“Janganlah
menyimpang ke kanan atau ke kiri, jauhkanlah kakimu dari kejahatan.” (Amsal
4:27)
Saat
dilanda persoalan atau pergumulan yang hebat banyak dari kita yang cenderung
mengalami kemerosotan rohami. Kita tidak mampu lagi menjaga kualitas hidup
rohani kita. Semakin besar masalah menerpa bukannya makin mendekat kepada
Tuhan, tapi kita semakin menjauh. Bahkan kita menunjukkan sikap yang
memberontak kepada Tuhan dengan mengomel, mengumpat, kecewa, jengkel, marah dan
menyalahkan Tuhan. Hal ini pun berimbas pada keseharian kita: malas berdoa,
malas membaca Alkitab, malas beribadah. Kemudian kita mencoba menyelesaikan
permasalahan dengan kekuatan sendiri, mencari pertolongan kepada manusia, dan
akhirnya kembali kepada kehidupan lama. Kita tidak lagi hidup menurut pimpinan
Roh Kudus, melainkan menurut keinginan daging. Alkitab menegaskan, “Barangsiapa
menjadi milik Kristus Yesus, ia telah menyalibkan daging dengan segala hawa
nafsu dan keinginannya.” (Galatia 5:24).
Kalau
kita kembali kepada kehidupan lama, siapa yang diuntungkan? Iblis! Ia (iblis)
akan lebih mudah menyerang kehidupan kita sehingga kita makin terpuruk dan
jatuh. Karena itu dalam menantikan Tuhan jangan mengendor. Sperti tertulis,
“Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan
layanilah Tuhan.” (Roma 12:11). Sesulit apa pun situasinya mari tetap
mengutamakan Tuhan dan melayani Dia dengan sepenuh hati. Janganlah seperti Esau
yang rela menjual hak kesulungannya demi sepiring makanan, “Janganlah ada orang
yang menjadi cabul atau yang mempunyai nafsu yang rendah seperti Esau, yang
menjual hak kesulungannya untuk sepiring makanan. Sebab kamu tahu, bahwa
kemudian, ketika ia hendak menerima berkat itu, ia ditolak, sebab ia tidak beroleh
kesempatan untuk memperbaiki kesalahannya, sekalipun ia mencarinya dengan
mencucurkan air mata.” (Ibrani 12:16-17). Akhirnya penyelasan pun tiada guna,
jangan pula seperti para pengikut Daud saat Ziklag terbakar, yang hendak
melempari Daud dengan batu. Namun Daud dalam keadaan terjepit dan pergumulan
yang berat dapat menjaga sikap dan perilakunya dengan menguatkan kepercayaannya
kepada Tuhan “Dan Daud sangat terjepit, karena rakyat mengatakan hendak
melempari dia dengan batu. Seluruh rakyat itu telah pedih hati, masing-masing
karena anaknya laki-laki dan perempuan. Tetapi Daud menguatkan kepercayaannya
kepada TUHAN, Allahnya.” (1 Samuel 30:6).
Daud
melakukan tindakan yang benar: datang kepada Tuhan dan menyerahkan segala
permasalahannya kepada-Nya. Ia tidak bertindak mengandalkan kekuatannya
sendiri.
“Masa-masa
penantian adalah masa sangat menentukan, karena itu jagalah perilaku dan tetap
hidup benar di hadapan Tuhan supaya janji-Nya dinyatakan bagi kita tepat
waktu-Nya.
Amin.
Tuhan
Yesus Memberkati
Tidak ada komentar:
Posting Komentar