“Sia-siakah
semua yang telah kamu alami sebanyak itu? Masakan sia-sia!” (Galatia 3:4)
Adakalanya
kita tak ubahnya seperti, “....orang yang bodoh, yang mendirikan rumahnya di
atas pasir. Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda
rumah itu, sehingga rubuhlah rumah itu dan hebatlah kerusakannya." (Matius
7:26b-27)
Adapun
dasar hidup yang benar bagi orang percaya adalah firman Tuhan. Jika firman
Tuhan yang menjadi dasar hidup kita, kita akan mengalami campur tangan Tuhan
yang luar biasa, sebab firman-Nya adalah “ya” dan “amin”, karena “....firman-Ku
yang keluar dari mulut-Ku: ia tidak akan kembali kepada-Ku dengan sia-sia,
tetapi ia akan melaksanakan apa yang Kukehendaki, dan akan berhasil dalam apa
yang Kusuruhkan kepadanya.” (Yesaya 55:11). Jadi, “....seperti yang Kurancang,
demikianlah akan terlaksana:” (Yesaya 14:24), dan “Keputusan-Ku akan sampai,
dan segala kehendak-Ku akan Kulaksanakan,” (Yesaya 46:10). Kita juga dikatakan
memiliki cara hidup yang sia-sia apabila kita tidak menyelesaikan apa yang
sudah kita mulai. Kepada jemaat di Galatia rasul Paulus menegur dengan keras,
“Adakah kamu sebodoh itu? Kamu telah mulai dengan Roh, maukah kamu sekarang
mengakhirinya di dalam daging?” (Galatia 3:3). Seseorang dikatakan bodoh bukan
karena ia tidak berbuat apa-apa; mungkin ia melakukan segala sesuatu, namun
tidak pernah menyelesaikannya sampai akhir sehingga apa yang dikerjakan itu pun
menjadi tidak berguna. Inilah yang dilakukan rasul Paulus, “Aku telah mengakhiri
pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara
iman.” (2 Timotius 4:7), agar, “....supaya sesudah memberitakan Injil kepada
orang lain, jangan aku sendiri ditolak.” (1 Korintus 9:27).
Ingin
menjadi pribadi yang berdampak bagi orang lain, hidup berkemenangan dan makin
berkenan kepada Tuhan? Mulai dari sekarang tinggalkan cara hidup yang sia-sia.
Tuhan memanggil kita untuk menjadi kepala, bukan ekor “TUHAN akan mengangkat
engkau menjadi kepala dan bukan menjadi ekor, engkau akan tetap naik dan bukan
turun, apabila engkau mendengarkan perintah TUHAN, Allahmu, yang kusampaikan
pada hari ini kaulakukan dengan setia,” (Ulangan 28:13); untuk menjadi garam
dan terang dunia, “"Kamu adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar,
dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada
lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang. Kamu adalah terang dunia. Kota
yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi. Lagipula orang tidak
menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah gantang, melainkan di atas kaki
dian sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu. Demikianlah hendaknya
terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik
dan memuliakan Bapamu yang di sorga." (Matius 5:13-16). Karena itu jangan
hanya berfokus pada diri sendiri, tapi berusahalah supaya kehidupan kita
menjadi berkat dan berdampak bagi orang lain. Jadikan firman Tuhan sebagai
pedoman hidup dan andalkan Tuhan dalam segala hal, serta kerjakan segala
perkara yang dipercayakan kepada kita dengan setia sampai akhir.
“Jangan
sia-siakan pengorbanan Kristus dengan melakukan hal yang sia-sia lagi!”
Amin.
Tuhan
Yesus Memberkati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar