Halaman

Kamis, 28 November 2013

KASIH MENYATUKAN SEGALANYA



“Dan di atas semuanya itu: kenakanlah kasih, sebagai pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan.” (Kolose 3:14)

Dalam suratnya kepada Jemaat di kolose (Kolose 3:5-25) kita dapat mengerti tujuan rasul Paulus menulis; yaitu agar jemaat di Kolose dengan rela dan berdasarkan kasij Allah mematikan dalam diri mereka “manusia lama” dan mengenakan manusia baru, “dan telah mengenakan manusia baru yang terus-menerus diperbaharui untuk memperoleh pengetahuan yang benar menurut gambar Khaliknya;” (Kolose 3:10) yang merupakan bukti kasih. Dengan kata lain, rasul Paulus mengingatkan jemaat di Kolose bahwa jika Kristus telah datang sebagai pribadi yang mempersatukan maka semua orang harus hidup sama seperti Kristus.
Dalam era sekarang ini kita perlu menjadikan firman Tuhan sebagai spirit baru dalam berjemaat di tahun yang akan datang. Dan juga dapat mengobarkan semangat kasih dalam perbedaan dengan motto “aku mau berjemaat bersama-sama dengan yang lain meskipun kita berbeda”. Atau dalam konteks keluarga, suami istri dapat berkata seorang terhadap yang lain, “terima kasih, memang kita berbeda namun karena kasih Allah kita dipersatukan”. Kita semua diperstukan bukan karena adanya banyak persamaan, melainkan karena Kristus telah datang sebagai pribadi yang memperstukan dan unsur-unsur yang mempersamakan.
Pesan rasul Paulus kepada Jemaat di Kolose tersebut menjadi pencerminan bagi kita sebagai jemaat Kristus. Bagi kita yang bertekad untuk mengenakan kasih Kristus sebagai pengikat maka:
1.       Jangan Membesar-besarkan Perbedaan
“dalam hal ini tiada lagi orang Yunani atau orang Yahudi, orang bersunat atau orang tak bersunat, orang Barbar atau orang Skit, budak atau orang merdeka, tetapi Kristus adalah semua dan di dalam segala sesuatu.” (Kolose 3:11), menjelakan bahwa dalam mindset “manusia baru” tidak ada lagi pembedaan bagsa (orang Yunani atau orang Yahudi) status agamawi (orang bersunat atau orang tak bersuna), status sosial (budak atau orang merdeka), tetapi Kristus adalah semua di dalam segala sesuatu.
Dengan kata lain Kristus adalah unsur pengikat, unsur yang menyatukan segala perbedaan; tidak ada perbedaan yang tidak dapat disatukan, kecuali kita semua tidak mau mengenakan kasih Kristus dan dengan rela memandang pada Kristus sebagai pribadi yang mempersatukan. Tidak ada lagi yang berkata “saya berasal dari sini atau saya berasal dari sana”, namun baiklah yang telah mengenakan kasih Kristus dapat berkata, “memang kita berbeda namun Kristus yang mempersamakan kita.”
2.       Jangan Lagi Hidup Dengan Prinsip Lama (manusia lama,"Karena itu matikanlah dalam dirimu segala sesuatu yang duniawi, yaitu percabulan, kenajisan, hawa nafsu, nafsu jahat dan juga keserakahan, yang sama dengan penyembahan berhala, semuanya itu mendatangkan murka Allah (atas orang-orang durhaka). Dahulu kamu juga melakukan hal-hal itu ketika kamu hidup di dalamnya. Tetapi sekarang, buanglah semuanya ini, yaitu marah, geram, kejahatan, fitnah dan kata-kata kotor yang keluar dari mulutmu. Jangan lagi kamu saling mendustai, karena kamu telah menanggalkan manusia lama serta kelakuannya, dan telah mengenakan manusia baru yang terus-menerus diperbaharui untuk memperoleh pengetahuan yang benar menurut gambar Khaliknya; Kolose 3:5-10) dan
“Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain, dan ampunilah seorang akan yang lain apabila yang seorang menaruh dendam terhadap yang lain, sama seperti Tuhan telah mengampuni kamu, kamu perbuat jugalah demikian.” (Kolose 3:13). Point 1 dan 2, rupanya menjadi akar permasalahan. Karena itu, jikalau ada yang masih berbuat demikian “membesar-besarkan perbedaan” tidak dapat mengampuni, dendam, dan lain-lain; sesungguhnya ia memungkiri bahwa ia telah mengenakan kasih Kristus.
3.       Kenakanlah Kasih Kristus Sebagai Pengikat Yang Menyempurnakan.
“Dan di atas semuanya itu: kenakanlah kasih, sebagai pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan.” (kolose 3:14). Memang kita semua tidak mampu dan belum sempurna di dalam mengasihi dan bahwa kita semua masih berusaha untuk menghidupkan kasih Allah dalam diri kita sebagai kasih yang sempurna. Hanya ingatlah, ambillah komitmen untuk mengnakan kasih Kristus sebab Kristuslah yang mengikat kita dan ia juga yang akan menyempurnakan kasih kita, seorang terhadap yang lain. Baiklah dalam jemaat bahkan dalam setiap keluarga “mau mengenakan kasih Kristus” maka tidak ada yang mustahil bagi orang percaya, bahwa setiap masalah dalam jemaat maupun rumah tangga dapat teratasi.
Perhatikanlah bahwa:
a.       “jika kita telah mengenakan kasih Allah” maka damai sejahtera Kristus akan memerintah dalam hatimu dan karena kasih itu yang telah menyatukan perbedaan juga telah menggiring kita ke dalam satu tubuh dan satu rumah tangga.
b.       “jika perkataan Kristus diam dengan segala kekayaannya di antara kamu maka kamu dengan segala hikmat mengajar dan menegur”. Mengapa jika perkataan Kristus diam dalam kita maka kita dapat mengajar dan menegur? Karena jika kasih sebagai kebenaran Allah berdiam dalam kita maka kita akan mengajar orang lain dengan penuh kasih: rela, tanpa menghitung-hitung dan tentu juga akan menegur dalam kasih.
Kita semua tidak ada yang sempurna, bahkan kasih kita kepada Allah dan sesamapun belum sempurna bahkan mungkin jauh dari sempurna, namun baiklah kita tidak menekankan perbedaan, tidak mengenakan prinsip lama melainkan mengenakan kasih Kristus, maka damai sejahtera Kristus akan memerintah dalam hidup kita. Dengan demikian kita hidup bersama dalam perbedaan karena kasih Kristus, sungguh menyatukan yang berbeda.
Amin.
Tuhan Yesus Memberkati.

