Halaman

Senin, 02 Desember 2013

DARI KEKACAUAN MENUJU KEAJAIBAN.



“Orang bebal dibinasakan oleh mulutnya, bibirnya adalah jerat bagi nyawanya.” 
(Amsal 18:7)

Kita biasanya memperoleh hal yang kita ucapkan. Sebagai pemercaya, kita tahu betul bahwa itu merupakan kebenaran Alkitab. Kita dapat melihatnya dalam, “Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa berkata kepada gunung ini: Beranjaklah dan tercampaklah ke dalam laut! asal tidak bimbang hatinya, tetapi percaya, bahwa apa yang dikatakannya itu akan terjadi, maka hal itu akan terjadi baginya.” (Markus 11:23), “Yesus menjawab mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika kamu percaya dan tidak bimbang, kamu bukan saja akan dapat berbuat apa yang Kuperbuat dengan pohon ara itu, tetapi juga jikalau kamu berkata kepada gunung ini: Beranjaklah dan tercampaklah ke dalam laut! hal itu akan terjadi.” (Matius 21:21), dan “Sebab kita semua bersalah dalam banyak hal;barangsiapa tidak bersalah dalam perkataannya, ia adalah orang sempurna, yang dapat juga mengendalikan seluruh tubuhnya.” (Yakobus 3:2) dan banyak ayat lainnya. Namun kita sering membiarkannya berlalu begitu saja.
Kita membiarkan diri kita berbicara seperti dunia ini, bukannya membicarakan Firman. Dan, akhirnya kita mendapatkan hal yang telah kita ucapkan kekacuan yang besar.
Jika itu terjadi atas diri Anda, ingatlah, apa pun yang Anda miliki dalam hidup Anda merupakan hasil dari kata-kata yang telah Anda ucapkan. Untuk mengubahkan hal yang Anda miliki, Anda harus mengubah apa pun yang keluar dari mulut Anda. Anda harus menguasai kata-kata Anda.
Itu jauh lebih mudah diucapkan daripada dilakukan. Tetapi itulah kuncinya: itu harus diucapkan agar dapat dilakukan! Bagaimana Anda memulainya?
Pertama, sadarlah bahwa itu tidak dapat dilakukan secara alami. Ini adalah sebuah hukum rohani, jadi harus ditangani dengan kuasa rohani.
“Semua jenis binatang liar, burung-burung, serta binatang-binantang menjalar dan binatang-binatang laut dapat dijinakkan dan telah dijinakkan oleh sifat manusia, tetapi tidak seorang pun yang berkuasa menjinakkan lidah;ia adalah sesuatu yang buas, yang tak terkuasai, dan penuh racun yang mematikan.” (Yakobus 3:7-8) menyatakan bahwa lidah tidak dapat dijinakkan dengan kekuatan yang digunakan manusia untuk menjinakkan hewan. Dibutuhkan hikmat Tuhan dari surga untuk menanganinya. Firman Tuhan ialah hikmat-Nya, “Karena Tuhanlah yang memberikan hikmat, dari mulut-Nya datang pengetahuan dan kepandaian.” (Amsal 2:6). Dia juga berkata bahwa perkataan-Nya itu roh dan kehidupan. Itu berarti firman Tuhan dibutuhkan untuk menjinakkan lidah kita.
Kedua, bertobatlah sebelum Tuhan mengijinkan lidah Anda digunakan oleh seseorang selain oleh Roh Kudus. Kemudian serahkan lidah Anda kepada Yesus. Bertekadlah untuk mengucapkan kata-kata-Nya yang mengandung kasih, iman, sukacita, damai dan anugerah. Kata-kata iman menahan anak panah berapi dari neraka.
Tindakan ketiga ialah yang dikatakan Yesus "Camkanlah apa yang kamu dengar! Ukuran yang kamu pakai untuk mengukur akan diukurkan kepadamu, dan di samping itu akan ditambah lagi kepadamu.” (Markus 4:24). Perhatikanlah apa yang Anda dengar. Dengarkanlah diri Anda sendiri! bepikirlah, apakah aku mau agar kata-kata yang baru kuucapkan itu terwujud? Jika jawabannya “tidak”, maka berhentilah dengan segera. Ganti kata-kata negatif itu dengan ucapan syukur, “Demikian juga perkataan yang kotor, yang kosong atau yang sembrono--karena hal-hal ini tidak pantas--tetapi sebaliknya ucapkanlah syukur.” (Efesus 5:4).
Jika Anda telah menjadi lemah dengan ucapan Anda, ubahkan sikap Anda dengan mengubahkan kata-kata Anda. Mohonlah kepada Tuhan untuk membantu Anda mengawasi mulut Anda, “Awasilah mulutku, ya TUHAN, berjagalah pada pintu bibirku!” (Mazmur 141:3). Usahakan agar kuasa yang ada di lidah Anda memihak Anda, bukannya menentang Anda. Berhentilah memakai lidah Anda untuk menimbulkan kekacauan dan mulailah memakainya untuk menghasilkan keajaiban. Ada mujizat di dalam mulut Anda!
Amin.
Tuhan Yesus Memberkati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar