“Ketika
jiwaku letih lesu di dalam aku, teringatlah aku kepada TUHAN, dan sampailah
doaku kepada-Mu, ke dalam bait-Mu yang kudus.” (Yunus 2:7)
“Aduh,
Pak, sudah capek hati saya mengurusnya.” Beberapa kali kita mendengar para ibu
mengeluh seperti itu. Ternyata dalam melakukan sesuatu kita tidak hanya
mengeluarkan energi jasmani yang mendatangkan kelelahan secara fisik, tetapi
juga menguras energi jiwa yang membuat kita jadi “capek hati”.
Bias
jadi perasaan semacam itu yang dialami Yunus ketika berada di perut ikan. Ia
menggambarkan dirinya dilemparkan ke dalam pusat lautan dan terangkum arus air
“Telah Kaulemparkan aku ke tempat yang dalam, ke pusat lautan, lalu aku
terangkum oleh arus air; segala gelora dan gelombang-Mu melingkupi aku.” (Yunus
2:3), seperti tenggelam ke dasar bumi yang pintunya tertutup rapat “di dasar
gunung-gunung. Aku tenggelam ke dasar bumi; pintunya terpalang di belakangku
untuk selama-lamanya. Ketika itulah Engkau naikkan nyawaku dari dalam liang
kubur, ya TUHAN, Allahku.” (Yunus 2:6). Kepalanya seperti dililit lumut laut
“Segala air telah mengepung aku, mengancam nyawaku; samudera raya merangkum
aku; lumut lautan membelit kepalaku” (Yunus 2:5), perumpamaan tentang pikiran
yang kalut. Seperti orang yang hatinya sudah capek, Yunus tercekam oleh
keputusasaan. Ia sampai merasa dirinya telah terusir dari hadapan Tuhan “Dan
aku berkata: telah terusir aku dari hadapan mata-Mu. Mungkinkah aku memandang
lagi bait-Mu yang kudus?” (Yunus 2:4).
Mungkin
kita pernah mengalami hal yang sama. Kita mengalami kesesakan dan Tuhan seakan
tidak peduli. Sesungguhnya Tuhan tidak pernah melupakan dan meninggalkan kita,
namun kita kerap lalai dan tidak peka akan penyertaan-Nya tersebut.
Dari
kisah Yunus, kita dapat memetik pelajaran. Ia tidak berhenti berharap untuk
bias kembali menyaksikan bait Tuhan, lambing hadirat-Nya “Dan aku berkata:
telah terusir aku dari hadapan mata-Mu. Mungkinkah aku memandang lagi bait-Mu
yang kudus?” (Yunus 2:4). Ia berseru kepada Tuhan “katanya: "Dalam kesusahanku
aku berseru kepada TUHAN, dan Ia menjawab aku, dari tengah-tengah dunia orang
mati aku berteriak, dan Kaudengarkan suaraku.” (Yunus 2:2), bukan berpaling
kepada berhala kesia-siaan karena ia yakin akan kasih setia Tuhan “Mereka yang
berpegang teguh pada berhala kesia-siaan, merekalah yang meninggalkan Dia, yang
mengasihi mereka dengan setia.” (Yunus 2:8). Tuhan mengabulkan doa Yunus dan
melepaskannya dari kesesakan “Lalu berfirmanlah TUHAN kepada ikan itu, dan ikan
itupun memuntahkan Yunus ke darat.” (Yunus 2:10). Saat hati terasa capek,
kepada siapa lagi kita akan berpaling kalau bukan kepada Tuhan, sumber kelegaan
dan pemulihan?
“Penyertaan
Tuhan senantiasa merengkuh kita, membangkitkan kekuatan di tengah kesesakan.”
Amin.
Tuhan
Yesus Memberkati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar