“Selidikilah
aku, ya Allah, dan kenallah hatiku, ujilah aku dan kenallah pikiran-pikiranku;
lihatlah, apakah jalanku serong, dan tuntunlah aku di jalan yang kekal!”
(Mazmur 139:23-24)
Gunung
es adalah suatu bongkahan besar es air tawar yang telah terpecah dari akumulasi
endapan salju yang membatu selama rentang waktu lama dan mengambang di perairan
terbuka. Sekitar 80-90% volume gunung es berada di bawah permukaan air laut,
besar dan bentuknya sulit diperkirakan hanya berdasarkan apa yang tampak di
permukaan.
Hati dan
pikiran manusia juga disadari Daud bagaikan gunung es. Kompleks. Sulit ditebak
hanya berdasarkan apa yang tampak di luar. Ia pun meminta Tuhan menyelidiki
hatinya. Daud mengenal Tuhan sebagai Pribadi yang Mahahadir (omnipresence),
Mahatahu (omniscience), dan Mahakuasa (omnipotence). Tuhan hadir ketika ia
melakukan segala sesuatu “TUHAN, Engkau menyelidiki dan mengenal aku; Engkau
mengetahui, kalau aku duduk atau berdiri, Engkau mengerti pikiranku dari jauh.
Engkau memeriksa aku, kalau aku berjalan dan berbaring, segala jalanku
Kaumaklumi. Sebab sebelum lidahku mengeluarkan perkataan, sesungguhnya,
semuanya telah Kauketahui, ya TUHAN.” (Mazmur 139:1-4), sejak terbit fajar
hingga tengah malam “Jika aku terbang dengan sayap fajar, dan membuat kediaman
di ujung laut, juga di sana tangan-Mu akan menuntun aku, dan tangan kanan-Mu
memegang aku.” (Mazmur 139:9-10), sejak ia dibentuk dalam kandungan “Aku
bersyukur kepada-Mu oleh karena kejadianku dahsyat dan ajaib; ajaib apa yang
Kaubuat, dan jiwaku benar-benar menyadarinya. Tulang-tulangku tidak terlindung
bagi-Mu, ketika aku dijadikan di tempat yang tersembunyi, dan aku direkam di
bagian-bagian bumi yang paling bawah; mata-Mu melihat selagi aku bakal anak,
dan dalam kitab-Mu semuanya tertulis hari-hari yang akan dibentuk, sebelum ada
satupun dari padanya.” (Mazmur 139:14-16) hingga nanti ia turun ke dalam dunia
orang mati “Ke mana aku dapat pergi menjauhi roh-Mu, ke mana aku dapat lari
dari hadapan-Mu? Jika aku mendaki ke langit, Engkau di sana; jika aku menaruh
tempat tidurku di dunia orang mati, di situpun Engkau.” (Mazmur 139:7-8).
Tidak
ada yang tersembunyi bagi-Nya. Pemahaman akan kemahatahuan Tuhan bukan
merupakan ancaman bagi Daud, malahan menjadi penolong bagi dirinya yang penuh
ketidaktahuan dan keterbatasan. Kemahadiran dan kemahatahuan Tuhan juga menjadi
jaminan bahwa Dia berkuasa menyelidiki hati kita, menguji pikiran, serta
memperbaiki apa yang keliru di dalamnya.
Seringkali
kita tampak “baik-baik saja” di luar, namun, jikalau kita mau jujur dan
mengijinkan Tuhan menyelidiki diri kita, ada banyak hal yang mesti kita
tinggalkan, perbaiki, dan mohonkan pengampunan. Dalam kesadaran akan
ketidakberdayaan kita menghadapi “fenomena gunung es” di dalam diri, maukah
kita dengan rendah hati berseru: “Allah Yang Maha Tahu, selidikilah diriku, dan
tuntunlah aku di jalan-Mu”
Kata
hati bisa saja menipu. Mintalah diuji oleh Allah yang mahatahu.
Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar