Halaman

Jumat, 28 Maret 2014

BERANI UNTUK BERMIMPI


“Pada suatu kali bermimpilah Yusuf, lalu mimpinya itu diceritakannya kepada saudara-saudaranya; sebab itulah mereka lebih benci lagi kepadanya.” (Kejadian 37:5)

Mimpi di sini bukanlah sekedar “bunga tidur” yang biasanya kita alami saat tidur, melainkan mimpi yang besar atau impian yang dimiliki oleh setiap orang. Bukankah setiap orang memiliki mimpi atau impian yang suatu saat ingin dicapai dalam hidupnya? Hanya orang mati saja yang tidak memiliki mimpi atau impian. Selama kita masih bernafas kita harus punya mimpi, karena sebauh kesuksesan diawali dengan sebuah mimpi. Saudara ingin menjadi orang yang berhasil? Milikilah mimpi atau impian yang besar, karena mimpi adalah sumber kekuatan, pendorong dan pembangkit semangat dalam menjalani hidup ini; dan setiap kita pasti punya kerinduan bahwa suatu saat kelak mimpinya itu akan menjadi kenyataan. Oleh karena itu mari berjuang dan berusaha sekuat tenaga untuk mewujudkannya, tak peduli kendala yang menghadang. Jadi memiliki mimpi adalah hak setiap orang tanpa terkecuali, dan tidak ada seorang pun yang mampu memaksa atau membatasi seseorang untuk bermimpi.
Namun memiliki mimpi saja belumlah cukup, itu baru tangga pertama menuju keberhasilan. Untuk selanjutnya diperlukan suatu usaha dan tindakan iman. “Jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya adalah mati.” (Yakobus 2:17). Begitu juga dalam perjalanan kehidupan rohani. Tuhan memberikan mimpi-mimpi besar di zaman dahulu seperti yang dialami oleh Yusuf ini, tapi juga akan dinyatakan kepada umat-Nya yang hidup di masa sekarang. Inilah nubuat nabi Yoel, "Kemudian dari pada itu akan terjadi, bahwa Aku akan mencurahkan Roh-Ku ke atas semua manusia, maka anak-anakmu laki-laki dan perempuan akan bernubuat; orang-orangmu yang tua akan mendapat mimpi, teruna-terunamu akan mendapat penglihatan-penglihatan. Juga ke atas hamba-hambamu laki-laki dan perempuan akan Kucurahkan Roh-Ku pada hari-hari itu.” (Yoel 2:28-29).
Adapun tujuan Tuhan memberikan mimpi-mimpi-Nya adalah Ia hendak menyatakan kehendak dan rencana-Nya kepada kita. “Mimpi adalah suatu cara Tuhan menyatakan kehendak dan rencana-Nya secara khusus dalam diri seseorang!
“Dialah yang akan menerima berkat dari TUHAN dan keadilan dari Allah yang menyelamatkan dia.” (Mazmur 24:5).
Yusuf mendapatkan mimpi besar dari Tuhan: “Tampak kita sedang di ladang mengikat berkas-berkas gandum, lalu bangkitlah berkasku dan tegak berdiri; kemudian datanglah berkas-berkas kamu sekalian mengelilingi dan sujud menyembah kepada berkasku itu." (Kejadian 37:7). Ia bermimpi pula: “….Tampak matahari, bulan dan sebelas bintang sujud menyembah kepadaku." (Kejadian 37:9). Dengan penuh keberanian Yusuf menceritakan perihal mimpinya itu kepada saudara-saudaranya. Mimpi yang diterimanya ini menyiratkan bahwa Tuhan memiliki rencana yang luar biasa bagi kehidupannya di masa yang akan datang. Kelak ia menjadi orang “besar” dan mengalami peninggian dari Tuhan.
Namun tidak semua orang mendapatkan mimpi besar dari Tuhan. Inilah syaratnya: "Orang yang bersih tangannya dan murni hatinya, yang tidak menyerahkan dirinya kepada penipuan, dan yang tidak bersumpah palsu. Dialah yang akan menerima berkat dari TUHAN dan keadilan dari Allah yang menyelamatkan dia.” (Mazmur 24:4-5). Tuhan memberikan mimpi besar kepada umat yang “bersih tangannya” dan “murni hatinya”, artinya hanya orang-orang yang memiliki kehidupan yang berkenan kepada Tuhanlah yang akan memperoleh mimpi. “Tangan yang bersih” artinya menjauhkan diri dari segala perbuatan jahat, tidak turut mengambil bagian dalam perbuatan-perbuatan kegelapan atau cemar, sebab “Allah memanggil kita bukan untuk melakukan apa yang cemar, melainkan apa yang kudus.” (1 Tesalonika 4:7).
Sedangkan “hati yang murni” berarti tulus, bersih, jujur, tidak ada tipu muslihat dan terbebas dari segala pikiran-pikiran jahat. Oleh sebab itu kita harus senantiasa menjaga hati kita, sebab “…dari hati timbul segala pikiran jahat, pembunuhan, perzinahan, percabulan, pencurian, sumpah palsu dan hujat. Itulah yang menajiskan orang." (Matius 15:19-20a). Tuhan memperhatikan isi hati setiap orang. Dalam menilai seseorang Tuhan selalu melihat hati “Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi TUHAN melihat hati." (1 Samuel 16:7b), menyelidiki segala hati, mengerti segala niat dan cita-cita “Dan engkau, anakku Salomo, kenallah Allahnya ayahmu dan beribadahlah kepada-Nya dengan tulus ikhlas dan dengan rela hati, sebab TUHAN menyelidiki segala hati dan mengerti segala niat dan cita-cita. Jika engkau mencari Dia, maka Ia berkenan ditemui olehmu, tetapi jika engkau meninggalkan Dia maka Ia akan membuang engkau untuk selamanya.” (1 Tawarikh 28:9), serta mengetahui rahasia hati “masakan Allah tidak akan menyelidikinya? Karena Ia mengetahui rahasia hati!” (Mazmur 44:22).
“Ingin menerima mimpi dari Tuhan? Jauhilah kejahatan dan milikilah hati yang murni!
Amin.
Tuhan Yesus Memberkati

Tidak ada komentar:

Posting Komentar