Halaman

Senin, 25 November 2013

SIA-SIAKAH CARA HIDUPMU?



“Sia-siakah semua yang telah kamu alami sebanyak itu? Masakan sia-sia!” (Galatia 3:4)

Adakalanya kita tak ubahnya seperti, “....orang yang bodoh, yang mendirikan rumahnya di atas pasir. Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, sehingga rubuhlah rumah itu dan hebatlah kerusakannya." (Matius 7:26b-27)
Adapun dasar hidup yang benar bagi orang percaya adalah firman Tuhan. Jika firman Tuhan yang menjadi dasar hidup kita, kita akan mengalami campur tangan Tuhan yang luar biasa, sebab firman-Nya adalah “ya” dan “amin”, karena “....firman-Ku yang keluar dari mulut-Ku: ia tidak akan kembali kepada-Ku dengan sia-sia, tetapi ia akan melaksanakan apa yang Kukehendaki, dan akan berhasil dalam apa yang Kusuruhkan kepadanya.” (Yesaya 55:11). Jadi, “....seperti yang Kurancang, demikianlah akan terlaksana:” (Yesaya 14:24), dan “Keputusan-Ku akan sampai, dan segala kehendak-Ku akan Kulaksanakan,” (Yesaya 46:10). Kita juga dikatakan memiliki cara hidup yang sia-sia apabila kita tidak menyelesaikan apa yang sudah kita mulai. Kepada jemaat di Galatia rasul Paulus menegur dengan keras, “Adakah kamu sebodoh itu? Kamu telah mulai dengan Roh, maukah kamu sekarang mengakhirinya di dalam daging?” (Galatia 3:3). Seseorang dikatakan bodoh bukan karena ia tidak berbuat apa-apa; mungkin ia melakukan segala sesuatu, namun tidak pernah menyelesaikannya sampai akhir sehingga apa yang dikerjakan itu pun menjadi tidak berguna. Inilah yang dilakukan rasul Paulus, “Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman.” (2 Timotius 4:7), agar, “....supaya sesudah memberitakan Injil kepada orang lain, jangan aku sendiri ditolak.” (1 Korintus 9:27).
Ingin menjadi pribadi yang berdampak bagi orang lain, hidup berkemenangan dan makin berkenan kepada Tuhan? Mulai dari sekarang tinggalkan cara hidup yang sia-sia. Tuhan memanggil kita untuk menjadi kepala, bukan ekor “TUHAN akan mengangkat engkau menjadi kepala dan bukan menjadi ekor, engkau akan tetap naik dan bukan turun, apabila engkau mendengarkan perintah TUHAN, Allahmu, yang kusampaikan pada hari ini kaulakukan dengan setia,” (Ulangan 28:13); untuk menjadi garam dan terang dunia, “"Kamu adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah  ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang. Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi. Lagipula orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu. Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga." (Matius 5:13-16). Karena itu jangan hanya berfokus pada diri sendiri, tapi berusahalah supaya kehidupan kita menjadi berkat dan berdampak bagi orang lain. Jadikan firman Tuhan sebagai pedoman hidup dan andalkan Tuhan dalam segala hal, serta kerjakan segala perkara yang dipercayakan kepada kita dengan setia sampai akhir.
“Jangan sia-siakan pengorbanan Kristus dengan melakukan hal yang sia-sia lagi!”
Amin.
Tuhan Yesus Memberkati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar