Halaman

Senin, 03 Maret 2014

MELANJUTKAN MENUJU KEDEWASAAN



“Marilah kita tinggalkan.... beralih kepada perkembangannya yang penuh........” (Ibrani 6:1)

Secara rohani, sebagian kita belum dewasa. “sekalipun kamu, ditinjau dari sudut waktu, sudah seharusnya menjadi pengajar, kamu masih perlu lagi diajarkan..... beralih kepada perkembangannya yang penuh.” (Ibrani 5:12; 6:1). Sama seperti ada tanda-tanda pertumbuhan jasmani, ada juga tanda-tanda kedewasaan rohani seperti yang yang tertulis "Dan akhirnya, hendaklah kamu semua seia sekata, seperasaan, mengasihi saudara-saudara, penyayang dan rendah hati,dan janganlah membalas kejahatan dengan kejahatan, atau caci maki dengan caci maki, tetapi sebaliknya, hendaklah kamu memberkati, karena untuk itulah kamu dipanggil, yaitu untuk memperoleh berkat. Sebab: "Siapa yang mau mencintai hidup dan mau melihat hari-hari baik, ia harus menjaga lidahnya terhadap yang jahat dan bibirnya terhadap ucapan-ucapan yang menipu. Ia harus menjauhi yang jahat dan melakukan yang baik, ia harus mencari perdamaian dan berusaha mendapatkannya. Sebab mata Tuhan tertuju kepada orang-orang benar, dan telinga-Nya kepada permohonan mereka yang minta tolong, tetapi wajah Tuhan menentang orang-orang yang berbuat jahat." (1 Petrus 3:8-12).

1.    1.   “Menjadi satu roh.”  Kesatuan tidaklah sama dengan keseragaman di mana semua orang harus berpikir serupa atau semua nya harus sepakat mengenal segalanya. Kesatuan adalah fokus pada hal-hal yang menyatukan kita, bukannya membiarkan masalah spele memecah kita.
2.    2.   “Bersimpati terhadap satu sam lain.” Pemahaman mengenai simpati adalah “ikut merasakan” orang lain. “Bersukacitalah dengan orang yang bersukacita, dan menangislah dengan orang yang menangis!” (Roma 12:15). Ketika Anda memperhatikan orang lain ketimbang diri sendiri, Anda mulai dewasa.
3.     3.  “Saling mengasihi.” Kita semua membutuhkan teman untuk mengasihi dan mendukung kita. Ada seorang mantan Presiden berkata “Bahwa salah satu harapan terbesarnya adalah memiliki delapan sahabat yang menghadiri pemakannya tanpa memeriksa jam tangannya!”
4.  4. “Berbelas kasihlah.”  Di zaman teknologi tinggi mudah sekali tidak memperhatikan mereka yang membutuhkan. “Melihat orang banyak itu, tergeraklah hati Yesus oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka lelah dan terlantar....” (Matius 9:36). Orang yang terluka membuat hati-Nya tersentuh, dan mereka seharusnya juga menyentuh hati kita.
5.   5.  “Jadilah rendah hati.” Seorang pengajar Alkitab berkata “Carilah kesempatan untuk memberi...untuk membangun ketimbang menghancurkan, untuk melayani ketimbang dilayani, untuk belajar dari orang lain ketimbang berusaha untuk mendapat posisi pengajar.” Jadi, bagaimana keadaan Anda sejauh ini?
Petrus menulis “Janganlah membalas..... caci maki dengan caci maki,...” (1 Petrus 3:9). Ketika Anda diserang, bukannya membela diri dengan komentar yang merusak atau perkataan cerdas yang dirancang untuk menyudutkan orang, berdoalah “hendaklah kamu memberkati, karena untuk itulah kamu dipanggil, yaitu untuk memperoleh berkat.” (1 Petrus 3:9b). “ia harus menjaga lidahnya terhadap yang jahat.” (1 Petrus 3:10). Sebagian orang tidak pernah memahami pelajaran ini. Ada sebuah kisah nyata yang tertulis di buku karangan terkenal dari luar yang isinya, “Pada masa Revolusi Perancis, raja dan ratu dipenggal, menjadikan anak raja yatim piatu. Ada pembicaraan untuk memenggal kepalanya juga sampai seseorang berkata, “Jika kamu membunuhnya, kamu mengirim rohnya ke surga. Sebaliknya, serahkan dia kepada pengemis nenek tua itu dan ia akan mengajarinya perkataan kotor dan sia-sia sehingga rohnya akan dikutuk selamanya!” Namun ketika mereka menyerahkan sang putra mahkota itu kepada wanita jalanan ini, yang mencobanya mengajari segala hal-hal cemar, ia menolak dan berkata, “Aku dilahirkan untuk menjadi raja dan aku tidak akan mengatakannya!” Intinya, ketika Anda adalah anak Raja, perkataan-perkataan Anda harus mencerminkannya. “Carilah kedamaian” (1 Petrus 3:11 AMP). Membutuhkan keberanian untuk menjadi pembawa damai. Di mana-mana Anda melihat orang marah terhadap perekonomian, layanan kesehatan, pengangguran dan masih banyak lagi. Menjadi pembawa kedamaian tidaklah sama dengan penjaga perdamaian. Petugas perdamaian mencari berbagai cara mempertahankan kedamaian dengan menjaga keseimbangan yang rapuh di antara kedua pihak. Pembawa kedamaian berjalan ke tengah konflik dan membantu mereka saling berdamai.
Amin.
Tuhan Yesus Memberkati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar