Halaman

Kamis, 04 Juli 2013

MENGGERUTU: PENGHENTI PEMBARUAN





“Hai saudara-saudaraku yang kekasih, kamu senantiasa taat; karena itu tetaplah kerjakan keselamatanmu dengan takut dan gentar, bukan saja seperti waktu aku masih hadir, tetapi terlebih pula sekarang waktu aku tidak hadir, karena Allahlah yang mengerjakan di dalam kamu baik kemauan maupun pekerjaan menurut kerelaan-Nya. Lakukanlah segala sesuatu dengan tidak bersungut-sungut dan berbantah-bantahan,”(Filipi 2:12-14)
Menggerutu adalah pembunuh. Hal ini akan menghentikan kehidupan Allah di dalam diri Anda lebih cepat daripada segala sesuatu lainnya! Secara tidak langsung, menggerutu mengkomunikasikan kepada Tuhan seperti,”Saya tidak suka dengan apa yang Engkau lakukan dalam hidupku. Dan jika saya adalah Engkau, saya akan melakukan dengan cara yang berbeda.” Menggerutu merupakan manifestasi pemberontakan terhadap otoritas Allah. Sungguh suatu sikap yang tidak menghormati! Allah membencinya! Yusuf takut akan Allah, dan dia tak pernah mengeluh.
 Dengan tegas Allah memperingatkan kita untuk tidak membiarkan keluhan berakar kuat di dalam hati kita. Serangannya yang gencar akan membuat kita tidak berdaya. Takut akan Tuhan adalah suatu kekuatan di dalam diri kita yg akan akan membuat sang pembunuh itu keluar. Kitab Amsal menegaskan “Takut akan TUHAN adalah sumber kehidupan sehingga orang terhindar dari jerat maut.”(Amsal 14:27)
Yusuf hidup di padang gurun rohani selama lebih dari 12 tahun. Segalanya tidak bersahabat dengan dia. Tidak ada yg menguatkan dan menghibur dia. Tetapi, ada sebuah sumber yg ada di dalam dirinya. Sumber ini memampukan Yusuf untuk mentaati Allah. Sumber ini adalah takut akan Allah.
Dia dapat menghindari perangkap kebencian, pemberontakan, keirihatian, kemarahan, dendam, dan perzinahan melalui sumber mata air yg memberi kehidupan. Yusuf bijaksana di dalam perilakunya karena dia takut akan Allah, “Takut akan TUHAN adalah didikan yang mendatangkan hikmat, dan kerendahan hati mendahului kehormatan.”(Amsal 15:33). Mereka yang takut akan Allah adalah bijaksana.
Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar