“Sadarlah
dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa
yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya.” (1 Petrus 5:8)
Iblis
dapat menelan mereka yang sombong dan terbebani oleh kekhawatiran, namun mangsa
yang paling empuk adalah orang percaya yang sedang mabuk. Apakah Petrus mengacu
pada kecanduan alkohol? Bisa jadi, namun lebih dari itu ia mengacu pada orang
percaya yang mabuk akan anggur dunia.
Menjelang
akhir Kitab Wahyu, Yohanes menggambarkan hukuman yang menimpa pelacur besar.
Babel, seorang malaikat berkata kepadanya:
“Lalu
datanglah seorang dari ketujuh malaikat, yang membawa ketujuh cawan itu dan
berkata kepadaku: "Mari ke sini, aku akan menunjukkan kepadamu putusan
atas pelacur besar, yang duduk di tempat yang banyak airnya. Dengan dia
raja-raja di bumi telah berbuat cabul, dan penghuni-penghuni bumi telah mabuk
oleh anggur percabulannya."(Wahyu 7:1-2)
Ada
berbagai pandangan tentang siapa yang dilambangkan sebagai pelacur besar ini.
Ada yang mengatakan kota kuno Babel, dan ada yang percaya bahwa itu kota Roma
atau Kerajaan Romawi. Saya percaya “pelacur besar” itu adalah sistem “keuangan
dunia” ini. Salah satu alasan kepercayaan saya adalah nama misterius yang
tertulis pada dahinya, “Dan pada dahinya tertulis suatu nama, suatu rahasia:
"Babel besar, ibu dari wanita-wanita pelacur dan dari kekejian
bumi."(Wahyu 17:5). Saya tidak percaya bahwa Babel, Roma, atau Kerjaan
Romawi adalah ibu dari semua percabulan dan kekejian di muka bumi. Namun Kitab
Suci menegaskan pada kita bahwa, “Karena akar segala kejahatan ialah cinta
uang. Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan
menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka.” (i Timotius 6: 10) dan kita dapat
dengan mudah mengganti kata kejahatan dengan percabulandan kekejian, dan tetap
mempertahankan makna sebenarnyaayat itu. Maksudnya ialah, cara yang digunakan
sistem dunia ini sangat memikat panca indera sehingga dapat memabukkan.
Perhatikanlah perkataan Yohane dalam perikop di Kitab Wahyu tadi,
“penghuni-penghuni bumi telah mabuk oleh anggur percabulannya." Jika
seseorang mabuk oleh anggur kekhawatiran, kekayaan, dan kesenangan dunia, ia
dapat mudah diseret menjauh dari keintiman dengan Roh Kudus. Keadaan seperti
itu sangat menyesatkan karena orang percaya bisa saja tampak saleh, namun
sebenarnya mabuk oleh keinginan dunia saat ini. Saat ketajaman rohaninya
menjadi tumpul, ia akan menjadi sasaran empuk pencurian, penyesatan,
pemghancuran, dan bahkan pembunuhan oleh musuh.
Bagaimana
kita menjaga diri agar tidak terjatuh ke dalam kebodohan itu dan tetap
berpikiran sehat dan sadar? Jawabannya adalah dengan terus makan dan minum di
dalam Tuhan, yang sungguh-sungguh mendatangkan kepuasaan, “Dan janganlah kamu
mabuk oleh anggur, karena anggur menimbulkan hawa nafsu, tetapi hendaklah kamu
penuh dengan Roh,”(Efesus 5:18) menurut saya, ia bukan hanya berbicara tentang
anggur saja, tetapi tentang apa sajayang dapat memabukkan kita dan mengalihkan
fokus kita dari jalan-jalan Allah. Itu bisa saja berupa perhatian yang
berlebihan terhadap “ bisnis, lawan jenis, olah raga atau hobi tertentu,
jejaring sosial (Facebook dan Twitter), daftarnya tak ada habisnya.
Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar