Halaman

Jumat, 28 Maret 2014

CAPEK HATI


“Ketika jiwaku letih lesu di dalam aku, teringatlah aku kepada TUHAN, dan sampailah doaku kepada-Mu, ke dalam bait-Mu yang kudus.” (Yunus 2:7)

“Aduh, Pak, sudah capek hati saya mengurusnya.” Beberapa kali kita mendengar para ibu mengeluh seperti itu. Ternyata dalam melakukan sesuatu kita tidak hanya mengeluarkan energi jasmani yang mendatangkan kelelahan secara fisik, tetapi juga menguras energi jiwa yang membuat kita jadi “capek hati”.
Bias jadi perasaan semacam itu yang dialami Yunus ketika berada di perut ikan. Ia menggambarkan dirinya dilemparkan ke dalam pusat lautan dan terangkum arus air “Telah Kaulemparkan aku ke tempat yang dalam, ke pusat lautan, lalu aku terangkum oleh arus air; segala gelora dan gelombang-Mu melingkupi aku.” (Yunus 2:3), seperti tenggelam ke dasar bumi yang pintunya tertutup rapat “di dasar gunung-gunung. Aku tenggelam ke dasar bumi; pintunya terpalang di belakangku untuk selama-lamanya. Ketika itulah Engkau naikkan nyawaku dari dalam liang kubur, ya TUHAN, Allahku.” (Yunus 2:6). Kepalanya seperti dililit lumut laut “Segala air telah mengepung aku, mengancam nyawaku; samudera raya merangkum aku; lumut lautan membelit kepalaku” (Yunus 2:5), perumpamaan tentang pikiran yang kalut. Seperti orang yang hatinya sudah capek, Yunus tercekam oleh keputusasaan. Ia sampai merasa dirinya telah terusir dari hadapan Tuhan “Dan aku berkata: telah terusir aku dari hadapan mata-Mu. Mungkinkah aku memandang lagi bait-Mu yang kudus?” (Yunus 2:4).
Mungkin kita pernah mengalami hal yang sama. Kita mengalami kesesakan dan Tuhan seakan tidak peduli. Sesungguhnya Tuhan tidak pernah melupakan dan meninggalkan kita, namun kita kerap lalai dan tidak peka akan penyertaan-Nya tersebut.
Dari kisah Yunus, kita dapat memetik pelajaran. Ia tidak berhenti berharap untuk bias kembali menyaksikan bait Tuhan, lambing hadirat-Nya “Dan aku berkata: telah terusir aku dari hadapan mata-Mu. Mungkinkah aku memandang lagi bait-Mu yang kudus?” (Yunus 2:4). Ia berseru kepada Tuhan “katanya: "Dalam kesusahanku aku berseru kepada TUHAN, dan Ia menjawab aku, dari tengah-tengah dunia orang mati aku berteriak, dan Kaudengarkan suaraku.” (Yunus 2:2), bukan berpaling kepada berhala kesia-siaan karena ia yakin akan kasih setia Tuhan “Mereka yang berpegang teguh pada berhala kesia-siaan, merekalah yang meninggalkan Dia, yang mengasihi mereka dengan setia.” (Yunus 2:8). Tuhan mengabulkan doa Yunus dan melepaskannya dari kesesakan “Lalu berfirmanlah TUHAN kepada ikan itu, dan ikan itupun memuntahkan Yunus ke darat.” (Yunus 2:10). Saat hati terasa capek, kepada siapa lagi kita akan berpaling kalau bukan kepada Tuhan, sumber kelegaan dan pemulihan?
“Penyertaan Tuhan senantiasa merengkuh kita, membangkitkan kekuatan di tengah kesesakan.”
Amin.
Tuhan Yesus Memberkati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar