk menjadi hamba yang baik dan setia, tergantung kepada kesetiaan dan ketekunan
kita sendiri. setiap talenta adalah kepercayaan; berapa pun talenta yang
diberikan kepada kita, apakah itu lima, dua atau satu sekalipun adalah
kepercayaan. Dengan demikian “...tiap-tiap manusia kepunyaan Allah
diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik.” (2 Timotius 3:17), dan “....untuk
melakukan kehendak-Nya, dan mengerjakan di dalam kita apa yang berkenan
kepada-Nya, oleh Yesus Kristus. Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya!
Amin.” (Ibrani 13:21).
Jadi
setiap talenta yang telah kita terima dari Tuhan harus kita kembangkan. Apabila
kita tidak mau mengembangkan talenta yang telah kita terima, atau dengan
sengaja mengabaikannya seperti yang dilakukan oleh hamba yang mendapatkan satu
talenta, di mana ia “....pergi dan menggali lobang di dalam tanah lalu
menyembunyikan uang tuannya.” (Matius 25:18), ada konsekuensi yang harus kita
tanggung. Terhadap orang yang mendapatkan satu talenta tapi tidak mau
mengembangkannya, si tuan menyebut dia sebagai hamba yang jahat dan malas.
Maukah kita disebut sebagai anak-anak Tuhan yang jahat dan malas?
“Segala
sesuatu yang dijumpai tanganmu untuk dikerjakan, kerjakanlah itu sekuat tenaga,
karena tak ada pekerjaan, pertimbangan, pengetahuan dan hikmat dalam dunia
orang mati, ke mana engkau akan pergi.” (Pengkotbah 9:10).
Inilah
konsekuensi yang harus diterima oleh hamba yang jahat dan malas: “Sebab itu
ambillah talenta itu dari padanya dan berikanlah kepada orang yang mempunyai
sepuluh talenta itu. Dan campakkanlah hamba yang tidak berguna itu ke dalam
kegelapan yang paling gelap. Di sanalah akan terdapat ratap dan kertak
gigi." (Matius 25:28,30). Sebaliknya terhadap hamba yang setia dan tekun
mengembangkan talenta yang dipercayakan, tuannya berkata, “....Baik sekali
perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia, engkau telah setia memikul
tanggung jawab dalam perkara yang kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung
jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan
tuanmu.” (Matius 25:23). Kita termasuk hamba yang mana? Hamba yang baik dan setia
atau hamba yang jahat dan malas?
Karena
itu biarlah kita lakukan dengan setia dan penuh tanggung jawab segala tugas
yang dipercayakan Tuhan kepada kita. Jangan sekalipun kita menganggap remeh
atau sepele! Jangan pula kita kehilangan kasih mula-mula kepada Tuhan! Banyak
orang Kristen yang pada awalnya begitu menyala-nyala dalam melayani Tuhan,
namun seiring berjalannya waktu, terlebih-lebih saat menghadapi masalah dan
ujian, semangatnya perlahan-lahan mengendur, makin hari makin merosot dan
mengalami kemunduran. Mereka telah kehilangan kasih mula-mula kepada Tuhan,
lari dari tanggung jawab, dan akhirnya meninggalkan pelayanan. Janganlah kita
lupa bahwa segala sesuatu yang kita kerjakan di dunia ini pada saatnya harus
kita pertanggungjawabkan di hadapan Tuhan.
Tidak
semua orang kepercayaan dari Tuhan, maka adalah berkat dan anugerah yang tak
ternilai jika saat ini kita dipercaya Tuhan untuk mengembangkan talenta itu!
Mungkin saja saat ini kita belum mengalami penggenapan janji-janji Tuhan
sepenuhnya atau kenyataan yang kita alami belum seperti yang kita harapkan,
namun Tuhan tidak pernah tidur, jerih payah lelah kita tidak akan pernah
sia-sia!
“Sebab kamu memerlukan ketekunan, supaya
sesudah kamu melakukan kehendak Allah, kamu memperoleh apa yang dijanjikan
itu.” (Ibrani 10:36).
Amin.
Tuhan
Yesus Memberkati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar