Halaman

Kamis, 25 Juli 2013

KARAKTER UNTUK MEMERINTAH





“Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu. Karena dengan demikianlah kamu menjadi anak-anak Bapamu yang di sorga, yang menerbitkan matahari bagi orang yang jahat dan orang yang baik dan menurunkan hujan bagi orang yang benar dan orang yang tidak benar.”(Matius 5:44-45)
Yusuf mengawali hidupnya sebagai pengadu dan pelagak dan tinggi hati. Namun ia tidak tetap bersikap seperti itu. Ia belajar taat melalui penderitaan, dan dengan demikian ia mengembangkan karakter yang diperlukannya untuk nantinya memerintah secara efektif. Ia menjadi orang kedua yang paling berkuasa di muka bumi. Jika ia memendam kepahitan, rasa tersinggung, sikap tidak mau mengampuni, dan kebencian pada kakaknya, mudah saja baginya menjalankan pembalasan dendam. Ketika kakaknya datang ke Mesir untuk mencari makanan pada saat kelaparan melanda seluruh dunia. Ia dapat menyiksa dan bahkan membunuh mereka. Akan tetapi, Yusuf justru berbuat sebaliknya. Ia memberi mereka gandum secara Cuma-Cuma dan tanah terbaik di Mesir bagi keluarganya. Hati Yusuf telah diteguhkan, dikuatkan, dan dimantapkan dengan karakter yang dewasa-karakter yang seperti Yesus Kristus. Karena ia memberkati kakak-kakaknya yang mengutukinya dan berbuat baik kepada mereka yang membencinya.
Mari kita perhatikan baik-baik penutup nasehat Petrus:
“Lawanlah dia dengan iman yang teguh, sebab kamu tahu, bahwa semua saudaramu di seluruh dunia menanggung penderitaan yang sama. Dan Allah, sumber segala kasih karunia, yang telah memanggil kamu dalam Kristus kepada kemuliaan-Nya yang kekal, akan melengkapi, meneguhkan, menguatkan dan mengokohkan kamu, sesudah kamu menderita seketika lamanya.” (1 Petrus 5:9-10)
Allah sumber segala kasih karunia....akan melengkapi, meneguhkan, menguatkan, dan mengokohkan kamu. Itu empat (4) kata yang sangat kuat dan menjanjikan bagi Anda dan saya.
1.      Melengkapi (menyempurnakan) “memulihkan atau melengkapi melalui perbaikan, penyesuaian, atau penisikan.”
2.      Meneguhkan “mengencangkan, mengarahkan ke tujuan tertentu dengan gigih, memperbaiki, meneguhkan, mendirikan dengan mantap.”
3.      Menguatkan “meneguhkan atau menguatkan dalam pengetahuan dan kekuasaan rohani.”
4.      Mengokohkan : meletakkan dasar untuk, benar-benar menegakkan sesuatu.”
Masing-masing kata itu menggambarkan apa yang Allah kerjakan di dalam diri Yusuf saat mempersiapkannya untuk memerintah. Ia diperbaiki dan ditisik, bukan lagi tukang mengadu atau berlagak atau tinggi hati. Ia menjadi sangat kuat, diangkat oleh anugerah Allah yang luar biasa ke tempat tujuan hidupnya. Ia menjadi kuat secara rohani sehingga ia memberkati dan tidak mengutuki kakak-kakaknya. Ketaatan yang tak kenal menyerah melalui situasi yang tampaknya tanpa pengharapan membentuk hikmat, keberanian, dan karakter yang tak dapat disangkal.
Mari jadilah Anda dan saya untuk mengikuti keteladanan Yusuf dan tentunya Yesus agar kita mampu mengarungi dunia yang  kejam ini dengan memiliki iman dan ketaatan yang tak kenal menyerah kepada Firman Tuhan.
Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar