“Aku
memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama
seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi.”
(Yohanes 13:34)
Sebagai
manusia kita adalah makhluk sosial, artinya kita diciptakan untuk hidup
berpasangan dan berinteraksi dengan orang lain. Dalam hal inilah kasih
diperlukan, sebab kasih itu dibutuhkan oleh semua orang yang ada di dunia ini.
Tanpa kasih dunia ini akan dipenuhi oleh pergolakan, kacau balau, bahkan
diwarnai oleh pertumpahan darah, tetapi dengan kasih segala bentuk permusuhan
dapat ditundukkan di bawah kaki Yesus.
Bagaimana
caranya hidup dalam Kasih? Pertama, saling berbagi. Kita patut mencontoh
kehidupan gereja mula-mula di mana mereka hidup rukun dan sungguh-sungguh
memperaktekan kasih. Jemaat saling terikat oleh kasih yang sangat mendalam
sehingga rela untuk berbagi. Milik seseorang bukan lagi miliknya sendiri,
tetapi milik bersama, “....segala kepunyaan mereka adalah kepunyaan bersama,
dan selalu ada dari mereka yang menjual harta miliknya, lalu membagi-bagikannya
kepada semua orang sesuai dengan keperluan masing-masing.” (Kisah Para Rasul
2:44-45). Kedua, saling menolong. Kita selalu membutuhkan orang lain untuk
saling menolong, menopang dan melengkapi. Karena kita tak pernah lepas dari
situasi-situasi sulit, kesesakan, penderitaan, kerepotan, sakit-penyakit dan
kelemahan-kelemahan lainnya, maka kita memerlukan pertolongan dari orang lain.
“Bertolong-tolonganlah menanggung bebanmu! Demikianlah kamu memenuhi hukum
Kristus.” (Galatia 6:2). Rasul Paulus juga menambahkan, “Tunjukkanlah kasihmu
dalam hal saling membantu.” (Efesus 4:2b).
Sudahkah
kita menunjukkan kasih kita kepada orang lain dalam wujud nyata? Ataukah kita
diam saja dan sengaja menghindar ketika melihat orang lain sedang dalam
kesusahan, karena takut direpotkan? Belajarlah dari kisah seorang Samaria yang
baik hati, di mana ia telah menunjukkan kasihnya kepada orang lain yang sedang
dalam penderitaan. “Ia pergi kepadanya lalu membalut luka-lukanya, sesudah ia
menyiraminya dengan minyak dan anggur. Kemudian ia menaikkan orang itu ke atas
keledai tunggangannya sendiri lalu membawanya ke tempat penginapan dan
merawatnya.” (Lukas 10:34).
Selanjutnya,
memiliki hati yang rela berkorban. Orang Samaria yang murah hati ini tanpa
pamrih menolong orang lain yang sedang dalam penderitaan, meski orang yang
ditolongnya itu adalah orang Israel, yang adalah seteru bangsanya; bukan dengan
perkataan saja melainkan dengan perbuatan yang nyata. “Barangsiapa mempunyai
harta duniawi dan melihat saudaranya menderita kekurangan tetapi menutup pintu
hatinya terhadap saudaranya itu, bagaimanakah kasih Allah dapat tetap di dalam
dirinya? Anak-anakku, marilah kita mengasihi bukan dengan perkataan atau dengan
lidah, tetapi dengan perbuatan dan dalam kebenaran.” (1 Yohanes 3:17-18)
Pada
saat orang lain tertimpa musibah, adakah hati kita tergerak memberikan
pertolongan? Inilah yang disebut empati: memiliki perasaan yang sama seperti
perasaan orang yang sedang mengalami penderitaan dengan tidak mempersoalkan
siapa, mengapa dan di mana. Menunjukkan kasih terhadap sesama bukan dengan cara
mengatakan hal-hal yang muluk-muluk atau janji-janji, tetapi harus dengan
tindakan kasih yang nyata. Yang dimaksud dengan sesama manusia bukan hanya
teman, atau satu suku, pendidikan sama, agama sama dan sebagainya, tetapi semua
umat manusia yang Tuhan ijinkan untuk kita temui dan menjadi berkat bagi
mereka, termasuk orang yang membenci kita sekalipun.
Bagi
orang percaya mengasihi bukanlah pilihan yang bisa ditawar, namun perbuatan
yang wajib dilakukan dan harus menjadi gaya hidup kita. Acapkali kita mau
mengasihi orang yang mengasihi terlebih dahulu, atau kita hanya mengasihi orang
lain yang menguntungkan kita saja, jika tidak, kasih kita pun berakhir. “Dan
jikalau kamu mengasihi orang yang mengasihi kamu, apakah jasamu? Karena
orang-orang berdosapun mengasihi juga orang-orang yang mengasihi mereka. Sebab
jikalau kamu berbuat baik kepada orang yang berbuat baik kepada kamu, apakah
jasamu? Orang-orang berdosapun berbuat demikian. Dan jikalau kamu meminjamkan
sesuatu kepada orang, karena kamu berharap akan menerima sesuatu dari padanya,
apakah jasamu? Orang-orang berdosapun meminjamkan kepada orang-orang berdosa,
supaya mereka menerima kembali sama banyak.” (Lukas 6:32-34).
“Barangsiapa
tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih.” (1 Yohanes
4:8)
Amin.
Tuhan
Yesus Memberkati
Tidak ada komentar:
Posting Komentar