“Walau
seribu orang rebah di sisimu, dan sepuluh ribu di sebelah kananmu, tetapi itu
tidak akan menimpamu.” (Mazmur 91:7)
Awal
tahun selalu menjadi masa-masa yang berat dan membuat gamang. Lelah rasanya
membaca analisa para pengamat ekonomi yang selalu menebarkan aroma pesimisme.
Dari tahun ke tahun prediksinya selalu sama, bahwa tahun yang baru akan lebih
berat dari tahun-tahun sebelumnya. Bagaimana bisa bertahan di tengah situasi
yang bertambah sulit sementara penghasilan tak kunjung meningkat? Gaji dan
tabungan yang dikumpulkan dengan susah payah, bisa habis dalam sehari hanya
untuk membayar uang kontrakan, biaya sekolah anak, serta cicilan ini dan itu.
Belum lagi kalau ada anggota keluarga yang sedang sakit.
Di
mana Tuhan ketika saya sedang susah? Mengapa Tuhan seolah tertidur ketika saya
sangat membutuhkan kehadiran-Nya? Mengapa tak ada hal ajaib yang terjadi
sebagai bukti Tuhan menolong saya? Pertanyaan seperti ini sangat sering kita
dengar dari sahabat atau mungkin diri kita sendiri saat sedang menghadapi
masalah berat. Menarik untuk diselisik, benarkah Tuhan absen ketika kita sangat
membutuhkan kehadiran-Nya? Bukankah Dia sendiri yang berjanji akan menyertai
kita sampai kesudahan zaman?
Satu
hal yang pasti adalah Tuhan tak pernah tidur! Ketika Tuhan mengizinkan sesuatu
yang buruk terjadi, Ia bertanggung jawab atas kelangsungan hidup kita dan
menyiapkan jalan keluar yang terbaik.percobaan selalu datang sepakat dengan
jalan keluar, itu pun tak akan melebihi kekuatan kita, “Pencobaan-pencobaan
yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan
manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai
melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan
ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya.” (1 Korintus 10:13). Oleh sebab
itu, penting untuk mengerti kehendak Tuhan, melihat sesuatu menurut cara
pandang-Nya, sebab Tuhan pasti memelihara kita.
Yang
dimaksud dengan pemeliharaan Tuhan adalah kita mendengar dan melihat sendiri
sebuah peristiwa buruk terjadi, bahkan berada di tengah situasi tersebut,
tetapi tidak turut menjadi korban dari peristiwa tersebut. Raja Daud di dalam
Mzm 91:7 mendefinisikan dengan indah makna dari pemeliharaan Tuhan, “Walau
seribu orang rebah di sisimu, dan sepuluh ribu di sebelah kananmu, tetapi itu
tidak akan menimpamu.” Pemeliharaan Tuhan juga berati “dicukupkan ketika
melewati masa sulit”. Mungkin saja tidak ada hal hebat yang terjadi, tetapi
yang pasti kehidupan kita dan keluarga tercukupi, tidak kekurangan suatu apa
pun. Persis seperti kisah janda di Sarfat! Termasuk ketika hidup kita berjalan
mulus, itu bukan terjadi begitu saja, ada campur tangan Tuhan yang bekerja
tanpa kita menyadarinya.
Iman
adalah landasan yang membuat kita yakin bahwa pemeliharaan Tuhan itu sungguh
ada. Iman memampukan kita menembus pekatnya kabut kehidupan untuk melihat
secercah terang di ujung sana. Jangan ragu untuk menjalani kehidupan karena
Tuhan sendiri yang menjamin hidup kita. “Dahulu aku muda, sekarang telah
menjadi tua, tetapi tidak pernah kulihat orang benar ditinggalkan, atau anak
cucunya meminta-minta roti;” (Mazmur 37:25). Tuhan tidak akan pernah
meninggalkan anak-anak-Nya!
Amin.
Tuhan
Yesus Memberkati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar