“Barzilai
itu sudah sangat tua, delapan puluh tahun umurnya. Ia menyediakan makanan bagi
raja selama ia tinggal di Mahanaim, sebab ia seorang yang sangat kaya.” (2
Samuel 19:32)
Umumnya
masa menjadi tua adalah masa yang sangat ditakuti oleh banyak orang. Mengapa?
Karena masa itu dilihat sebagai masa di mana kita kehilangan “guna” bagi siapa
saja dan untuk siapa saja. Banyangan tentang daya ingat bahkan kekuatan yang
hilang, tidak dibutuhkan, diabaikan, kesepian serta banyak hal lainnya,
seringkali membuat orang memandang masa tua sebagai “masa suram”. Ketika masa
itu tiba kita hanya akan menjadi orang pasif.
Akan
tetapi, bayangan tersebut sama sekali tidak terbukti pada “pak tua” Barzilai.
Memang fungsi-fungsi fisiknya melemah “Sekarang ini aku telah berumur delapan
puluh tahun; masakan aku masih dapat membedakan antara yang baik dan yang tidak
baik? Atau masih dapatkah hambamu ini merasai apa yang hamba makan atau apa
yang hamba minum? Atau masih dapatkah aku mendengarkan suara penyanyi laki-laki
dan penyanyi perempuan? Apa gunanya hambamu ini lagi menjadi beban bagi tuanku
raja?”(2 Samuel 19:35), namun ia justru sangat “aktif dan berguna” di usianya
yang ke-80 tahun. Ia memberi teladan kesetian dan kemurahan dengan berinisiatif
menyediakan kebutuhan raja pilihan Tuhan, beserta segenap rakyat yang
mengikutinya dalam pengungsian “Ketika Daud tiba di Mahanaim, maka Sobi bin
Nahas, dari Raba, kota bani Amon, dan Makhir bin Amiel, dari Lodebar, dan
Barzilai, orang Gilead, dari Rogelim, membawa tempat tidur, pasu, periuk
belanga, juga gandum, jelai, tepung, bertih gandum, kacang babi, kacang merah
besar, kacang merah kecil, madu, dadih, kambing domba dan keju lembu bagi Daud
dan bagi rakyat yang bersama-sama dengan dia, untuk dimakan, sebab kata mereka:
"Rakyat ini tentu telah menjadi lapar, lelah dan haus di padang gurun.”(2
Samuel 17:27-29). Tercatat sebagai orang yang sangat kaya, tampaknya Barzilai
adalah seorang pekerja yang luar biasa “Barzilai itu sudah sangat tua, delapan
puluh tahun umurnya. Ia menyediakan makanan bagi raja selama ia tinggal di
Mahanaim, sebab ia seorang yang sangat kaya.”(2 Samuel 19:32). Sampai-sampai,
ketika situasi negeri membaik, raja Daud berniat mengajaknya ikut ke istana
“Berkatalah raja kepada Barzilai: "Ikutlah aku, aku akan memelihara engkau
di tempatku di Yerusalem."”(2 Samuel 19:33). Tawaran bagi seorang
terpandang seperti Barzilai tentu bukan tawaran yang sembarangan. Namun
lagi-lagi Barzilai menunjukkan sikap teladan, memberi kesempatan bagi generasi
yang lebih muda untuk berkarya di samping raja “Biarkanlah hambamu ini pulang,
sehingga aku dapat mati di kotaku sendiri, dekat kubur ayahku dan ibuku. Tetapi
inilah hambamu Kimham, ia boleh ikut dengan tuanku raja; perbuatlah kepadanya
apa yang tuanku pandang baik."(2 Samuel 19:37).
Jika
Tuhan masih menempatkan mereka di tengah kita, tidakkah ada yang dia ingin kita
pelajari dari mereka? Jika Anda adalah pembaca yang sudah berumur lanjut,
kiranya Tuhan memampukan Anda seperti Barzilai, memakai kekayaan usianya untuk
memberi kontribusi yang berarti bagi zaman ini.
Makin
tua makin jadi, makin panjang usia makin besar kesempatan hidup berarti.
Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar