Halaman

Senin, 23 Desember 2013

WAKTU UNTUK MELUPAKAN



“"Tuhan, sampai berapa kali aku harus mengampuni saudaraku jika ia berbuat dosa terhadap aku? Sampai tujuh kali?" Yesus berkata kepadanya: "Bukan! Aku berkata kepadamu: Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali.” (Matius 18:21-22).

Ingatkah ketika.....? itulah sebuah pertanyaan yang banyak kita dengar pada tahun ini. Mengenang bersama dengan keluarga, saudara, rekan kerja atau teman sekolah dan sahabat kita, kita menyusuri Natal-Natal yang telah berlalu, menikmati kenangan sampai tanpa terelakkan, kita terbentur pada kenangan yang sebenarnya lebih baik dilupakan.
Tiba-tiba, nyeri itu kembali menyerang. Sengatnya kecaman orang tua, janji teman yang diingkari, penolakan, kekecewaan, sakit hati.......
Apakah yang seharusnya kita lakukan dengan kenangan-kenangan seperti itu?
Kita dapat melupakannya. Malah sebenarnya, kita harus melupakannya. Dan hanya ada satu cara untuk melakukannya – yaitu melalui pengampunan.
Mengampuni seseorang terdengar seperti hal yang sederhana. Namun sedikit dari kita yang sungguh-sungguh melakukannya. Kita memperlakukan pengampunan seolah-olah itu merupakan salah satu pilihan tambahan dari kehidupan. Pengampunan adalah tuntutan dasar untuk setiap pemercaya. Malah sebenarnya, tidak mengampuni justru adalah kefasikan. Dalam Matius 18, Yesus menuturkan sebuah perumpamaan yang melukiskan akibat buruknya. Perumpamaan itu melibatkan seorang hamba yang berutang kepada tuannya sejumlah sepuluh ribu talenta. Ketika waktu pembayaran tiba, dia memohon kepada tuannya, “Tuan, bersabarlah kepadaku dan aku akan melunasinya semua.” Tuannya berbelaskasihan sehingga dia melepaskan seluruh utang itu!
Segera setelah itu, hamba yang sama itu mencari seseorang yang berutang kepadanya  seratus dinar. Mengaetahui bahwa dia tidak sanggup membayar, dia mengabaikan permohonan orang itu untuk berbelaskasihan dan menjebloskannya ke dalam penjara.
Ketika tuannya mendengar itu, dia sangat gusar. Dia memanggil hamba yang jahat itu dan menyerahkan hamba yang jahat itu dan menyerahkan dia kepada para penyiksa sampai dia melunasi semua hutangnya.
Simak kembali jumlah utang yang tidak dibayar, sepuluh ribu talenta. Utang-utang kecil kebanyakan yang sering membuat kita tersandung. Kejengkelan sepele antara suami dan isteri, antara saudara dan saudari. Berhati-hatilah. Itulah jenis utang yang digunakan iblis untuk menyiksa Anda.
Bagaimanapun, Yesus melunasi segunung utang bagi Anda. Anda dapat menjadi dermawan mengenai utang-utang orang lain yang sangat kecil.
Luangkan waktu dengan Roh Kudus, dengan mengizinkan Dia menyingkapkan sikap tidak suka mengampuni di dalam diri Anda. Jadi, bertobatlah dan lepaskanlah itu. Jadikanlah Natal ini lebih daripada sekedar suatu waktu untuk mengingat. Jadikan sebagai waktu untuk melupakan kesalahan orang lain.
Amin.
Tuhan Yesus Memberkati

Tidak ada komentar:

Posting Komentar