1 komentar:

  1. Shalom bapak, ibu dan saudara/i yang dikasihi oleh Tuhan. Apakah ada diantara bapak, ibu maupun saudara/i yang pernah mendengar tentang Shema Yisrael dan V'ahavta? Kalimat pernyataan keesaan YHWH ( Adonai/ Hashem ) dan perintah untuk mengasihiNya yang dapat kita temukan dalam Ulangan/ דברים/ Devarim 6 : 4 - 6 yang juga pernah dikutip oleh Yeshua/ ישוע/ Yesus di dalam Injil khususnya dalam Markus 12 : 29 - 31, sementara perintah untuk mengasihi sesama manusia dapat kita temukan dalam Imamat/ ויקרא/ Vayikra 19 : 18. Mari kita pelajari cara membacanya satu-persatu seperti yang akan dijabarkan di bawah ini :

    Ulangan/ דברים/ Devarim 6 : 4 - 6, " שְׁמַ֖ע יִשְׂרָאֵ֑ל יְהֹוָ֥ה אֱלֹהֵ֖ינוּ יְהֹוָ֥ה ׀ אֶחָֽד׃. וְאָ֣הַבְתָּ֔ אֵ֖ת יְהֹוָ֣ה אֱלֹהֶ֑יךָ בְּכׇל־לְבָבְךָ֥ וּבְכׇל־נַפְשְׁךָ֖ וּבְכׇל־מְאֹדֶֽךָ׃. "

    Cara membacanya dengan mengikuti aturan tata bahasa Ibrani yang berlaku, " Shema Yisrael! YHWH [ Adonai ] Eloheinu, YHWH [ Adonai ] ekhad. V'ahavta e YHWH [ Adonai ] Eloheikha bekol levavkha uvkol nafshekha uvkol me'odekha

    Imamat/ ויקרא/ Vayikra 19 : 18, " וְאָֽהַבְתָּ֥ לְרֵעֲךָ֖ כָּמ֑וֹךָ. "

    Cara membacanya dengan mengikuti aturan tata bahasa Ibrani yang berlaku, " V'ahavta l'reakha kamokha "

    Untuk artinya dapat dilihat pada Alkitab LAI.

    Diucapkan juga kalimat berkat seperti ini setelah diucapkannya Shema

    " . בָּרוּךְ שֵׁם כְּבוֹד מַלְכוּתוֹ לְעוֹלָם וָעֶד. "
    ( Barukh Shem kevod malkuto, le'olam va'ed, artinya Diberkatilah Nama yang mulia, KerajaanNya untuk selamanya )

    🕎✡️🐟🤚🏻👁️📜✍🏼🕯️❤️🤴🏻🤲🏻🖖🏻👑🗝️🛡️🗡️🏹⚖️⚓🕍✝️🗺️🌫️☀️🌒⚡🌈🌌🔥💧🌊🌬️❄️🌱🌾🍇🍎🍏🌹🍷🥛🍯🦁🦅🐂🐏🐑🐎🦌🐪🕊️🐍₪🇮🇱

    BalasHapus