Halaman

Sabtu, 20 Juli 2013

KE MANA MENCARI DAMAI?




“Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya kamu beroleh damai sejahtera dalam Aku. Dalam dunia kamu menderita penganiayaan, tetapi kuatkanlah hatimu, Aku telah mengalahkan dunia." (Yohanes 16:33)
Anda tentu sependapat bahwa damai sejahtera adalah hal yang dirindukan semua orang di dunia. Segala cara ditempuh demi damai diperoleh dalam kehidupan pribadi, keluarga, bahkan antar negara, sebab itu, konselor tak pernah sepi, diplomat selalu sibuk, dan pasukan perdamaian masih saja dibentuk. Sebagai orang kristiani, seberapa sering Anda mengalami damai sejahtera? Jika damai sejahtera adalah buah Roh Kudus yang diam di dalam kita, “Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu.” (Galatia 5:22-23), bukankah seharusnya kita mengalaminya setiap hari?
Ternyata selain menjanjikan damai sejahtera, Tuhan Yesus juga memastikan bahwa masalah besar akan dialami oleh mereka yang menjadi murid-murid-Nya. Lebih tepatnya, mereka akan “menderita penganiayaan.” Lalu bagaimana mungkin mereka bisa beroleh damai sejahtera? Kepastian berikut diberikan: “Yesus mendekati mereka dan berkata: "Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi.” (Matius 28:18), segala sesuatu diletakkan di bawah kaki-Nya: “Dan segala sesuatu telah diletakkan-Nya di bawah kaki Kristus dan Dia telah diberikan-Nya kepada jemaat sebagai Kepala dari segala yang ada.” (Efesus 1:22), sebab itu, tidak ada masalah yang bisa luput dari perhatian-Nya atau terlalu sukar untuk ditangani-Nya.
Yesus tidak mengajar murid-murid-Nya bagaiman cara menghindari atau melarikan diri dari masalah, tetapi bagaimana menghadapi maslah dengan memandang dan berharap kepada-Nya. Usaha manusia hanya meredakan masalah dan memberi “damai” sesaat. Kehadiran Roh Kudus memungkinkan kita memiliki damai sejahtera yang melampaui segala akal, dengan mengarahkan kita kepada Pribadi yang memegang kendali atas situasi. Badai masalah takkan dibiarkan-Nya melampaui kekuatan kita, namun justru membentuk kita makin mencerminkan Dia.
Damai sejahtera dapat kita alami dengan kehadiran Roh Kudus. Dia akan selalu membawa kita kembali memandang Kristus.
Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar