Halaman

Selasa, 09 Juli 2013

BERDISPLIN DENGAN TUJUAN





“Latihlah dirimu beribadah. Latihan badani terbatas gunanya, tetapi ibadah itu berguna dalam segala hal, karena mengandung janji, baik untuk hidup ini maupun untuk hidup yang akan datang.”(1 Timotius 4:7b-8).
Mungkin kita terkagum-kagum dengan pesenam yang sedang bertanding di arena kejuaran dunia. Mereka seolah dilahirkan dengan keahlian itu. Namun, semua orang yang pernah mencoba bermain senam pasti tahu bahwa kepiawaian mereka tidak muncul begitu saja. Ada ribuan jam latihan yang telah mereka lewati dengan penuh kedisplinan sebelum akhirnya mereka “merdeka” memperagakan gerakkan senam yang indah. Prinsip yang sama juga berlaku dalam pertumbuhan rohani. Pernah saya membaca sebuah kutipan (lupa nama pengarangnya) “Displin adalah harga yang harus dibayar untuk mengalami kemerdekaan.”
Displin berlatih juga menjadi nasehat rasul Paulus kepada Timotius muda. Paulus ingin agar anak rohaninya itu menjadi pelayan yang mumpuni dalam mengajarkan Firman Tuhan. “Dengan selalu mengingatkan hal-hal itu kepada saudara-saudara kita, engkau akan menjadi seorang pelayan Kristus Yesus yang baik, terdidik dalam soal-soal pokok iman kita dan dalam ajaran sehat yang telah kauikuti selama ini. Sementara itu, sampai aku datang bertekunlah dalam membaca Kitab-kitab Suci, dalam membangun dan dalam mengajar.” (1 Timotius 4:6,13). Namun, hal itu tidak dapat terjadi begitu saja. Timotius harus melatih diri dalam membaca Kitab Suci dan menggunakan karunianya mengajar.
Kata “latihlah” dalam bahasa Yunani adalah “gumnazo” yang juga merupakan asal kata inggris “gymnasium”, tentu saja, menjadi pelayan yang disiplin bukan tujuan akhir. Latihan rohani hanyalah sarana yang menjadikan Timotius leluasa dipakai Allah membawa keselamatan dan pertumbuhan bagi banyak orang.
Apa yang Anda rindukan dalam kehidupan kristiani Anda? Jika rencana Allah adalah membuat anak-anak-Nya menjadi srupa dengan Kristus, “akan tetapi kita tahu, bahwa apabila Kristus menyatakan diri-Nya, kita akan menjadi sama seperti Dia, sebab kita akan melihat Dia dalam keadaan-Nya yang sebenarnya.”(1 Johanes 3:2b), tidakkah hal itu juga seharusnya menjadi kerinduan kita? Disiplin apa saja yang harus kita latihkan untuk memujudkannya?
Displin rohani menolong kita bertumbuh serupa Kristus dengan sukacita.
Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar