“Emas
dan perakmu sudah berkarat, dan karatnya akan menjadi kesaksian terhadap kamu
dan akan memakan dagingmu seperti api. Kamu telah mengumpulkan harta pada
hari-hari yang sedang
berakhir.” (Yakobus 5:3)
Saudaraku,
pernah Anda mendengar lagu “Bento” cintaan Iwan Fals? Lirik dalam lagu ini
menggambarkan sosok pria bernama Bento dengan rumah real estate, mobil banyak,
dan harta melimpah. Bos eksekutif dan tokoh papan atas. Iwan Falas menyanyikan
lagu ini sebagai kritik sosial, karena tokoh kaya ini adalah bos yang jahat,
koruptor dan meraih harta kekayaan dengan menyingkirkan rakyat miskin. Lagu ini
adalah kritik terhadap penguasa yang korup dan tidak memperdulikan orang
miskin, sebuah peringatan bagi pencari kekayaan yang menghalalkan segala cara.
Bila
kita melihat kondisi keadaan bangsa Indonesia saat ini, sepertinya lagu Iwan
Falas sangat relevan untuk melihat gambaran kenyataan yang terjadi akhir-akhir
ini. Fenomena manusia yang tamak dengan harta kekayaan yang terjadi di negara
kita yang tercinta sedang berlangsung dan sepertinya menjadi sebuah kenyataan
yang tidak dapat terhindarkan. Dan lebih miris lagi bila kita melihat dari
media cetak maupun media elektronik, semakin
banyak terjadi kasus penangkapan para koruptor di Indonesia. “Manusia akan
mencintai dirinya sendiri dan menjadi hamba uang.” (2 Timotius 3:2), mereka
menjadi manusia yang mengejar harta walau mereka sebenarnya taat beribadah,
“Secara lahiriah mereka menjalankan ibadah mereka,...” (2 Timotius 3:5).
Kenyataan ini sudah ada sejak zaman rasul Yakobus. Jemaat tempat Yakobus
melayani kala itu telah terjadi kesenjangan antara orang yang sangat kaya dan
orang yang sangat miskin. “Baiklah saudara yang berada dalam keadaan yang
rendah bermegah karena kedudukannya yang tinggi, dan orang kaya karena
kedudukannya yang rendah sebab ia akan lenyap seperti bunga rumput. Karena
matahari terbit dengan panasnya yang terik dan melayukan rumput itu, sehingga
gugurlah bunganya dan hilanglah semaraknya. Demikian jugalah halnya dengan
orang kaya; di tengah-tengah segala usahanya ia akan lenyap.” (Yakobus 1:9-11)
dan “...sebagai orang yang beriman kepada Yesus Kristus, Tuhan kita yang mulia,
janganlah iman itu kamu amalkan dengan memandang muka. Sebab, jika ada seorang
masuk ke dalam kumpulanmu dengan memakai cincin emas dan pakaian indah dan
datang juga seorang miskin ke situ dengan memakai pakaian buruk, dan kamu
menghormati orang yang berpakaian indah itu dan berkata kepadanya:
"Silakan tuan duduk di tempat yang baik ini!", sedang kepada orang
yang miskin itu kamu berkata: "Berdirilah di sana!" atau:
"Duduklah di lantai ini dekat tumpuan kakiku!", bukankah kamu telah
membuat pembedaan di dalam hatimu dan bertindak sebagai hakim dengan pikiran
yang jahat?” (Yakobus 2:1-4).
Kesenjangan
itu menjadi sangat nampak karena orang kaya hanya menumpuk hartanya bagi
dirinya sendiri. dan lebih parahnya lagi mereka menggunakan cara mereka dengan
minidas para pekerjanya, “Sesungguhnya telah terdengar teriakan besar, karena
upah yang kamu tahan dari buruh yang telah menuai hasil ladangmu, dan telah
sampai ke telinga Tuhan semesta alam keluhan
mereka yang menyabit panenmu.’ (Yakobus 5:4). Selain itu, mereka menggunakan
harta mereka untuk hidup dalam kemewahan yang sia-sia, “Dalam kemewahan kamu
telah hidup dan berfoya-foya di bumi,....” (Yakobus 5:5). Dan terlebih lagi
mereka mengahncurkan hidup orang benar “Kamu telah menghukum, bahkan membunuh
orang yang benar.....” (Yakobus 5:6).
Saudaraku,
Tuhan tidak melarang orang Kristen kaya. Namun, faktor yang mendukakan-Nya
adalah ketika kita meraih kekayaan dengan cara yang salah dan tujuan yang
salah. Maka, selagi kita masih hidup, marilah kita memperoleh kekayaan itu
dengan tetap takut akan Tuhan dan jauhkan diri kita dari korupsi dan
kesewenang-wenangan terhadap sesama.
Amin.
Tuhan
Yesus Memberkati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar