“Lalu kata Yesus: "Akupun tidak menghukum engkau. Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang." (Yohanes 8:11)
Ada seorang jemaat Gereja di sebuah desa menemui pendeta dan bercerita,
“Saat muda saya berselingkuh, dan meninggalkan istri dan anak saya.
Kemudian, anak saya meninggal karena sakit dan tidak lama berselang
istri saya menyusul karena berduka. Saya tidak
sempat memohon maaf pada mereka. Pak pendeta, akankah Tuhan mengampuni
saya?” Pendeta itu kemudian mengajaknya pergi ke tepi sungai di belakang
gereja tersebut. Kemudian pendeta menyuruh lelaki itu mengambil sebuah
batu besar dan melemparkannya ke sungai. Pendeta itu juga mengambil
sebuah kerikil dan juga melemparkannya ke sungai tersebut. Pendeta itu
bertanya, “Mana dari kedua batu itu yang akan timbul dari dalam sungai?”
Jawab orang itu, “Tidak ada.” Pendeta itu berkata, “Betul. Begitu juga
dosa kita di hadapan Tuhan, besar atau kecil tidak diperhitungkan lagi
karena Tuhan sudah menghapusnya.”
Saat ahli Taurat dan orang Farisi
membawa kepada-Nya perempuan yang berzinah, Yesus menempelak mereka. Jka
mereka tidak berdosa, silahkan mereka merajam perempuan itu
"Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama
melemparkan batu kepada perempuan itu." (Yohanes 8:7). Nyatanya tidak
seorangpun yang mengambil batu, dan satu per satu mereka meninggalkan
tempat itu. Adapun Yesus, bukannya menghukum, Dia malah mengulurkan
pengampunan, dan memberi perempuan itu kesempatan untuk hidup baru “Lalu
kata Yesus: "Akupun tidak menghukum engkau. Pergilah, dan jangan
berbuat dosa lagi mulai dari sekarang." (Yohanes 8:11).
Pengampunan
Yesus setidaknya mengandung dua pesan. Pertama, jangan menghakimi dosa
orang lain. Kita juga berbuat dosa; mengapa kita begitu sombong,
menganggap dosa orang lain lebih parah daripada dosa kita? Kedua, Tuhan
tidak membeda-bedakan antara dosa besar dan dosa kecil. Yang terpenting
bukan besarnya dosa kita, namun apakah kita bersedia memohon ampun
kepada-Nya.
“Jika Allah saja menyediakan pengampunan, mengapa kita malah melontarkan penghakiman?
Amin,
Tuhan Yesus Memberkati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar