“Yang
melindungi mereka sudah meninggalkan mereka, sedang TUHAN menyertai kita;
janganlah takut kepada mereka." (Bilangan 14:9)
Dalam
aspek tertentu, kehidupan ini terasa kian menakutkan. Banyak bahaya mengancam.
Bukan hanya bencana alam atau berbagai kejahatan, melainkan juga sakit-penyakit
dan persoalan ekonomi. Sewaktu-waktu salah satu, beberapa, atau bahkan semua
masalah itu bisa saja menimpa kita. Memikirkannya saja sering sudah membuat
kita tak berdaya, bukan?
Kekalutan
semacam ini juga mungkin yang dulu mencekam kesepuluh pengintai yang baru
pulang memata-matai tanah Kanaan. Berbagai masalah di depan tampaknya terlalu
besar untuk diatasi sehingga mereka ketakutan, “Hanya, bangsa yang diam di
negeri itu kuat-kuat dan kota-kotanya berkubu dan sangat besar, juga keturunan
Enak telah kami lihat di sana. Orang Amalek diam di Tanah Negeb, orang Het,
orang Yebus dan orang Amori diam di pegunungan, orang Kanaan diam sepanjang
laut dan sepanjang tepi sungai Yordan." (Bil 13:28-29). Celakanya, ketakutan
ini mereka tularkan pada bangsa mereka sehingga nyaris menggagalkan upaya
penaklukan itu sendiri, “Tetapi orang-orang yang pergi ke sana bersama-sama
dengan dia berkata: "Kita tidak dapat maju menyerang bangsa itu, karena
mereka lebih kuat dari pada kita." Juga mereka menyampaikan kepada orang
Israel kabar busuk tentang negeri yang diintai mereka, dengan berkata:
"Negeri yang telah kami lalui untuk diintai adalah suatu negeri yang
memakan penduduknya, dan semua orang yang kami lihat di sana adalah orang-orang
yang tinggi-tinggi perawakannya.” (Bil 13:31-32) dan “Lalu segenap umat itu
mengeluarkan suara nyaring dan bangsa itu menangis pada malam itu.
Bersungut-sungutlah semua orang Israel kepada Musa dan Harun; dan segenap umat
itu berkata kepada mereka: "Ah, sekiranya kami mati di tanah Mesir, atau
di padang gurun ini! Mengapakah TUHAN membawa kami ke negeri ini, supaya kami
tewas oleh pedang, dan isteri serta anak-anak kami menjadi tawanan? Bukankah
lebih baik kami pulang ke Mesir?" Dan mereka berkata seorang kepada yang
lain: "Baiklah kita mengangkat seorang pemimpin, lalu pulang ke
Mesir." (Bil 14:1-4). Syukurlah, muncul orang-orang seperti Kaleb dan
Yosua! Sebagai manusia biasa, mereka tentu juga gentar; tetapi apa yang
menjadikan mereka berbeda, “Kemudian Kaleb mencoba menenteramkan hati bangsa
itu di hadapan Musa, katanya: "Tidak! Kita akan maju dan menduduki negeri
itu, sebab kita pasti akan mengalahkannya!" (Bil 13:30) dan “dan berkata
kepada segenap umat Israel: "Negeri yang kami lalui untuk diintai itu
adalah luar biasa baiknya. Jika TUHAN berkenan kepada kita, maka Ia akan
membawa kita masuk ke negeri itu dan akan memberikannya kepada kita, suatu
negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya.” (Bil 14:7-8)? Jawabannya: iman
mereka, yakni bahwa “mereka pasti mengalahkan musuh” (Bil. 13:30), sebab “Tuhan
menyertai mereka”, sehingga musuh bisa mereka “telan habis” (Bil 14:9).
Apakah
kita saat ini tengah dirudung masalah yang berat? Bisa jadi. Namun yang lebih
penting, apakah kita memiliki iman seperti Kaleb dan Yosua: bahwa Tuhan jauh
lebih besar daripada masalah kita! Di Alkitab, Tuhan berulang-ulang berkata “Jangan
takut” untuk menegaskan penyertaan-Nya. Seorang pendeta secara kreatif
menuliskan kata “takut” sebagai T(uhan)AKUT(uhan). Ya, Dia ada di dalam diri
kita dan Dia ada di kanan dan kiri kita! Jadi, apa yang perlu kita takutkan?
Jangan
berkata, “Ya Tuhan, aku punya masalah besar”
Tetapi
berkatalah, “Hai masalah, aku punya Tuhan yang besar.”
Amin.
Tuhan
Yesus Memberkati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar