Halaman

Minggu, 08 Desember 2013

MENJAGA PERBUATAN! : MENANTIKAN JANJI TUHAN



“Janganlah menyimpang ke kanan atau ke kiri, jauhkanlah kakimu dari kejahatan.” (Amsal 4:27)

Saat dilanda persoalan atau pergumulan yang hebat banyak dari kita yang cenderung mengalami kemerosotan rohami. Kita tidak mampu lagi menjaga kualitas hidup rohani kita. Semakin besar masalah menerpa bukannya makin mendekat kepada Tuhan, tapi kita semakin menjauh. Bahkan kita menunjukkan sikap yang memberontak kepada Tuhan dengan mengomel, mengumpat, kecewa, jengkel, marah dan menyalahkan Tuhan. Hal ini pun berimbas pada keseharian kita: malas berdoa, malas membaca Alkitab, malas beribadah. Kemudian kita mencoba menyelesaikan permasalahan dengan kekuatan sendiri, mencari pertolongan kepada manusia, dan akhirnya kembali kepada kehidupan lama. Kita tidak lagi hidup menurut pimpinan Roh Kudus, melainkan menurut keinginan daging. Alkitab menegaskan, “Barangsiapa menjadi milik Kristus Yesus, ia telah menyalibkan daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya.” (Galatia 5:24).
Kalau kita kembali kepada kehidupan lama, siapa yang diuntungkan? Iblis! Ia (iblis) akan lebih mudah menyerang kehidupan kita sehingga kita makin terpuruk dan jatuh. Karena itu dalam menantikan Tuhan jangan mengendor. Sperti tertulis, “Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan.” (Roma 12:11). Sesulit apa pun situasinya mari tetap mengutamakan Tuhan dan melayani Dia dengan sepenuh hati. Janganlah seperti Esau yang rela menjual hak kesulungannya demi sepiring makanan, “Janganlah ada orang yang menjadi cabul atau yang mempunyai nafsu yang rendah seperti Esau, yang menjual hak kesulungannya untuk sepiring makanan. Sebab kamu tahu, bahwa kemudian, ketika ia hendak menerima berkat itu, ia ditolak, sebab ia tidak beroleh kesempatan untuk memperbaiki kesalahannya, sekalipun ia mencarinya dengan mencucurkan air mata.” (Ibrani 12:16-17). Akhirnya penyelasan pun tiada guna, jangan pula seperti para pengikut Daud saat Ziklag terbakar, yang hendak melempari Daud dengan batu. Namun Daud dalam keadaan terjepit dan pergumulan yang berat dapat menjaga sikap dan perilakunya dengan menguatkan kepercayaannya kepada Tuhan “Dan Daud sangat terjepit, karena rakyat mengatakan hendak melempari dia dengan batu. Seluruh rakyat itu telah pedih hati, masing-masing karena anaknya laki-laki dan perempuan. Tetapi Daud menguatkan kepercayaannya kepada TUHAN, Allahnya.” (1 Samuel 30:6).
Daud melakukan tindakan yang benar: datang kepada Tuhan dan menyerahkan segala permasalahannya kepada-Nya. Ia tidak bertindak mengandalkan kekuatannya sendiri.
“Masa-masa penantian adalah masa sangat menentukan, karena itu jagalah perilaku dan tetap hidup benar di hadapan Tuhan supaya janji-Nya dinyatakan bagi kita tepat waktu-Nya.
Amin.
Tuhan Yesus Memberkati

Tidak ada komentar:

Posting Komentar