“Pada
suatu kali bermimpilah Yusuf, lalu mimpinya itu diceritakannya kepada
saudara-saudaranya; sebab itulah mereka lebih benci lagi kepadanya.” (Kejadian
37:5)
Mimpi
di sini bukanlah sekedar “bunga tidur” yang biasanya kita alami saat tidur,
melainkan mimpi yang besar atau impian yang dimiliki oleh setiap orang.
Bukankah setiap orang memiliki mimpi atau impian yang suatu saat ingin dicapai
dalam hidupnya? Hanya orang mati saja yang tidak memiliki mimpi atau impian.
Selama kita masih bernafas kita harus punya mimpi, karena sebauh kesuksesan
diawali dengan sebuah mimpi. Saudara ingin menjadi orang yang berhasil?
Milikilah mimpi atau impian yang besar, karena mimpi adalah sumber kekuatan,
pendorong dan pembangkit semangat dalam menjalani hidup ini; dan setiap kita
pasti punya kerinduan bahwa suatu saat kelak mimpinya itu akan menjadi
kenyataan. Oleh karena itu mari berjuang dan berusaha sekuat tenaga untuk
mewujudkannya, tak peduli kendala yang menghadang. Jadi memiliki mimpi adalah hak
setiap orang tanpa terkecuali, dan tidak ada seorang pun yang mampu memaksa
atau membatasi seseorang untuk bermimpi.
Namun
memiliki mimpi saja belumlah cukup, itu baru tangga pertama menuju
keberhasilan. Untuk selanjutnya diperlukan suatu usaha dan tindakan iman. “Jika
iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya adalah mati.”
(Yakobus 2:17). Begitu juga dalam perjalanan kehidupan rohani. Tuhan memberikan
mimpi-mimpi besar di zaman dahulu seperti yang dialami oleh Yusuf ini, tapi
juga akan dinyatakan kepada umat-Nya yang hidup di masa sekarang. Inilah nubuat
nabi Yoel, "Kemudian dari pada itu akan terjadi, bahwa Aku akan
mencurahkan Roh-Ku ke atas semua manusia, maka anak-anakmu laki-laki dan
perempuan akan bernubuat; orang-orangmu yang tua akan mendapat mimpi,
teruna-terunamu akan mendapat penglihatan-penglihatan. Juga ke atas
hamba-hambamu laki-laki dan perempuan akan Kucurahkan Roh-Ku pada hari-hari
itu.” (Yoel 2:28-29).
Adapun
tujuan Tuhan memberikan mimpi-mimpi-Nya adalah Ia hendak menyatakan kehendak
dan rencana-Nya kepada kita. “Mimpi adalah suatu cara Tuhan menyatakan kehendak
dan rencana-Nya secara khusus dalam diri seseorang!
“Dialah
yang akan menerima berkat dari TUHAN dan keadilan dari Allah yang menyelamatkan
dia.” (Mazmur 24:5).
Yusuf
mendapatkan mimpi besar dari Tuhan: “Tampak kita sedang di ladang mengikat
berkas-berkas gandum, lalu bangkitlah berkasku dan tegak berdiri; kemudian
datanglah berkas-berkas kamu sekalian mengelilingi dan sujud menyembah kepada
berkasku itu." (Kejadian 37:7). Ia bermimpi pula: “….Tampak matahari,
bulan dan sebelas bintang sujud menyembah kepadaku." (Kejadian 37:9). Dengan
penuh keberanian Yusuf menceritakan perihal mimpinya itu kepada
saudara-saudaranya. Mimpi yang diterimanya ini menyiratkan bahwa Tuhan memiliki
rencana yang luar biasa bagi kehidupannya di masa yang akan datang. Kelak ia
menjadi orang “besar” dan mengalami peninggian dari Tuhan.
Namun
tidak semua orang mendapatkan mimpi besar dari Tuhan. Inilah syaratnya:
"Orang yang bersih tangannya dan murni hatinya, yang tidak menyerahkan
dirinya kepada penipuan, dan yang tidak bersumpah palsu. Dialah yang akan
menerima berkat dari TUHAN dan keadilan dari Allah yang menyelamatkan dia.”
(Mazmur 24:4-5). Tuhan memberikan mimpi besar kepada umat yang “bersih
tangannya” dan “murni hatinya”, artinya hanya orang-orang yang memiliki
kehidupan yang berkenan kepada Tuhanlah yang akan memperoleh mimpi. “Tangan
yang bersih” artinya menjauhkan diri dari segala perbuatan jahat, tidak turut
mengambil bagian dalam perbuatan-perbuatan kegelapan atau cemar, sebab “Allah
memanggil kita bukan untuk melakukan apa yang cemar, melainkan apa yang kudus.”
(1 Tesalonika 4:7).
Sedangkan
“hati yang murni” berarti tulus, bersih, jujur, tidak ada tipu muslihat dan
terbebas dari segala pikiran-pikiran jahat. Oleh sebab itu kita harus
senantiasa menjaga hati kita, sebab “…dari hati timbul segala pikiran jahat,
pembunuhan, perzinahan, percabulan, pencurian, sumpah palsu dan hujat. Itulah
yang menajiskan orang." (Matius 15:19-20a). Tuhan memperhatikan isi hati
setiap orang. Dalam menilai seseorang Tuhan selalu melihat hati “Bukan yang
dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata,
tetapi TUHAN melihat hati." (1 Samuel 16:7b), menyelidiki segala hati, mengerti
segala niat dan cita-cita “Dan engkau, anakku Salomo, kenallah Allahnya ayahmu
dan beribadahlah kepada-Nya dengan tulus ikhlas dan dengan rela hati, sebab
TUHAN menyelidiki segala hati dan mengerti segala niat dan cita-cita. Jika
engkau mencari Dia, maka Ia berkenan ditemui olehmu, tetapi jika engkau
meninggalkan Dia maka Ia akan membuang engkau untuk selamanya.” (1 Tawarikh
28:9), serta mengetahui rahasia hati “masakan Allah tidak akan menyelidikinya?
Karena Ia mengetahui rahasia hati!” (Mazmur 44:22).
“Ingin
menerima mimpi dari Tuhan? Jauhilah kejahatan dan milikilah hati yang murni!
Amin.
Tuhan
Yesus Memberkati
Tidak ada komentar:
Posting Komentar