“Latihlah dirimu beribadah. Latihan badani terbatas gunanya,
tetapi ibadah itu berguna dalam segala hal, karena mengandung janji, baik untuk
hidup ini maupun untuk hidup yang akan datang.”(1 Timotius 4:7b-8).
Mungkin kita terkagum-kagum dengan pesenam yang sedang
bertanding di arena kejuaran dunia. Mereka seolah dilahirkan dengan keahlian itu.
Namun, semua orang yang pernah mencoba bermain senam pasti tahu bahwa
kepiawaian mereka tidak muncul begitu saja. Ada ribuan jam latihan yang telah
mereka lewati dengan penuh kedisplinan sebelum akhirnya mereka “merdeka”
memperagakan gerakkan senam yang indah. Prinsip yang sama juga berlaku dalam
pertumbuhan rohani. Pernah saya membaca sebuah kutipan (lupa nama pengarangnya)
“Displin adalah harga yang harus dibayar untuk mengalami kemerdekaan.”
Displin berlatih juga menjadi nasehat rasul Paulus kepada
Timotius muda. Paulus ingin agar anak rohaninya itu menjadi pelayan yang
mumpuni dalam mengajarkan Firman Tuhan. “Dengan selalu mengingatkan hal-hal itu
kepada saudara-saudara kita, engkau akan menjadi seorang pelayan Kristus Yesus
yang baik, terdidik dalam soal-soal pokok iman kita dan dalam ajaran sehat yang
telah kauikuti selama ini. Sementara itu, sampai aku datang bertekunlah dalam
membaca Kitab-kitab Suci, dalam membangun dan dalam mengajar.” (1 Timotius
4:6,13). Namun, hal itu tidak dapat terjadi begitu saja. Timotius harus melatih
diri dalam membaca Kitab Suci dan menggunakan karunianya mengajar.
Kata “latihlah” dalam bahasa Yunani adalah “gumnazo” yang
juga merupakan asal kata inggris “gymnasium”, tentu saja, menjadi pelayan yang
disiplin bukan tujuan akhir. Latihan rohani hanyalah sarana yang menjadikan
Timotius leluasa dipakai Allah membawa keselamatan dan pertumbuhan bagi banyak
orang.
Apa yang Anda rindukan dalam kehidupan kristiani Anda? Jika rencana
Allah adalah membuat anak-anak-Nya menjadi srupa dengan Kristus, “akan tetapi
kita tahu, bahwa apabila Kristus menyatakan diri-Nya, kita akan menjadi sama
seperti Dia, sebab kita akan melihat Dia dalam keadaan-Nya yang sebenarnya.”(1
Johanes 3:2b), tidakkah hal itu juga seharusnya menjadi kerinduan kita? Disiplin
apa saja yang harus kita latihkan untuk memujudkannya?
Displin rohani menolong kita bertumbuh serupa Kristus dengan
sukacita.
Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar