Halaman

Kamis, 25 Juli 2013

MENJADI KEPALA DAN BUKAN EKOR.




“TUHAN akan mengangkat engkau menjadi kepala dan bukan menjadi ekor, engkau akan tetap naik dan bukan turun, apabila engkau mendengarkan perintah TUHAN, Allahmu, yang kusampaikan pada hari ini kaulakukan dengan setia,” (Ulangan 28:13)
Tuhan menginginkan kita menjadi orang-orang yang berpengaruh, menyadari bahwa Allah memmanggil kita untuk menjadi kepala dan bukan ekor; berada di atas dan bukan di bawah. Kita bukan hanya harus bangkit mengatasi keadaan yang berat dalam hidup ini, namun kita juga harus lebih cemerlang daripada mereka yang tidak memiliki perjanjian dengan Allah. Kita harus menjadi pemumpin di tengah dunia yang tercekam kegelapan. Kepala menentukan arah, jalur, dan trend. Ekor mengikuti. Kita harus menjadi pemimpin dalam segala hal kehidupan masyarakat kita, bukan menjadi pengikut.
Jika Anda seorang guru sekolah, maka melalui karunia anugerah Anda terus-menerus mengemukakan cara yang segar, kreatif, dan inovatif untuk menyampaikan pengetahuan dan hikmat kepada murid-murid Anda. Anda menegakkan standar yang tinggi dan menginspirasi murid-murid Anda sehingga orang lain takjub.
Jika Anda bekerja dalam bidang medis, maka melalui karunia anugerah Anda muncul dengan cara-cara yang baru dan lebih efektif untuk mengobati sakit-penyakit. Rekan Anda akan bertanya “Dari mana ia mendapatkan ide-ide yang inovatif seperti itu?’
Sebagai pengusaha, melalui karunia anugerah Allah Anda mengembangkan produk, dan teknik penjualan yang inventif serta strategi pemasaran yang tajam sehingga Anda mengungguli pesaing Anda. Anda dapat mencium produk yang bakal menguntungkan dan yang tidak. Anda tahu kapan harus membeli dan kapan harus menjual; para pengusaha lain menggaruk-garuk kepala mereka berusaha  mencari tahu mengapa Anda begitu sukses.
Ini bukan contoh yang terlalu tinggi dan tidak realistis. Ini contoh dari amanat yang kita miliki. Kita masing-masing dipanggil ke dalam suatu sektor tertentu dalam masyarakat, namun di mana pun kita berada kita harus memanifestasikan keunggulan, kepemimpinan, dan keahlian. Bisnis kita seharusnya tumbuh berkembang bahkan ketika yang lain bergumul. Komunitas kita seharusnya aman, menyenangkan, dan makmur. Tempat kita seharusnya berkembang pesat. Musik kita seharusnya segar dan orisinal-ditiru oleh musisi sekuler, bukan sebaliknya: musik kristiani yang meniru mereka.
Seperti Firman-Nya, “"Kamu adalah garam dunia. Kamu adalah terang dunia. Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga."” (Matius 5:13a,14a,16). Kapan pun dan di mana pun orang percaya terlibat, seharusnya ada kelimpahan kreativitas, produktivitas, ketenangan, kepekaan, dan kecerdasan. Kita harus menjadi terang dan garam dunia di tengah kegelapan. Melalui anugerah Allah yang luar biasa dalam hidup kita, kita seharusnya menjadikan diri kita unggul di tengah masyarakat yang gelap.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar