Halaman

Kamis, 07 November 2013

P E D U L I



“Anak-anakku, marilah kita mengasihi bukan dengan perkataan atau dengan lidah, tetapi dengan perbuatan dan dalam kebenaran.” (1 Yohanes 3:18)

Sebuah mobil melaju dengan kecepatan sedang, tiba-tiba kaca jendelanya terbuka dan seseorang membuang sampah ke jalan raya. Demikian juga di sebuah bus umum, saat seorang ibu hamil naik dan hendak duduk, tak seorangpun memberinya tempat duduk. Ia terpaksa berdiri sambil memegang erat besi pegangan yang ada di atas kepalanya.
Saudaraku, apa yang tertulis di atas bukan Cuma rekaan atau sebuah khayalan semata. Itulah fenomena yang terjadi akhir-akhir ini. Di mana kepedulian kita terhadap sesama jadi pudar dan kasih kita menjadi hambar. Apakah kepedulian kita akan menjadi barang yang langka. Kalau jaman sekarang mungkin saja masih ada pelajaran moral yang mendidik kita untuk berbuat baik dan benar kepada orang lain. Tetapi kita melihatnya hanya sekedar teori saja, tidak benar-benar dilakukan dalam kehidupan nyata.
Kalau itu hanya sekedar pelajaran saja, dan tidak mendidik kita, sama saja bohong. Mari jadikan setiap hal sebagai pengalaman dalam setiap aspek kehidupan kita dan tidak berhenti di sana, tetapi sebaiknya juga jadi pengalaman kita. Peduli adalah sebuah bentuk dari kasih, maka kalau kita mau untuk mengasihi, kita harus mulai peduli pada sesama. Peduli adalah aksi bukan hanya ilusi atau imajinasi untuk berbuat baik. Peduli adalah sebuah tindakan bukan hanya slogan. Mari peduli, seperti apa yang Yesus teladankan untuk kita. Ia peduli sama kita sehingga Ia merelakan nyawaNya untuk menebus dosa kita. So, bagaimana dengan kita? Apakah kita mau peduli dan melakukan sesuatu dengan orang lain?
Saudaraku, kekristenan bukanlah atribut, tetapi kehidupan. Jadi kalau kita mau mari kita praktekkan kepedulian dan kasih kita. Jadikan kepedulian kita sebagai gaya hidup. Selamat peduli.
Amin.
Tuhan Yesus Memberkati.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar