“Sebab
kamu tahu, bahwa kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia yang kamu
warisi dari nenek moyangmu itu bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan
perak atau emas, melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus yang
sama seperti darah anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat.” (1 Petrus
1:18-19)
Sebagai
orang percaya kita adalah umat pilihan Tuhan. Keberadaan kita di tengah dunia
ini berbeda dengan orang-orang di luar Tuhan. Dikatakan, “Oleh karena engkau
berharga di mata-Ku dan mulia, dan Aku ini mengasihi engkau,” (Yesaya 43:4).
Karena itulah Allah mengutus dan mengorbankan Putera-Nya, Yesus Kristus supaya
kita memiliki masa depan dan harapan, di mana kita sebelumnya berada di bawah
cengkeraman dosa dan terancam untuk mengalami kematian kekal, “Sebab upah dosa
ialah maut; tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus,
Tuhan kita.” (Roma 6:23).
Dosa
membuat kehidupan kita berada dalam kesia-sian. Tapi kini semua telah berubah;
kita yang sebelumnya memiliki cara hidup yang sia-sia telah ditebus Tuhan bukan
dengan perak atau emas, melainkan dengan darah-Nya yang mahal, yang tak bernoda
dan tak bercacat, sehingga hidup kita menjadi berarti dan bermakna. Cara hidup
atau perbuatan sia-sia itu yang bagaimana? Yang hanya mementingkan diri
sendiri! “...hendaklah kamu sehati sepikir, dalam satu kasih, satu jiwa, satu
tujuan, dengan tidak mencari kepentingan sendiri atau puji-pujian yang sia-sia.
Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih
utama dari pada dirinya sendiri; dan janganlah tiap-tiap orang hanya
memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga.”
(Filipi 2:2-4). Banyak orang Kristen yang hidupnya hanya untuk diri sendiri,
egois, tidak peduli orang lain. Ini tabiat “manusia lama” yang harus
ditanggalkan, sebab di dalam Kristus kita ini adalah “....ciptaan baru: yang
lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang.” (2 Korintus 5:17).
Yang
Tuhan kehendaki adalah kita dapat menjadi berkat bagi orang lain. Selanjutnya,
apabila kita tidak memiliki dasar hidup yang benar, apa yang menjadi dasar
hidup kita? Uang, harta, kekayaan, popularitas atau jabatan? Jika itu yang
menjadi dasar hidup kita, suatu saat kita akan kecewa karena semuanya tidak
akan bertahan lama, sewaktu-waktu bisa lenyap dan sirna.
Amin.
Tuhan
Yesus Memberkati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar