Halaman

Selasa, 16 Juli 2013

GUNUNG ES




“Selidikilah aku, ya Allah, dan kenallah hatiku, ujilah aku dan kenallah pikiran-pikiranku; lihatlah, apakah jalanku serong, dan tuntunlah aku di jalan yang kekal!” (Mazmur 139:23-24)
Gunung es adalah suatu bongkahan besar es air tawar yang telah terpecah dari akumulasi endapan salju yang membatu selama rentang waktu lama dan mengambang di perairan terbuka. Sekitar 80-90% volume gunung es berada di bawah permukaan air laut, besar dan bentuknya sulit diperkirakan hanya berdasarkan apa yang tampak di permukaan.
Hati dan pikiran manusia juga disadari Daud bagaikan gunung es. Kompleks. Sulit ditebak hanya berdasarkan apa yang tampak di luar. Ia pun meminta Tuhan menyelidiki hatinya. Daud mengenal Tuhan sebagai Pribadi yang Mahahadir (omnipresence), Mahatahu (omniscience), dan Mahakuasa (omnipotence). Tuhan hadir ketika ia melakukan segala sesuatu “TUHAN, Engkau menyelidiki dan mengenal aku; Engkau mengetahui, kalau aku duduk atau berdiri, Engkau mengerti pikiranku dari jauh. Engkau memeriksa aku, kalau aku berjalan dan berbaring, segala jalanku Kaumaklumi. Sebab sebelum lidahku mengeluarkan perkataan, sesungguhnya, semuanya telah Kauketahui, ya TUHAN.” (Mazmur 139:1-4), sejak terbit fajar hingga tengah malam “Jika aku terbang dengan sayap fajar, dan membuat kediaman di ujung laut, juga di sana tangan-Mu akan menuntun aku, dan tangan kanan-Mu memegang aku.” (Mazmur 139:9-10), sejak ia dibentuk dalam kandungan “Aku bersyukur kepada-Mu oleh karena kejadianku dahsyat dan ajaib; ajaib apa yang Kaubuat, dan jiwaku benar-benar menyadarinya. Tulang-tulangku tidak terlindung bagi-Mu, ketika aku dijadikan di tempat yang tersembunyi, dan aku direkam di bagian-bagian bumi yang paling bawah; mata-Mu melihat selagi aku bakal anak, dan dalam kitab-Mu semuanya tertulis hari-hari yang akan dibentuk, sebelum ada satupun dari padanya.” (Mazmur 139:14-16) hingga nanti ia turun ke dalam dunia orang mati “Ke mana aku dapat pergi menjauhi roh-Mu, ke mana aku dapat lari dari hadapan-Mu? Jika aku mendaki ke langit, Engkau di sana; jika aku menaruh tempat tidurku di dunia orang mati, di situpun Engkau.” (Mazmur 139:7-8).
Tidak ada yang tersembunyi bagi-Nya. Pemahaman akan kemahatahuan Tuhan bukan merupakan ancaman bagi Daud, malahan menjadi penolong bagi dirinya yang penuh ketidaktahuan dan keterbatasan. Kemahadiran dan kemahatahuan Tuhan juga menjadi jaminan bahwa Dia berkuasa menyelidiki hati kita, menguji pikiran, serta memperbaiki apa yang keliru di dalamnya.
Seringkali kita tampak “baik-baik saja” di luar, namun, jikalau kita mau jujur dan mengijinkan Tuhan menyelidiki diri kita, ada banyak hal yang mesti kita tinggalkan, perbaiki, dan mohonkan pengampunan. Dalam kesadaran akan ketidakberdayaan kita menghadapi “fenomena gunung es” di dalam diri, maukah kita dengan rendah hati berseru: “Allah Yang Maha Tahu, selidikilah diriku, dan tuntunlah aku di jalan-Mu”
Kata hati bisa saja menipu. Mintalah diuji oleh Allah yang mahatahu.
Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar