“Anak-anakku,
marilah kita mengasihi bukan dengan perkataan atau dengan lidah, tetapi dengan
perbuatan dan dalam kebenaran.” (1 Yohanes 3:18)
Sebuah
mobil melaju dengan kecepatan sedang, tiba-tiba kaca jendelanya terbuka dan
seseorang membuang sampah ke jalan raya. Demikian juga di sebuah bus umum, saat
seorang ibu hamil naik dan hendak duduk, tak seorangpun memberinya tempat
duduk. Ia terpaksa berdiri sambil memegang erat besi pegangan yang ada di atas
kepalanya.
Saudaraku,
apa yang tertulis di atas bukan Cuma rekaan atau sebuah khayalan semata. Itulah
fenomena yang terjadi akhir-akhir ini. Di mana kepedulian kita terhadap sesama
jadi pudar dan kasih kita menjadi hambar. Apakah kepedulian kita akan menjadi
barang yang langka. Kalau jaman sekarang mungkin saja masih ada pelajaran moral
yang mendidik kita untuk berbuat baik dan benar kepada orang lain. Tetapi kita
melihatnya hanya sekedar teori saja, tidak benar-benar dilakukan dalam
kehidupan nyata.
Kalau
itu hanya sekedar pelajaran saja, dan tidak mendidik kita, sama saja bohong.
Mari jadikan setiap hal sebagai pengalaman dalam setiap aspek kehidupan kita
dan tidak berhenti di sana, tetapi sebaiknya juga jadi pengalaman kita. Peduli adalah
sebuah bentuk dari kasih, maka kalau kita mau untuk mengasihi, kita harus mulai
peduli pada sesama. Peduli adalah aksi bukan hanya ilusi atau imajinasi untuk
berbuat baik. Peduli adalah sebuah tindakan bukan hanya slogan. Mari peduli,
seperti apa yang Yesus teladankan untuk kita. Ia peduli sama kita sehingga Ia merelakan
nyawaNya untuk menebus dosa kita. So, bagaimana dengan kita? Apakah kita mau
peduli dan melakukan sesuatu dengan orang lain?
Saudaraku,
kekristenan bukanlah atribut, tetapi kehidupan. Jadi kalau kita mau mari kita
praktekkan kepedulian dan kasih kita. Jadikan kepedulian kita sebagai gaya
hidup. Selamat peduli.
Amin.
Tuhan
Yesus Memberkati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar