Halaman

Selasa, 19 November 2013

PENDENGAR ATAU PELAKU



“Tetapi hendaklah kamu menjadi pelaku firman dan bukan hanya pendengar saja; sebab jika tidak demikian kamu menipu diri sendiri.” (Yakobus 1:22)

Seorang istri yang baru saja menikah dengan suaminya sebulan yang lalu, ingin memberikan kejutan kepada suaminya. Ia berniat untuk memasak “ARSIK” masakan kesukaan suaminya. Sebenarnya si istri sama sekali belum bisa memasak, tapi dengan berbekal sebuah resep pintar dari mamanya, ia meyakinkan dirinya untuk menelepon suaminya untuk menjanjikan, bahwa ia akan memasak Arsik yang terenak “Ala Inanta”
Dengan berbekal buku resep dari mamanya dan hati yang riang, si istri memasak dengan penuh keyakinan, bahwa suaminya akan bangga dengan Arsik yang dimasaknya. Setelah menunggu beberapa saat dan sang suami sudah sampai di rumah, masakanpun siap dihidangkan. Tetapi saat makanan di cicipi betapa kecewa hati si istri, karena ternyata rasa masakannya sungguh di luar harapannya. Masakan tersebut mempunyai rasa yang tidak karuan. Dengan nada kecewa bercampur bingung, sang istri tersebut seakan-akan bertanya pada diri sendiri, “Kenapa jadi begini ya? Padahal saya telah memasak sesuai dengan apa yang dituliskan oleh mama.” Ketika keluh kesahnya disampaikan kepada sang suami, tetapi dengan sabar si suami menjawab, “Mengetahui teori saja tidak cukup, karena untuk bisa menghasilkan masakan yang sempurna, kamu harus memperaktekkannya secara terus-menerus sambil memperbaiki berbagai kekurangan.”
Bukankah hidup kita tak ubahnya dengan kisah di atas? Kita memiliki begitu banyak teori tentang Tuhan: tentang berbuat baik: tentang mengasihi: tentang berkorban dan bahkan kita mengetahui isi Alkitab, tapi apakah artinya semua teori dan pengetahuan tentang firman Tuhan, jika teori itu tidak pernah dilakukan dalam hidup kita? Mendengar firman Tuhan adalah sesuatu yang baik dan mempelajari Firman adalah keharusan, tetapi harus dilaksanakan dan diwujudkan dalam kehidupan kita sehari-hari. Tanpa melakukannya, Firman itu tidak akan menjadi sempurna dalam hidup kita. Karena semua pengetahuan yang baik yang kita miliki, tidak kita gunakan untuk mendatangkan kebaikan bagi banyak orang.
Tanpa melakukan firman Tuhan dalam hidup kita sehari-hari, maka kita telah membohongi diri sendiri, dimana kita mengira kita telah mengerti Firman. Tetapi pengertian kita hanya sebatas ranah kognitif kita saja. Firman Tuhan bukanlah sebuah buku bacaan yang hanya sekedar dipahami. Firman adalah perintah. Sama seperti seorang  raja mengirimkan surat perintah kepada bawahannya, dapatkah bawahannya hanya membaca dan mengerti isi surat perintah itu tanpa melakukannya? Setiap yang dibaca, setiap yang dimengerti oleh bawahan terhadap isi surat perintah raja, menjadi acuannya untuk bertindak dan melakukan isi surat perintah itu.
Jadi saudaraku, jika Anda hanya membaca dan merenungkan firman Tuhan, itu belumlah cukup, karena ada sebab perintah yang tak boleh Anda abaikan, yaitu perintah untuk menjadi pelaku firman Tuhan. Karena itu, jadilah pelaku firman Tuhan, bukan hanya pendengar saja!
“Bukan orang yang mendengar  firman Tuhan yang akan masuk Kerajaan Sorga, tetapi yang melakukannya dengan taat”
Amin.
Tuhan Yesus Memberkati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar