“Seketika
itu juga tahirlah orang itu dari pada kustanya.” (Matius 8:3b)
Bagaimana
supaya kuasa kesembuhan daei Tuhan itu terjadi dalam kehidupan kita? Syarat
satu-satunya adalah percaya dan beriman kepada Tuhan Yesus. Tanpa iman yang
sungguh, tidak mungkin terjadi kesembuhan. Kita tidak akan beroleh kesembuhan
jika kita tidak percaya dan masih meragukan kuasa Tuhan sanggup menyembuhkan
segala penyakit dan menghancurkan segala kuasa setan. Dimana ada kebimbangan dan
keraguan-raguan, disitu pasti tidak ada iman. Alkitab menyatakan bahwa,
“....tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Allah.” (Ibrani 11:6) dan
orang yang bimbang tidak akan menerima sesuatu dari Tuhan “Hendaklah ia
memintanya dalam iman, dan sama sekali jangan bimbang, sebab orang yang bimbang
sama dengan gelombang laut, yang diombang-ambingkan kian ke mari oleh angin.
Orang yang demikian janganlah mengira, bahwa ia akan menerima sesuatu dari
Tuhan.” (Yakobus 1:6-7), artinya mustahil kita akan melihat kemuliaan Tuhan
dinyatakan atas kita.
Saat
berada di Nazaret, Yesus tidak banyak melakukan mujizat disana. Hal ini bukan
karena Yesus tidak sanggup, tapi karena orang-orang Nazaret tidak percaya
kepada-Nya, dengan berkata: “Bukankah Ia ini anak tukang kayu? Bukankah ibu-Nya
bernama Maria dan saudara-saudara-Nya: Yakobus, Yusuf, Simon dan Yudas? Dan
bukankah saudara-saudara-Nya perempuan semuanya ada bersama kita? Jadi dari
mana diperoleh-Nya semuanya itu?" Lalu mereka kecewa dan menolak Dia.” (Matius
13:55-57a).
Langkah
awal untuk mengalami kesembuhan dari Tuhan adalah datang kepada Tuhan Yesus
dengan iman. Seorang yang sakit kusta datang kepada Yesus, “....lalu sujud
menyembah Dia dan berkata: "Tuan, jika Tuan mau, Tuan dapat mentahirkan
aku." (Matius 8:2). Kata “sujud menyembah” berarti datang dengan penuh
kerendahan hati. Banyak orang sakit tidak mau datang kepada Tuhan Yesus, yang
adalah Sang Juruselamat, tetapi mereka lebih memilih untuk mencari pertolongan
kepada kuasa-kuasa gelap. Dan pernyataan, “jika Tuhan mau, Tuhan dapat
mentahirkan aku." Adalah kata-kata yang positif sebagai ekspresi iman yang
hidup. Iman itu mengalahkan perasaan dan logika! Iman itu tidak bergantung pada
panca indera dan tidak terpengaruh oleh keadaan yang ada. Iman itulah percaya
yang sungguh akan perkara-perkara akan hal-hal yang tidak kelihatan. Dan
akhirnya, “...Yesus mengulurkan tangan-Nya, menjamah orang itu dan berkata:
"Aku mau, jadilah engkau tahir." Seketika itu juga tahirlah orang itu
dari pada kustanya.” (Matius 8:3).
“Mujizat
pun dinyatakan!”
Amin.
Tuhan
Yesus Memberkati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar