“TUHAN
akan mengangkat engkau menjadi kepala dan bukan menjadi ekor, engkau akan tetap
naik dan bukan turun, apabila engkau mendengarkan perintah TUHAN, Allahmu, yang
kusampaikan pada hari ini kaulakukan dengan setia,” (Ulangan 28:13)
Tuhan
menginginkan kita menjadi orang-orang yang berpengaruh, menyadari bahwa Allah
memmanggil kita untuk menjadi kepala dan bukan ekor; berada di atas dan bukan
di bawah. Kita bukan hanya harus bangkit mengatasi keadaan yang berat dalam hidup
ini, namun kita juga harus lebih cemerlang daripada mereka yang tidak memiliki
perjanjian dengan Allah. Kita harus menjadi pemumpin di tengah dunia yang
tercekam kegelapan. Kepala menentukan arah, jalur, dan trend. Ekor mengikuti.
Kita harus menjadi pemimpin dalam segala hal kehidupan masyarakat kita, bukan
menjadi pengikut.
Jika
Anda seorang guru sekolah, maka melalui karunia anugerah Anda terus-menerus
mengemukakan cara yang segar, kreatif, dan inovatif untuk menyampaikan
pengetahuan dan hikmat kepada murid-murid Anda. Anda menegakkan standar yang
tinggi dan menginspirasi murid-murid Anda sehingga orang lain takjub.
Jika
Anda bekerja dalam bidang medis, maka melalui karunia anugerah Anda muncul
dengan cara-cara yang baru dan lebih efektif untuk mengobati sakit-penyakit.
Rekan Anda akan bertanya “Dari mana ia mendapatkan ide-ide yang inovatif
seperti itu?’
Sebagai
pengusaha, melalui karunia anugerah Allah Anda mengembangkan produk, dan teknik
penjualan yang inventif serta strategi pemasaran yang tajam sehingga Anda
mengungguli pesaing Anda. Anda dapat mencium produk yang bakal menguntungkan
dan yang tidak. Anda tahu kapan harus membeli dan kapan harus menjual; para
pengusaha lain menggaruk-garuk kepala mereka berusaha mencari tahu mengapa Anda begitu sukses.
Ini
bukan contoh yang terlalu tinggi dan tidak realistis. Ini contoh dari amanat
yang kita miliki. Kita masing-masing dipanggil ke dalam suatu sektor tertentu
dalam masyarakat, namun di mana pun kita berada kita harus memanifestasikan
keunggulan, kepemimpinan, dan keahlian. Bisnis kita seharusnya tumbuh
berkembang bahkan ketika yang lain bergumul. Komunitas kita seharusnya aman,
menyenangkan, dan makmur. Tempat kita seharusnya berkembang pesat. Musik kita
seharusnya segar dan orisinal-ditiru oleh musisi sekuler, bukan sebaliknya:
musik kristiani yang meniru mereka.
Seperti
Firman-Nya, “"Kamu adalah garam dunia. Kamu adalah terang dunia.
Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat
perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga."” (Matius
5:13a,14a,16). Kapan pun dan di mana pun orang percaya terlibat, seharusnya ada
kelimpahan kreativitas, produktivitas, ketenangan, kepekaan, dan kecerdasan.
Kita harus menjadi terang dan garam dunia di tengah kegelapan. Melalui anugerah
Allah yang luar biasa dalam hidup kita, kita seharusnya menjadikan diri kita
unggul di tengah masyarakat yang gelap.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar