Halaman

Senin, 25 November 2013

MENGATASI STRES



“Yang hatinya teguh Kaujagai dengan damai sejahtera, sebab kepada-Mulah ia percaya.” (Yesaya 26:3)

Menurut artikel sebuah surat kabar edisi Juni 2013, memuat kolom tentang stres yang isinya, “Stres membunuh orang sama atau lebih banyak daripada kebiasaan buruk seperti merokok, minum-minuman beralkohol, atau tidak berolahraga. Stres juga merusak “hippocampus”, bagian otak yang berhubungan dengan ingatan dan belajar. Penelitian di University of London memperlihatkan bahwa stres mental kronis lebih banyak menyebabkan kanker dan penyakit jantung daripada merokok, kolesterol tinggi, dan tekanan darah tinggi.”
Stres erat hubungannya dengan masalah keuangan, hubungan sosial, pekerjaan, peristiwa traumatis serta hal-hal kecil, seperti berlalu lintas, pelayanan yang buruk, tumpukan cucian kotor, mengantar anak ke kegiatan ekstrakurikuler. Karenanya, selama masih hidup di dunia, kita akan terus bersinggungan dengan stres.
Lalu apa yang yang harus kita lakukan? Nats hari ini menyebutkan bahwa kepercayaan kepada Tuhan mendatangkan “damai sejahtera”. Menurut Don Colbert, penulis buku yang terkenal menyebutkan bahwa, kata “damai sejahtera” dalam ayat ini dapat dibandingkan dengan kedamaian Yesus saat tertidur di atas perahu yang dihantam taufan, “Dan ketika mereka sedang berlayar, Yesus tertidur. Sekonyong-konyong turunlah taufan ke danau, sehingga perahu itu kemasukan air dan mereka berada dalam bahaya. Maka datanglah murid-murid-Nya membangunkan Dia, katanya: "Guru, Guru, kita binasa!" Iapun bangun, lalu menghardik angin dan air yang mengamuk itu. Dan angin dan air itupun reda dan danau itu menjadi teduh. Lalu kata-Nya kepada mereka: "Di manakah kepercayaanmu?" Maka takutlah mereka dan heran, lalu berkata seorang kepada yang lain: "Siapa gerangan orang ini, sehingga Ia memberi perintah kepada angin dan air dan mereka taat kepada-Nya?" (Lukas 8:23-25). Karena lelapnya, Dia tidak terusik oleh badai itu, dan terpaksa harus dibangunkan.
Yesus adalah Raja Damai dan Dia menyediakan damai sejahtera yang sama bagi kita. Kita memperolehnya dengan memusatkan perhatian pada janji Allah dalam firman-Nya dan mempercayai-Nya. Ketika menghadapi stres, kita dapat berseru kepada-Nya menyerahkan segala kekhawatiran kita kepada-Nya, dan mempercayai pemeliharaan-Nya.
“Bagi siapapun yang mengaku mempercayai Allah tidak akan membiarkan dirinya dikuasai stres dan kekhawatiran.
Amin.
Tuhan Yesus Memberkati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar