“Peringatkanlah
kepada orang-orang kaya di dunia ini agar mereka jangan tinggi hati dan jangan
berharap pada sesuatu yang tak tentu seperti kekayaan, melainkan pada Allah
yang dalam kekayaan-Nya memberikan kepada kita segala sesuatu untuk dinikmati.”
(1 timotius 6:17)
Seorang
gadis, bernama Siska (nama asal-asalan) yang mana ayahnya seorang guru agama
tinggal di rumah pamannya karena ayahnya yang hanya guru agama tidak sanggup
untuk membiayai hidup ke 8 anaknya. Ia adalah anak tertua dari 7 bersaudara,
ketujuh adiknya tinggal bersama kedua orangtuanya. Setamat SMA, pamannya
mengusahakan agar dia bekerja sebagai tenaga honorer di sebuah perusahaan
pertambangan dengan honor sebesar Rp. 450.000,- per bulan. Melihat dia bekerja selama
1 tahun hanya sebagai tenaga honorer, maka beberapa saudara uayah dan ibunya
mengusahakan agar ia dapat menjadi pegawai tetap di perusahaan tersebut. Puji
Tuhan ia diberkati dan menjadi pagawai tetap. Melihat hasil pekerjaannya selama
ini cukup baik, maka gajinyapun semakin tinggi plus ia dipertemukan dengan
seorang pria yang mapan.
Ketika
ia mulai dapat membangun rumahnya yang besar, ia mulai melupakan orang-orang di
sekitarnya. Ia merasa sudah hebat, sombong! Ia pernah mengusir keponakannya
sendiri dari rumahnya, sudah tidak menyapa beberapa sadara ayah dan ibunya yang
ia anggap tidak sekaya (selevel) dia. Hanya herannya, ia sangat menyombongkan bahwa rumahnya telah
bertingkat 2 dan dengan mempunyai 1 unit mobil buatan Korea. Padahal ada
diantara saudaranya yang memiliki rumah setengah lapangan sepakbola dengan
memiliki 6 mobil mewah buatan Eropa, tetapi tidak sesombong Siska.
Saudaraku,
kekayaan kita di dunia tidak menjadikan kita lebih hebat dari orang lain.
Kesombongan kita karena harta yang tidak menjamin keselamatan kita adalah
sia-sia. Kekayaan Tuhan mampu memberikan kita segala sesuatu yang bisa kita
nikmati. Harta dunia tidak bisa menjamin kesehatan dan keselamatan kita, namun
kekayaan di dalam Tuhan menjamin apapun tanpa terkecuali. Yang jelas semua terbaik.
“Kesombongan
hanya menjadikan hidup kita sia-sia.”
Amin.
Tuhan
Yesus Memberkati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar